Festival kesenian dan kebudayaan Cilacap (Festacap) merupakan upaya Mahasiswa Cilacap di seluruh Indonesia dalam melestarikan dan menjaga kebudayaan lokal Cilacap.
Pada era modernisasi ini, perkembangan dan kemajuan teknologi mengalami perkembangan yang terus meningkat dengan menampilkan fitur – fitur terbaru. Tak ayal, penggunaan gadget hampir merata di semua usia.
Namun, disadari atau tidak, perkembangan teknologi yang terus meningkat, akan menggerus tradisi budaya masyarakat. Terutama budaya lokal asal daerah setempat. Lalu dengan adanya teknologi yang lebih mengedepankan peranan dan kebutuhan masyarakat saat ini, apakah tingkat apresiasi terhadap kebudayaan lokal akan berbanding terbalik dengan kebudayaan modern saat ini?
Tentu saja akan berdampak dan mengubah tingkat apresiasi terhadap budaya. Masyarakat Indonesia kini lebih mengedepankan dan membanggakan kebudayaan modern yang kualitas serta kuantitasnya belum tentu akan bertahan sampai puluhan tahun hingga ratusan tahun lamanya apalagi menilai sisi historisnya.
Justru kebudayaan lokal memiliki nilai sisi historisnya yang jauh lebih bermakna terhadap pola perilaku kehidupan masyarakat dibandingkan kebudayaan modern. Sebab dalam suatu daerah pastinya memiliki tradisi kesenian dan kebudayaan lokal yang sudah dilestarikan secara turun – menurun oleh masyarakat tertentu.
Nabs, di daerah Cilacap, Provinsi Jawa Tengah paling selatan Pulau Jawa, berbatasan Provinsi Jawa Barat dan Pulau Nusakambangan — yang terkenal dengan Alcatraz versi Indonesia-nya — terdapat beraneka ragam kebudayaan lokal di tiap – tiap kecamatan.
Kebetadaan budaya itu masih dilestarikan masyarakat setempat hingga saat ini. Bagi masyarakat, budaya ini memiliki arti tersendiri. Dengan banyaknya tradisi dan kebudayaan lokal Cilacap mengundang perhatian bagi para pemuda – pemudi yang tinggal di wilayah Cilacap dengan berbagai latar belakang yang berbeda – beda untuk mengembangkan kebudayaan lokal yang sudah tergerus oleh perkembangan zaman.
Pemuda – pemudi Cilacap ini tergabung dalam Persatuan Mahasiswa Cilacap seluruh Indonesia yang memiliki visi dan misi sama untuk melestarikan dan menjaga kebudayaan lokal Cilacap dengan mengadakan suatu event festival yang diadakan setiap tahunnya bernama Festacap.
Akronim Festacap adalah Festival Kesenian dan Kebudayaan Cilacap, dimana Festacap telah dilaksanakan secara 5 tahun berturut – turut dari tahun 2016 hingga 2020 ini.
Terdapat tagline khusus yang diberikan para pemuda Festacap dalam festival ini: “Nguri Uri Ora” yang artinya: melestarikan atau tidak! Ini sebagai bentuk ajakan pada kaum milenial untuk ikut serta melestarikan budaya lokal Cilacap.
Banyak sekali kebudayaan lokal Cilacap yang dilestarikan pemuda – pemudi Festacap yang dikemas dalam bentuk konten masa kini supaya masyarakat Cilacap khususnya generasi muda memahami dan mengerti kebudayaan yang dimiliki daerah tempat tinggalnya sendiri.
Salah satu konten yang dikemas dengan teknologi masa kini yaitu “Paramasastra”, Apa itu Paramasastra?
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), paramasastra – pa-ra-ma-sas-tra n tata bahasa. paramasastra : (S) 1 kw.ak : Kawruh Luhur (Linuwih); 2 kn. wewaton bab panulis sarta tataning tetembungan ing basa.
Paramasastra berasal dari dua kata yaitu parama dan sastra. Loro-lorone tembung iki kasilih saka basa Sangskreta. tembung parama iku tegese sing dhuwur dhewe, kamangka sastra iku tegese ngelmu, kitab suci, buku, kawruh utawa sembarang tulisan utawa aksara.
Paramasastra merupakan kajian listerasi digital dengan mengangkat dan membahas kebudayaan – kebudayaan apa saja yang dimiliki oleh setiap kecamatan di Kabupaten Cilacap.
Selain paramasastra, terdapat juga kreasi desa tiap kecamatan, turnamen Mobile Legends, Festival Accoustic, dan sendratasik yang merupakan perpaduan antara seni, drama, tari, dan musik yang ditayangkan secara live streaming di channel youtube Festival Kesenian dan Kebudayaan Cilacap.
Festacap pada tahun ini memang diselenggarakan secara berbeda dari pada tahun – tahun sebelumnya yang dilakukan secara langsung di Alun – Alun Cilacap dengan mendirikan panggung selama 3 hari berturut – turut dan penyelenggaraannya menjadi satu rangkaian peringatan HUT RI di Kabupaten Cilacap.
Namun, untuk tahun 2020 ini penyelenggaraannya secara virtual memberikan kesan dan pengalaman tersendiri khususnya bagi panitia dan masyarakat Cilacap karena jarang sekali sebuah event festival besar yang diselenggarakan secara virtual baik itu melalui sosial media, akun youtube, dan channel tv lokal Cilacap.
Maka dari itu, dengan hadirnya Festacap yang di gagas oleh persatuan mahasiswa seluruh Indonesia di Kabupaten Cilacap mengubah pandangan stigma masyarakat luar Cilacap yang berasal dari daerah lain bahwa Cilacap itu tidak hanya cerita historiografi mengenai ratu pantai selatan atau pulau penjara Nusakambangan saja.
Tapi punya kesenian dan budaya yang tidak kalah indahnya dengan daerah lain. Dan ini menjadi dorongan para pemuda – pemudi lokal serta masyarakat untuk saling menjaga kesenian dan kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat asli Cilacap sendiri, supaya tidak punah keberadaannya di masa yang akan datang.
Rizal Djati Dwisepta merupakan
Kepala Departemen Infokom HMD Ilmu Sejarah UNAIR Tahun 2020.