Bukanlah gunung yang kita taklukkan, melainkan diri sendiri— Dietrich Bonhoeffer
Manusia merupakan makhluk Tuhan yang unik dimana setiap manusia tentunya dilahirkan dengan kepribadian yang berbeda. Entah kepribadian tersebut langsung melekat pada dirinya yang berasal dari faktor personal (internal) maupun faktor situasional (Eksternal).
Ungkapan don’t judge a book by its cover, memang dapat dikatakan benar. Kebanyakan di antara kita akan menilai kepribadian orang seperti apa dari kesan pertama saat mereka bertemu. Namun penilaian kita kadang salah seiring berjalannya waktu.
Cara paling efektif dan positif dalam berperilaku dan bekomunikasi, menunjukan karakteristik kepribadian kita seperti apa. Penulis buku asal Jerman, Dietrich Bonhoeffer mengungkapkan bahwa, bukan gunung yang kita taklukkan, melainkan diri sendiri.
Kebanyakan orang mampu menyelesaikan berbagai tanggung jawabnya dan mampu menghadapi segala cobaan yang menerpa. Tapi, kadang ia belum bisa menakhlukkan bahkan mengenali dirinya sendiri.
Kita bisa saja menyembunyikan kepribadian asli kita dari impresi yang kita lakukan. Namun hal itu tidak menutup kemungkinan semakin orang lain mengenal Anda, maka akan mengetahui bagaimana diri Anda dari sikap, perilaku, suara, kata-kata, bahasa tubuh yang anda tunjukan saat berinteraksi dengan orang lain di berbagai situasi.
Tanpa kita sadari, kepribadian buruk tidak sepenuhnya ada dalam diri setiap orang. Sebab kita perlu memperhatikan faktor internal dan eksternal di sekitarnya. Lingkungan keluarga juga menjadi faktor yang mempengaruhi pembentukan kepribadian diri seseorang.
Keluarga yang mengajarkan ketegasan, kejujuran, kemandirian, pengapresiasian terhadap pencapaian yang didapat, akan menjadi pondasi kedepannya seorang akan memiliki kepribadian seperti apa.
Tak hanya sampai di situ apabila hal baik sudah dipondasi dari awal oleh keluarga terhadap anak, namun dalam kurun waktu tertentu mengalami masalah bahkan kehancuran hal itu juga akan berdampak pada perubahan kepribadian dalam diri anak tersebut.
Karena tidak dapat dipungkiri Nabs, kepribadian sejatinya ada yang bersifat dinamis dan statis. Manusia memiliki keunikan dalam segala sisinya, termasuk kepribadiannya. Kita tidak bisa menilai orang buruk dari penampilannya saja, kenali dia terlebih dahulu baru kita akan tau orang itu seperti apa.
Belajarlah menilai dari berbagai sudut pandang. Karena seperti halnya bangunan, manusia memiliki sisi menarik di setiap sudut pandang yang berbeda apabila kita mau menelisiknya.