Mengapa Bangsa India Terkenal Jenius? sebuah catatan kritis Angela Saini.
“OH! Menarik sekali judul buku ini!”
Demikian seru bibir saya. Beberapa hari yang lalu. Ya, bibir saya berseru demikian ketika membuka sebuah website Kuwait. Ya, sebuah website Kuwait, bukan website India. Nah, di website tersebut terdapat paparan ringkas tentang sebuah buku dengan judul sangat menarik, Ummah min al-‘Abâqirah (Bangsa yang Terdiri dari Para Jenius).
Ternyata, buku itu merupakan buku terjemahan dari sebuah buku berjudul Geek Nation: The Rise of Indian Science yang ditulis oleh Angela Saini, seorang jurnalis sains, penyiar, dan penulis buku asal Inggris berdarah India.
Segera, saya pun melakukan perburuan. Tentu, bukan untuk memburu jurnalis cantik yang lahir pada 28 Oktober 1980 itu. Namun, untuk menguak “jati diri” penulis buku dengan judul menarik itu.
Saini, ternyata, pernah bekerja sebagai reporter dan presenter di BBC. Berkenaan dengan kisahnya mengapa ia menulis buku itu, dalam wawancara dengan FastCompany, ia menuturkan, “Besar di London, sulit untuk tidak memperhatikan bahwa hampir semua sekolah di London memiliki minimal satu anak India yang kutu buku. Dan ya, saya adalah anak India yang kutu buku itu di kelas saya. Ayah saya kutu buku, banyak sepupu saya yang kutu buku, dan secara umum, India terkenal dengan para dokter, profesor universitas, dan insinyur yang bekerja di seluruh dunia. Meski India belum menjadi pemimpin dunia dalam sains dan teknologi, negara ini memiliki budaya yang sangat mendukung bidang-bidang tersebut, melebihi apapun. Jadi, “Geek Nation” adalah perjalanan saya untuk mencari tahu mengapa demikian. Juga, ke mana ambisi tersebut membawa India.”
Angela Saini juga menulis untuk berbagai publikasi ternama, seperti The Guardian, New Scientist, dan Wired UK. Selain itu, ia juga telah memproduksi dan mempresentasikan beberapa dokumenter radio dan televisi. Termasuk dokumenter BBC Radio 4 tentang biofuel dan dokumenter BBC World Service tentang dampak perubahan iklim pada pertanian India.
Selain itu, lewat karya-karya tulis yang disajikan Angela Saini, ia telah menerima sederet penghargaan. Antara lain: Prix CIRCOM untuk investigasinya tentang universitas palsu (2008), Penghargaan European Young Science Writer of the Year (2009), Penghargaan Association of British Science Writers untuk item berita terbaik yang diterbitkan pada tahun 2011 (2012), Penghargaan Emas American Association for the Advancement of Science (2015), dan Finalis Penghargaan George Orwell untuk Penulisan Politik untuk bukunya The Patriarchs: The Origins of Inequality (2023).
Memukau Dunia Selama Berabad-Abad
Nah, dalam buku yang terbit pada 2011 itu, Angela Saini mengemukakan, India, negeri dengan sejarah panjang dan budaya yang kaya, kini kian dikenal sebagai “Geek Nation”. “Geek Nation”, apa itu?
Yaitu, sebuah bangsa dan kekuatan baru dalam dunia sains dan teknologi. Hal ini tak lepas dari peran para ilmuwan, insinyur, dan peneliti muda India yang telah menunjukkan kecerdasan dan dedikasi luar biasa mereka. Terpikat dengan fenomena tersebut, Saini kemudian menelusuri akar sejarah sains di India, meneliti faktor-faktor yang mendorong kemajuannya yang pesat, dan menganalisis dampaknya pada masyarakat dan dunia.
Di sisi lain, buku ini juga menandai titik balik dalam karier Angela Saini: buku mengantarkannya ke puncak popularitas sebagai penulis sains. Geek Nation menceritakan perjalanannya ke India, meneliti bagaimana scientific temper (semangat ilmiah) berkembang di sana. Juga, bagaimana sains dimanfaatkan untuk membantu masyarakat India. Saini membawa pembacanya menyelami dunia sains dan teknologi India dengan cara yang menarik dan inspiratif.
Angela Saini menelusuri jejak sejarah sains di India jauh sebelum era kolonialisme Inggris. Ia menunjukkan, tradisi ilmiah dan intelektual di India telah berkembang selama berabad-abad, dengan kontribusi signifikan dalam bidang matematika, astronomi, dan kedokteran. “Sains dan matematika India kuno telah memukau dunia selama berabad-abad,” tulis Saini dalam bukunya tersebut. “Para matematikawan Indialah yang mengembangkan sistem angka desimal dan konsep nol yang merupakan fondasi penting bagi kemajuan ilmiah selanjutnya.”
Namun, Angela Saini juga mengakui bahwa kolonialisme Inggris membawa dampak negatif pada perkembangan sains di India. Sistem pendidikan kolonial lebih fokus pada bahasa dan budaya Inggris, mengabaikan tradisi ilmiah lokal. “Kolonialisme Inggris secara signifikan menghambat kemajuan sains di India,” tulis Saini. “Sistem pendidikan mereka dirancang untuk menghasilkan birokrat dan administrator. Bukan ilmuwan dan insinyur.”
Meski demikian, Angela Saini menunjukkan bahwa semangat ilmiah di India tak pernah padam. Sejak meraih kemerdekaan, India telah berinvestasi besar dalam pendidikan dan penelitian ilmiah, membuka peluang bagi para ilmuwan India untuk berkontribusi di kancah global. “India telah mengalami kebangkitan ilmiah yang luar biasa dalam beberapa dekade terakhir,” papar Saini. “Hal ini didorong oleh investasi pemerintah yang besar dalam pendidikan dan penelitian, serta semangat kewirausahaan yang kuat di kalangan generasi muda.”
Kini, faktor-faktor pendorong apakah yang membuat terjadinya kemajuan sains di India?
Menurut Angela Saini, ada beberapa faktor utama yang mendorong kemajuan sains di India. Pertama, pendidikan. Meningkatnya akses pendidikan sains dan teknologi, terutama bagi kaum perempuan dan kelompok marginal, telah melahirkan generasi baru ilmuwan yang kompeten. Saini mencontohkan kisah Mangala Devi, seorang ilmuwan roket India yang berasal dari keluarga miskin. “Kisah Mangala Devi adalah bukti bahwa pendidikan sains dan teknologi dapat membuka peluang bagi orang-orang dari semua latar belakang,” tulis pemenang Prix Jean d’Arc pada 2018 ini.
Kedua, investasi pemerintah. Pemerintah India telah meningkatkan investasi dalam penelitian dan pengembangan ilmiah, menyediakan infrastruktur dan pendanaan yang dibutuhkan para ilmuwan. “Pemerintah India telah memainkan peran penting dalam mendorong kemajuan sains di negara ini,” kata Saini. “Investasi mereka dalam penelitian dan pengembangan telah menghasilkan banyak penemuan dan inovasi penting.”
Ketiga, diaspora India. Para ilmuwan India yang bekerja di luar negeri telah berkontribusi signifikan dalam kemajuan sains di India melalui kolaborasi dan transfer pengetahuan. Saini mencontohkan kontribusi Venkatraman Ramakrishnan, seorang ilmuwan biologi struktural India-Amerika yang memenangkan Hadiah Nobel Kimia 2009. “Penelitian Ramakrishnan telah memberikan kontribusi penting bagi pemahaman kita tentang ribosom, mesin sel yang membuat protein,” tulis Saini.
Keempat, budaya inovasi. Semangat wirausaha dan inovasi yang berkembang di India telah mendorong pengembangan teknologi baru dan solusi inovatif. Saini mencontohkan Flipkart, perusahaan e-commerce India yang didirikan oleh dua pengusaha muda. “Flipkart telah merevolusi cara orang berbelanja di India dan telah menjadi model bagi banyak perusahaan rintisan teknologi lainnya,” tulis pemenang The Marsh Award for Science Writing pada 2018 ini.
Dampak Kemajuan Sains dan Teknologi di India
Terbukti, kemajuan sains di India membawa dampak positif bagi masyarakat. Contoh, perkembangan di bidang kesehatan, teknologi informasi, dan agrikultur telah meningkatkan kualitas hidup masyarakat India. Saini mencontohkan pengembangan vaksin polio yang murah dan efektif di India. “Vaksin ini telah membantu menyelamatkan jutaan nyawa anak-anak di India dan telah menjadi contoh penting dari bagaimana sains dapat digunakan untuk mengatasi masalah kesehatan masyarakat,” kata Saini.
Demikian halnya, sains dan teknologi telah menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi India, menciptakan lapangan kerja, dan meningkatkan daya saing global. Saini mencontohkan industri teknologi informasi India yang berkembang pesat. “Industri TI India telah menjadi salah satu sektor ekonomi yang paling dinamis,” tulis lebih lanjut Saini.
Selain itu, kemajuan sains di India telah meningkatkan reputasi dan pengaruh global negara tersebut. Saini mencontohkan keterlibatan India dalam misi Mars Orbiter Mission dan Chandrayaan-1. “Misi-misi ini telah menunjukkan kemampuan ilmiah dan teknologi India kepada dunia dan telah meningkatkan reputasi negara di kancah global,” tulis Saini.
Namun, penulis sebuah buku lain berjudul Superior: The Return of Race Science ini juga mengingatkan bahwa kemajuan sains tak lepas dari tantangannya. Antara lain, akses terhadap manfaat sains dan teknologi masih belum merata, menimbulkan kesenjangan sosial dan ekonomi. Saini mencontohkan kesenjangan digital di India, di mana banyak orang di pedesaan masih belum memiliki akses internet. “Kesenjangan digital ini dapat memperburuk ketidaksetaraan yang sudah ada di India,” tulis Saini.
Selain itu, penggunaan teknologi yang tidak berkelanjutan dapat membawa dampak negatif terhadap lingkungan. Saini mencontohkan polusi udara di India, yang sebagian besar disebabkan oleh emisi dari kendaraan bermotor dan industri. “Polusi udara adalah masalah kesehatan masyarakat yang serius di India dan merupakan konsekuensi dari pembangunan yang tidak berkelanjutan,” tulis pemenang The Wellcome Book Prize pada 2019 ini.
Tidak hanya itu. Sains dan teknologi harus digunakan secara bertanggung jawab dan etis, dengan mempertimbangkan nilai-nilai kemanusiaan dan lingkungan. Saini mencontohkan kontroversi seputar rekayasa genetik dan penelitian sel punca di India. “Penting untuk memastikan bahwa penelitian ilmiah dilakukan dengan cara yang bertanggung jawab dan etis, dengan mempertimbangkan potensi risikonya,” tulis Saini.
Angela Saini menyimpulkan, India memang memiliki potensi besar untuk menjadi pemimpin global dalam sains dan teknologi. Namun, kemajuan ini harus diiringi dengan kritik yang konstruktif dan kesadaran akan kompleksitas yang ada. “India memiliki semua bahan untuk menjadi kekuatan sains dan teknologi global utama,” tulis Saini dalam bukunya tersebut. “Namun, penting untuk memastikan bahwa kemajuan ini bermanfaat bagi semua orang dan tidak memperburuk ketidaksetaraan dan masalah lingkungan.”
Angela Saini mengajak kita untuk meneliti lebih dalam faktor-faktor yang mendorong kemajuan sains di India. Termasuk peran pendidikan, investasi pemerintah, diaspora India, dan budaya inovasi. Di sisi lain, Saini juga mengingatkan kita untuk kritis terhadap dampak kemajuan sains, seperti kesenjangan sosial, dampak lingkungan, dan etika penelitian.
“Geek Nation” bukan hanya sebuah kisah sukses. Namun, juga sebuah cerminan yang mendorong kita untuk merenungkan masa depan sains dan teknologi di India dan dunia. Termasuk di Indonesia, lo!@ru