Apa yang membedakan Rambutan Tangkue dengan jenis rambutan lainnya? Satu hal yang paling mencolok ada pada segi rasanya. Rambutan Tangkue punya rasa manis dengan tekstur legit.
Indonesia adalah lumbung buah tropika. Berbagai jenis buah tropsi bisa dengan mudah ditemui di Indonesia. Ini adalah salah satu kekayaan alam yang patut dilestarikan.
Buah-buahan lokal sering dianggap kalah pamor dibanding buah-buahan impor. Padahal, buah yang dianggap sebelah mata di negeri sendiri itu justru dinilai berkelas dan eksotis. Contohnya adalah Rambutan Tangkue.
Rambutan Tangkue ini merupakan buah yang bisa ditemukan di daerah Lebak, Banten. Nama Tangkue sendiri berasal dari Bahasa Cina yang artinya manisan.
Rambutan Tangkue banyak dibudidayakan di Kecamatan Maja, Curugbitung, Sajira, dan rangkas Bitung. Saat panen tiba, Si Manis dari Lebak Banten ini diminati tidak hanya oleh konsumen dalam negeri, namun telah menjangkau sebagian pasar Eropa, Asia, dan Timur tengah.
Apa yang membedakan Rambutan Tangkue dengan jenis rambutan lainnya? Satu hal yang paling mencolok ada pada segi rasanya. Rambutan Tangkue punya rasa manis dengan tekstur legit.
Baca juga: Eksotisme Buah Nanas dan 5 Manfaat Kesehatannya
Selain itu, saat dimakan daging Rambutan Tangkue juga bisa lepas dari kulitnya. Sehingga, tak ada rasa pahit atau sepat yang biasa kita dapatkan ketika mengonsumsi rambutan.
Buah ini memiliki ciri berwarna merah tua saat sudah masak. Buahnya pun besar dengan daging buah yang tebal, serta cenderung kering saat dimakan. Rambutan berbuah setiap tahun, dengan musim panen antara bulan November hingga bulan Februari.
Selain dimakan secara langsung, rambutan satu ini juga bisa disulap jadi manisan, buah dalam kaleng, serta campuran koktail.
Tidak hanya rasanya yang lezat lho Nabs, kandungan gizi yang terdapat pada buah satu injuga banyak. Selain vitamin C yang baik untuk kesehatan tubuh dan kecantikan, buah rambutan juga mengandung niacin, thiamin, dan riboflavin yang berperan penting dalam metanolisme tubuh.
Kandungan lain yang terdapat pada daging buah rambutan diantaranya adalah kalium, kalsium, besi, dan fosfor. Tidak hanya daging buahnya, bijinya pun ternyata dapat dimanfaatkan.
Baca juga: Kopi Biji Salak Khas Bojonegoro Ini Wajib Dicoba
Mengutip ub.ac.id, di Filipina, biji buah rambutan biasanya dipanggang dan disajikan sebagai lauk. Bahkan, kulit buahnya pun dapat digunakan sebagai obat sebagai penghambat bakteri pada tubuh manusia.
Sebagai varietas buah unggulan lokal, Rambutan Tangkue tentu perlu dilestarikan. Salah satu UK/UPT di bawah Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) yakni TIM SDG BPTP Banten pun terjun langsung untuk meneliti jenis rambutan ini.
Selain di daerah asalnya terdapat juga pohon induk turunan di Kecamatan Leuwidamar. Sebagai salah satu upaya pelestarian, TIM SDG BPTP Banten di bawah Kementrian Pertanian bertugas melakukan inventarisasi kekayaan SDG Lokal Banten dan memelihara Rambutan Tangkue.
Gimana, Nabs? Tertarik untuk mencoba manisnya Rambutan Tangkue khas Banten yang sudah mendunia? Heuehehe~