Di Bojonegoro terdapat sebuah perkumpulan pemuda atau komunitas pecinta kaligrafi. Perkumpulan atau komunitas ini memang belum lama berdiri. Namun eksistensinya dalam dunia seni kaligrafi layak diacungi jempol.
Kaligrafi merupakan seni artistik tulisan tangan. Di Indonesia, kaligrafi cukup identik dengan islam. Tak heran jika seni kaligrafi cukup berkembang di Indonesia yang mayoritas penduduknya beragama islam.
Bojonegoro juga tak mau ketinggalan dalam mengembangkan seni kaligrafi. Melalui komunitas yang berisikan anak muda, seni kaligrafi mulai menunjukkan eksistensinya.
Perkumpulan atau komunitas kaligrafi di Bojonegoro dirintis oleh Lukman Hakim pada 23 Januari 2019. Beberapa bulan lalu, Nabs. Bisa dikatakan kalau perkumpulan ini usianya belum genap satu tahun.
Lukman Hakim merupakan pegiat dan seniman kaligrafi asli Bojonegoro. Ide mendirikan komunitas ini berawal dari kegelisahannya mengenai minimnya pegiat kaligrafi di Kota Ledre.
“Waktu itu saya frustasi karena tidak bisa memberi wadah bagi para pemula kaligrafi yang ingin belajar lebih di seni kaligrafi, dalam hati saya berkata: Masa sih saya berhenti dari kaligrafi,” ujar Lukman Hakim selaku perintis perkumpulan tersebut.
Terbentuknya komunitas ini berawal dari obrolan-obrolan kecil, saling tukar pikiran dalam dunia kaligrafi, sembari hijrah dari warung kopi satu ke warung kopi yang lain.
Awalnya, komunitas ini hanya beranggotakan 6 orang. Keenam orang tersebut sering mengadakan pertemuan dan forum diskusi. Agar silahturahmi jadi makin terjalin, dibuat grup Whatsapp.
Dari grup WA tersebut, muncul anggota-anggota baru. Dari yang awalnya beranggotakan 6 orang sampai akhirnya sekarang menjadi 67 anggota.
Banyaknya orang yang bergabung dalam komunitas ini memang cukup mengejutkan. Ini membuktikan bahwa pencinta dan pegiat seni kaligrafi di Bojonegoro jumlahnya terus meningkat.
Hebatnya nih Nabs, komunitas kaligrafi Bojonegoro sudah bisa mengadakan sebuah pameran kaligrafi di wilayah Bojonegoro. Yang memang sebelumnya hal tersebut belum pernah terjadi sama sekali di Bojonegoro.
Terkemas dalam rangka memperingati hari jadi Bojonegoro yang ke 342. Perkumpulan Pecinta Kaligrafi Bojonegoro mengadakan sebuah Pameran Kaligrafi yang juga bersamaan dengan adanya Kontes Bonsai di Gedung Serbaguna Bojonegoro.
Ajang tersebut menjadi awal dan untuk pertama kalinya Perkumpulan Pecinta kaligrafi Bojonegoro mengadakan pameran.
“Mulanya hanya menarget 50 karya untuk di pamerkan. Namun terkumpulnya kurang lebih 130 karya kaligrafi untuk dipamerkan,” ujar Lukman Hakim.
Dari pameran tersebut Perkumpulan Pecinta Kaligrafi Bojonegoro semakin meluas. Dari yang awalnya hanya di beberapa wilayah Bojonegoro. Akhirnya meluas sampai wilayah barat Bojonegoro yaitu kecamatan Tambakrejo, kecamatan terujung wilayah Bojonegoro, Nabs.
Besar harapan untuk kedepannya, Perkumpulan Pecinta Kaligrafi Bojonegoro ingin membentuk sebuah sanggar kaligrafi dan mengadakan sebuah event tahunan di wilayah Bojonegoro.
Hakim sangat membuka pintu selebar-lebarnya bagi yang ingin bergabung dengan perkumpulan Pecinta Kaligrafi Bojonegoro dan bertukar pengalaman sekaligus belajar bersama.
Sebab Nabs, setiap perkumpulan, komunitas sudah pasti memiliki tujuan dan fungsi tentunya. Dengan terbentuknya komunitas tersebut, para anggotanya bisa menyebarluaskan ilmu kaligrafi di kancah daerah, khususnya Bojonegoro sendiri.
Dengan adanya perkumpulan ini, para pegia seni kaligrafi berharap bisa menularkan ilmunya kepada mereka yang ingin belajar bersama. Dan itu bersifat terbuka sekali bagi siapa saja yang ingin bergabung. Tidak menutup kemungkinan, kamu, kamu yang baca tulisan ini juga tertarik kiranya untuk bergabung dan belajar menjadi seniman kaligrafi.