Porang adalah tanaman yang menghasilkan umbi yang bisa dikonsumsi. Selain sebagai sumber pangan, tanaman unik ini juga bisa dimanfaatkan sebagai bahan baku untuk industri tekstil, kimi dan farmasi.
Porang yang punya nama latin Amorphophallus Oncophyllus merupakan tanaman yang masuk kategori umbi-umbian. Secara umum, porang juga dikenal dengan nama bunga bangkai karena bau bunganya yang tidak sedap.
Di beberapa daerah, tanaman ini dikenal dengan nama iles-iles, acung atau acoan. Tanaman porang merupakan tanaman asli Indonesia dan sudah sejak lama dikenal dan dimanfaatkan oleh masyarakat.
Meskipun sudah lama dikenal dan dimanfaatkan, namun aspek budidaya tanaman tersebut sebenarnya tak terlalu berkembang. Kebanyakan masyarakat hanya mengambil dari pertanaman yang tumbuh liar di bawah tegakan pohon atau di sekitar hutan, dan menjualnya dalam bentuk umbi basah.
Padahal, di balik penampakan fisiknya yang kurang enak dipandang, porang menyimpan berbagai manfaat besar. Ia jadi salah satu komoditi pertanian Indonesia yang laris di pasar Asia dan Eropa.
Tanaman porang pada beberapa tahun terakhir ini menjadi populer karena mudah dibudidayakan. Tak sampai disitu saja, Nabs. Porang juga mempunyai produktivitas yang tinggi, tak mudah diserang hama, dan mempunyai nilai ekonomi yang cukup tinggi.
Faktor-faktor itulah yang membuat porang mulai dipilih oleh para petani di beberapa daerah tanah air untuk dibudidayakan. Mudah menanamnya, tinggi harganya. Menggiurkan bukan?
Kandungan Glukomanna dalam Porang
Tanaman satu ini mengadung berbagai zat yang baik nan bermanfaat. Salah satu kandungan penting dalam tanaman ini adalah glukomannan. Glukomannan pada porang biasa dimanfaatkan dalam industri pangan, kimia, dan farmasi.
Menurut Litbang Kementerian Pertanian, glukomannan pada porang dapat dimanfaatkan pada berbagai industri pangan antara lain untuk produk makanan, seperti konnyaku, shirataki (berbentuk mie).
Ia juga bisa dimanfaatkan sebagai bahan campuran atau tambahan pada berbagai produk kue, roti, es krim, permen, jeli, selai, dan bahan pengental pada produk sirup dan sari buah.
Tak cuma itu, glukomannan juga biasa dimanfaatkan oleh industri kimia dan farmasi sebagai bahan pengisi dan pengikat tablet, bahan pelapis (coating dan edible film), hingga bahan perekat (lem, cat tembok).
Dengan beragam manfaatnya itu, tak heran jika porang punya nilai jual yang cukup tinggi. Satu kilogram porang mentah harganya bisa mencapai Rp 50 ribu lebih. Harga bisa naik hingga ratusan ribu rupiah ketika sudah diolah.
Menurut data dari Dinas Pertanian, porang dari Indonesia diekspor ke beberapa negara. Antara lain Jepang, China Vietnam, Thailand, Hongkong, Malaysia, Korea Selatan, New Zealand, Italia dan Pakistan.
Dengan nilai jual yang baik serta permintaan yang stabil, porang jadi komoditi pertanian yang punya prospek atau masa depan yang cerah. Jangan heran jika dalam beberapa tahun ke depan petani porang di Indonesia jumlahnya terus bertambah.
Gimana Nabs? Tertarik untuk membudidayakan porang di ladang atau kebunmu?