Penerapaan program Kampung Tangguh Semeru di wilayah Jawa Timur kian dimasifkan Gubernur Jatim. Khofifah Indar Parawansa menyebut, saat ini total ada 1.559 Kampung Tangguh Semeru di wilayah Jawa Timur.
Secara sederhana Kampung Tangguh merupakan konsep penanggulangan virus coronadi suatu desa atau kampung, dengan melibatkan kolaborasi antar warga, pemerintah, dan akademisi.
Di Kampung Tangguh, warga saling mengingatkan untuk tidak berkerumun. Di setiap sudut jalan atau jarak tiga rumah ada westafel plus sabun cuci tangan. Ada lumbung pangan, divisi kesehatan, hingga divisi pemakaman untuk membantu tim medis kalau kekurangan petugas.
Struktur personil Satuan Tugas Kampung Tangguh ini melibatkan semua elemen warga mulai pengurus RT, Karang Taruna bahkan unsur lanjut usia, yang bertugas dalam Satgas.
Operasional Satgas ini juga dilengkapi Posko yang buka 24 jam, untuk menunjang kinerja Satgas juga dilengkapi peralatan protokol kesehatan,
Kampung Tangguh adalah pilot project kolaboratif antara Pemerintah Provinsi Jawa Timur bersama Forkopimda yakni Polda Jatim dan Kodam V/Brawijaya.
Pembentukannya memang diprioritaskan pada kampung atau desa yang angka penyebaran Covid-19 baik pasien positif, PDP (Pasien Dalam Pengawasan) dan ODP (Orang Dalam Pemantauan) masih cukup tinggi.
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawangsa menegaskan, dalam menerapkan Kampung Tangguh dilakukan pembagian peran yang saling menguatkan antara Pemprov Jatim bersama Forkopimda. Namun, kata dia, kuncinya adalah bottom up participation atau partisipasi dari bawah atau masyarakat pada pemerintah.
“Dengan adanya Kampung Tangguh di tingkat RT, RW, Desa atau Kelurahan, hingga Kecamatan, serta ditambah dengan Pesantren Tangguh dan Industri Tangguh, maka akan menjadi kekuatan dalam menjaga ketahanan nasional,” ungkap Khofifah.
Penanggulangan virus corona tak lepas dari konsep pastisipasi dan kepedulian masyarakat. Sehingga dengan keberagaman suku, agama, dan bahasa dapat menjadi bagian perekat membangun ketahanan nasional secara substansif.
Khofifah menegaskan, dalam kurun jangka pendek, Kampung Tangguh memang fokus pada percepatan penanganan Covid-19 di Jatim. Ke depan, dalam waktu jangka panjang akan menjadi pondasi tujuan strategis dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.
Penggagas Kampung Tangguh sendiri adalah Mangku Purnomo SP MSi PhD. Dia adalah anggota Tim Satgas Covid-19 Universitas Brawijaya, Malang.
Awalnya Mangku yang didapuk meracik hand sanitizer untuk Universitas Brawijaya (UB) itu merasa prihatin dengan merebaknya virus corona dan permasalahannya yang ikut meluas.
Pandemi Covid-19 yang sulit diprediksi kapan berakhir itu membuat pemerintah dan aparat memiliki keterbatasan dalam mengatasi permasalahan yang ada. Hal inilah yang melatarbelakangi bahwa harus ada upaya gotong royong hingga level kampung atau grass root.
“Atas dasar itulah saya dan Kol (Inf) Zainuddin Komandan Korem 083 Baladika Jaya membuat kerangka konseptual dibantu oleh para ahli UB bidang kedokteran, kesehatan masyarakat, ketahanan pangan, ekonomi, politik juga hukum, dan pertahanan keamanan,” jelas Mangku Purnomo seperti dikutip dari Kompas.id
Keberadaan Kampung Tangguh memang diharapkan bisa memutus rantai penyebaran virus corona di Jawa Timur. Sebagai daerah dengan jumlah kasus positif corona yang tinggi, Jawa Timur memang harus berbenah. Karena itu, sinergi semua pihak memegang peranan yang sangat penting.