Mudik memang fenomena tahunan di Indonesia saat lebaran. Momen ini dimanfaatkan banyak orang untuk pulang ke kampung halaman. Selain untuk menjalin silaturahmi, kesempatan untuk rekreasi tersedia.
Lalu, bagaimana dengan masyarakat yang tidak mudik saat lebaran? Terdapat berbagai macam alasan untuk itu. Misalnya masyarakat yang tidak merantau. Dari kecil hingga saat ini tinggal di daerah asal. Atau keluarga besar yang berada dalam satu kota.
Untuk menjalin silaturahmi, tidak perlu mudik. Jarak yang dekat tidak membutuhkan waktu lama. Barang bawaan pun tidak seperti pindahan rumah. Bahkan tidak perlu menginap segala. Cukup sehari atau dua hari berkeliling ke sana sini.
Selesai mampir ke sana ke mari di rumah saudara, lalu apa lagi? Toh waktu luang masih banyak. Libur masih panjang.
Rekreasi bersama keluarga menjadi momen yang pas untuk berkumpul. Hal ini akan mampu mendekatkan hubungan anggota keluarga.
Waktu libur yang panjang bisa dimanfaatkan untuk rekreasi. Misalnya bersama keluarga atau saudara lainnya. Bisa jalan-jalan ke pantai, wahana hiburan, tempat bersejarah, atau pun menikmati kuliner di kota lain.
Misalnya seorang dosen perguruan tinggi swasta, Teguh Pribadi. Teguh merupakan warga asli Sumberarum, Dander, Bojonegoro. Begitu pun dengan keluarga besarnya, semuanya tinggal di seputaran wilayah Bojonegoro.
Baginya, mudik bukan sesuatu yang akrab baginya. Memiliki keluarga besar di satu kota tidak menjadikan mudik sebagai budaya baginya. Akan tetapi, budaya lebaran bagi Teguh dan keluarganya adalah liburan bersama.
“Pastinya ada rencana liburan bersama, biasanya H+3 lebaran,” katanya. “Lha gak mudik memang mau ke mana lagi kalau tidak jalan-jalan?” lanjut pria yang senang bercocok tanam tersebut.
Rekreasi saat libur panjang memang tidak asing lagi. Banyak orang berbondong-bondong meramaikan tempat wisata. Dan yang paling asyik, bersama keluarga.
Hal yang hampir serupa juga direncanakan oleh perempuan asal Klaten yang mudik ke Bojonegoro. Keluarga tertua Sinta berada di Bojonegoro. Dia pun mudik ke Bojonegoro tahun ini.
“Tahun ini aja sih. Sebelumnya pernah tapi nggak setiap tahun ke Bojonegoro,” katanya.
Kebetulan, tahun ini terdapat acara keluarga pula yang perlu Shinta hadiri. Selain untuk silaturahmi, dia pun berencana untuk jalan-jalan menikmati Bojonegoro. Meskipun tidak begitu kenal dengan Bojonegoro, dia meminta saudaranya untuk menemani dan menjadi guide travel selama di Bojonegoro.
Dia memang berencana untuk jalan-jalan selama 2 hari di Bojonegoro. Namun, belum tahu tempat wisata asyik mana saja yang ada di Bojonegoro. Urusan tempat, dia menggantungkan ke saudaranya saja.
“Terserah ke mana, yang penting liburan. Asal kuliner tidak ketinggalan. Itu wajib,” tuturnya.
Momen lebaran memang jadi ajang untuk berkumpul bersama keluarga dan kerabat. Jadi, selagi pulang kampung dan berjumpa dengan keluarga besar, manfaatkan semua momen secara maksimal.
Nah, bagi kalian yang masih bingung untuk mencari tempat berlibur, ada banya rekomendasi tempat wisata Bojonegoro yang bisa dicari di Jurnaba.co lho.
Bojonegoro memiliki banyak wisata yang seru dan menarik. Mulai dari wisata alam, kuliner, sejarah maupun wahana permainan. Pinarak Bojonegoro, Nabs!