Sedulur Sikep merupakan komunitas masyarakat adat Samin yang berada pada daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur, termasuk di Desa Margomulyo, Bojonegoro.
Persepsi sebagian kecil masyarakat yang memandang Samin nyeleneh, dikarenakan ketidaktahuan dan kurang adanya pemahaman tentang masayrakat adat Samin.
Sedulur sikep terdiri dari dua kata yakni sedulur yang berarti saudara dan sikep yang berarti kesadaran.
Sejarah lahirnya sedulur sikep berawal dari masyarakat penganut Samin Surosentiko yang melakukan gerakan perlawan secara moral terhadap kolonialisme masa Belanda.
Samin Surosentiko sendiri bernama asli Raden Surowijoyo yang mengubah namanya dengan tujuan tidak dikenali dan dapat berbaur dengan rakyat kecil.
Kata samin dapat dimaknai sebagai sami-sami amin yang bermakna sama rata dan sami-sami gesang ing alam ndonyo yang bermakna sama-sama hidup di dunia.
Ajaran Samin Surosentiko sudah menjadi ideologi dan identitas bagi sedulur sikep. Sedulur sikep menjaga keseimbangan dan harmoni diantara hubungan dengan alam dan sesama manusia.
Agama adam merupakan keyakinan sedulur sikep yang mengajarkan tentang perhatian dan menghargai sesama.
Sedulur sikep menilai semua agama itu baik dan menghargai pilihan dari sedulur sanes.
Masyarakat sedulur sikep sangat patuh dan mengamalkan asas-asas yang terdiri dari empat jenis panca dan kepek (buku) yang dikenal dengan Jamus Kalimasada.
Pedoman kehidupan berkembang dan diyakini kebenarannya secara mutlak dan bersama untuk digunakan dalam melangsungkan kehidupan.
Kebenaran sendiri pada masyarakat melibatkan pernyataan memiliki kebenaran, nilai dinamis dan dimensional.
Asas-asas sedulur sikep memiliki nilai moderasi beragama yang mengajarkan rasa hormat dan tinggi kesadaran.
Amal kebaikan bagi sedulur sikep harus dilaksanakan secara keseluruhan dengan lahir dan batin yang melahirkan sikap moderat.
Sikap ini sesuai pedoman masyarakat sedulur sikep seperti wong sok aja tukar padu marang pepada (orang jangan sesekali bertengkar dengan sesama) dan yawane kesasat-sasat yen mboten nanem kabecikan (batinnya tersayat jika tidak melakukan kebaikan).
Masyarakat adat Samin juga menjunjung nilai diantarnya sikap rukun dan sumeleh, keteladanan baik, prinsip hidup seger-waras, dan becik apek sak rinane-sak wengine, pantangan hidup untuk tidak bedok (menuduh), tidak colong (mencuri), tidak pethil (mengambil barang), tidak jumput, nemu wae ora keno (menemukan barang menjadi pantangan), dan berprinsip ajaran sikep 20 pantangan berprilaku.
Nilai-nilai pada masyarakat sedulur sikep sejalan dengan prinsip moderasi beragama seperti egaliter, keadilan, toleransi, anti kekerasan, dan moderasi dalam beribadah.
Seorang yang moderat memiliki akhlak baik, mengontrol emosi, sikap pemaaf, menjadi teladan, dan sanggup berempati.
Moderasi sangat dibutuhkan dalam beragama dan sikap toleransi dapat memelihara sebuah keragaman.
Nilai moderasi yang terdapat pada sedulur sikep merupakan bentuk moderasi beragama berbasis kearifan lokal.
Kearifan lokal menjadi nilai yang diwariskan oleh leluhur dengan nilai kebaikan, wisdom, dan way of life bertujuan untuk kemaslahatan masyarakatnya.