Tangal 16 September diperingati sebagai Hari Ozon Sedunia. Peringatan ini lebih dikenal dengan istilah International Day for the Preservation of the Ozone Layer. Pada 16 September 1987, sejumlah negara anggota Persatuan Bangsa-Bangsa menandatangi sebuah traktat. Traktat tersebut dikenal dengan Protokol Montreal. Traktat tersebut berlaku mulai dari 1 Januari 1989 dan lima kali mengalami revisi.
Melansir Wikipedia, Protokol Montreal merupakan traktat internasional yang dirancang untuk melindungi lapisan ozon. Isinya berupa meniadakan produksi sejumlah zat yang mampu mengurangi lapisan ozon. Misalnya zat hidrokarbon halogen. Senyawa tersebut diyakini memiliki peranan penting dalam pengikisan lapisan ozon.
“Ketika kita memfokuskan energi dalam mengatasi perubahan iklim, kita harus berhati-hati tidak mengabaikan lapisan ozon dan tetap waspada terhadap ancaman yang ditimbulkan oleh penggunaan gas penipis ozon yang ilegal,” kata Sekretari Jendral PBB, Antonio Guterres dikutip dari situs resmi United Nations.
Pada 2019 ini, Hari Ozon Sedunia ini mengambil tema “32 Tahun dan Pemulihan”. Pasalnya, kerusakan lapizan ozon terjadi selama 32 tahun, dihitung mulai dari adanya traktat Protokol Montreal. Sehingga kesadaran perbaikan lapisan ozon sangat penting. Tentunya dengan aksi nyata masyarakat global.
Lapisan ozon sangat penting bagi bumi. Menipisnya lapisan ozon di langit menyebabkan perubahan iklim. Inilah yang disebut sebagai pemanasan global. Apabila lapisan ozon di langit terbuka lebar, panas matahari tidak terfilter dengan baik. Sehingga, panas tersebut akan mengumpul di bumi.
Banyak cara yang bisa dilakukan untuk memulihkan lapisan ozon. Antara lain pengunaan alat rumah tangga dengan bijaksana. Misalnya Air Conditioner (AC) dan kulkas. Sirkulasi pembuangan panas alat tersebut harus diperhatikan. Jangan sampai kebocoran terjadi.
Selain itu, gunakan AC dan kulkas secukupnya. Jika tidak begitu perlu, maka dimatikan saja. Selain berdampak pada udara sekitar, ini juga menghemat energi bagi penggunanya.
Penghijauan lingkungan juga perlu dilakukan. Hutan dan taman yang penuh pepohonan mampu mengurangi peningkatan suhu. Udara panas di sekitar dapat diredam dan kualitas udara akan semakin baik. Bukankan kita semua nyaman dengan suasana yang teduh, nabs?
Berbeda dengan apa yang terjadi belakangan ini. Kebakaran hutan dan lahan marak terjadi. Tidak hanya di Indonesia. Hutan Amazon yang merupakan paru-paru dunia juga mengalami kebakaran. Hal ini tentu berdampak negatif pada lapisan ozon bumi.
Patut disayangkan jika ini terjadi terus menerus. Bukan hanya kualitas udara setempat yang semakin buruk. Hal ini tentu berdampak jangka panjang. Karena itu, upaya nyata harus dilakukan. Perlu peran dari seluruh lapisan, mulai dari pemerintah, perusahaan swasta dan masyarakat.
Hari-hari internasional adalah kesempatan untuk mendidik publik. Pendidikan tentang masalah-masalah yang menjadi perhatian. Ini bertujuan untuk memobilisasi kemauan politik dan sumber daya. Masalah yang bersifat global harus ditangai bersama.
Peringatan hari-hari penting bukan hanya sebagai perayaan. Ini tentang pencapaian kemanusiaan. Masalah lingkungan yang terjadi tidak boleh didiamkan. Saling menyalahkan bukan solusi. Seluruh masyarakat harus turun tangan. Dukungan pemerintah sangat dibutuhkan. Jika tidak, boleh masyarakat menempeleng wajah pemerintahannya.
Ini masalah bersama yang bersifat global. Pemerintah yang memiliki power untuk memobilisasi pergerakan. Pendidikan tentang isu-isu lingkungan sangat penting. Pasalnya, sekarang harus teratasi dan di masa depan jangan terulang kembali.