Ada yang ingat Kak Ria Enes? legenda di bidang dongeng dan boneka. Nah, di Bojonegoro, ada sosok yang mirip Kak Ria Enes dan Suzan. Dia adalah Kak Ana dan boneka Uca.
Setelah mempersiapkan materi dan menatap layar ponsel beberapa detik, Yuliana Dewi Ruccitra mulai menyapa anak-anak dengan wajah amat ceria.
Bibirnya tersenyum menyapa layar ponsel di depannya.
Lalu, dengan ketelatenan yang sangat memukau, dia menggerak-gerakkan boneka di tangan kanannya, sambil mengeluarkan suara yang amat imut sekali. Hari ini, dia bercerita tentang indahnya berbagi di bulan puasa.
Nabs, pandemi membuat dara yang akrab disapa Ana tersebut merasakan pengalaman mendongeng secara online. Meski awalnya dia merasa aneh dan tak biasa, toh karena keadaan, pada akhirnya semua tetap baik-baik saja.
Sebab, Ana masih bisa mendongeng. Meski tentu saja, dia tak mendongeng secara langsung dengan para pendengarnya. Melainkan mendongeng melalui media daring.
Sore ini (31/5), mahasiswa semester 2 jurusan Ilmu Perpustakaan Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS) Surakarta itu, menyempatkan waktu untuk berbincang-bincang dengan saya perihal hobi mendongengnya itu.
Ana awal mula mendongeng secara serius saat berada di Kota Solo. Dia ikut komunitas bernama Dongeng Kinciria. Dari sana, dia mulai telaten belajar mendongeng. Selain itu, dia juga belajar mendongeng dari teman-teman di lingkungan rumahnya.
Mula-mula dia suka dongeng, karena dia amat suka bermain dengan anak-anak. Seorang anak, bagi Ana, adalah berkah unik yang diturunkan Tuhan ke bumi untuk makhluk bernama manusia. Bukan hanya berkah bagi orang tuanya, tapi berkah bagi siapapun yang melihatnya.
“Awal aku suka dongeng itu, karena aku memang suka bermain dengan anak-anak dari dulu, bagiku seorang anak adalah kebahagiaan yang luar biasa.” Kata dara yang tinggal di Jalan Basuki Rahmat tersebut.
Dari kesenangan pada anak itulah, Ana mulai mencoba masuk ke dunia mereka melalui dongeng. Tentu tujuannya memudahkan komunikasi antara dia dan anak-anak. Dengan usia yang masih amat remaja, di sinilah jiwa keibuan Ana terlihat.
Ana menemukan bahwa mendongeng bukan sekadar bercerita. Mendongeng, baginya amat asik sekali. Keasyikan yang mampu membentuk suasana belajar.
Baik menyampaikan pelajaran atau bahkan belajar itu sendiri. Anak-anak belajar dari dongeng yang dibawakan. Sedang pendongeng belajar dari respon anak-anak terhadap dongeng yang disampaikan.
Ana bercerita, dulu, awalnya, dia mendongeng menggunakan boneka hewan. Saat ini, dia sudah memiliki teman mendongeng — boneka karakter — yang diberi nama Uca. Boneka inilah kawan yang dia ajak kemana-mana.
Mendongeng tak sekadar bercerita. Tapi harus melakukan observasi tentang apa kesukaan anak-anak yang mendengarkan dongeng. Tahu tentang lagu anak-anak dan sejumlah karakter anak-anak.
Ana biasa mendongeng di sekolah-sekolah dengan waktu yang fleksibel. Sebab, menurutnya, kegiatan itu harus disesuaikan dengan jadwal kuliah. Karena saat ini Ana sedang banyak kegiatan di rumah, dia sering melakukan kegiatan tersebut. Mulai live di Instagram hingga bikin konten video.
“Untuk mendongeng di sekolah, yayasan, panti dan beberapa tempat lain, biasanya aku lakukan bareng teman-teman.” Ungkap dara kelahiran tahun 2000 itu.
Bagi Ana, pengalaman paling menarik adalah saat melihat anak-anak bisa tertawa dan senang mendengar ceritanya. “Apalagi jika ibu-ibu guru yang mendampingi juga ikut senang mendengarkan cerita kita. Wahh itu menarik sekali rasanya.” Imbuhnya.
Ana tentu mengingatkan kita pada Kak Ria Enes. Sosok legenda di bidang dongeng dan boneka yang masyhur di era 1990-an. Nah, di Bojonegoro, Ana dan Uca adalah sosok yang mirip Kak Ria Enes dan Suzan.
Selama Pandemi ini, meski tak bisa bertemu langsung dengan anak-anak, Ana bersyukur karena masih bisa mendongeng dengan beragam media. Bahkan, yang nonton tak hanya anak-anak. Tapi dari beragam usia.