Jurnaba
Jurnaba
No Result
View All Result
Jurnaba
Home Figur

Ombak Sastra Feminisme di Indonesia

Redaksi by Redaksi
October 22, 2020
in Figur
Ombak Sastra Feminisme di Indonesia
Bagikan ke FacebookBagikan ke TwitterBagikan Ke WA
Munculnya penulis feminis di Indonesia, tentu membawa ingatan kita pada sosok penulis perempuan yang kerap menyuarakan suara perempuan: NH. Dini. 

N.H. Dini merupakan penulis novel kelahiran Semarang 82 tahun lalu. Dini meninggal dunia pada Selasa sore, 4 Desember 2018 di RS Elizabeth Semarang. Sebelumnya, Dini sempat dikabarkan mengalami kecelakaan.

Pierre Louis Padang ( Pierre Coffin) dan Marie Claire Lintang merupakan anak hasil pernikahan Dini dengan diplomat Prancis Yves Coffin. Pasangan yang menikah pada 1960 ini memutuskan berpisah pada 1984.

Pierre Louis Padang (Pierre Coffin) dikenal sebagai sutradara film Despicable Me 1, Despicable Me 2, dan Minions.

Melalui tulisan dan karya-karyanya, dia dijuluki sebagai pelopor suara perempuan pada 1960-1980 an. Tahun di mana belum banyak perempuan Indonesia memutuskan menjadi penulis.

N.H. Dini disebut sebagai penulis feminis karena dalam karyanya, dia kerap mengangkat tema kemarahan pada kaum laki-laki. Dini mengatakan bahwa dia akan marah bila mendapati ketidakadilan. Khususnya, ketidakadilan gender yang sering kali merugikan kaum perempuan.

Selain identik sebagai penulis feminis, N.H. Dini juga memiliki ketertarikan pada tanaman dan lingkungan hidup. Sejumlah  proses kreatif biasa dia lakukan sambil menyiram tanaman. Dini sosok penulis yang lengkap; memiliki kepekaan sosial tinggi, berani menyuarakan suara perempuan, mencintai lingkungan, dan produktif menulis.

Sejumlah karyanya mengangkatnya tema tentang perempuan, perselingkuhan, dan sosial. Beberapa karya N.H. Dini yang terkenal meliputi Pada Sebuah Kapal (1972), La Barka (1975) atau Namaku Hiroko (1977), Langit dan Bumi Sahabat Kami (1979), Orang-orang Tran (1983), Pertemuan Dua Hati (1986), Hati yang Damai (1998), dan masih banyak lagi karya lainnya dalam bentuk kumpulan cerpen, novelet, atau cerita kenangan.

Sederet penghargaan pernah diterimanya. Seperti Hadiah Seni untuk Sastra dari Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1989), Bhakti Upapradana Bidang sastra dari Pemerintah daerah Jawa Tengah (1991), SEA Write Award dari pemerintah Thailand (2003), Hadiah Francophonie (2008), dan Achmad Bakrie Award bidang Sastra (2011)

Bahkan, pada 2017 N.H. Dini menerima penghargaan prestasi seumur hidup (lifetime achivement award) dari penyelenggara Ubud Writers and Readers Festival (UWRF) 2017. Dia dianugerahi penghargaan atas kontribusinya sebagai penulis sekaligus aktivis, dalam dunia sastra di Indonesia.

“Sastra adalah dunia saya. Saya telah menekuni bidang ini selama 60 tahun, dan berharap bisa terus berkontribusi bagi sastra Indonesia,” kata N.H. Dini sesaat sebelum menerima penghargaan.

Kepergian N.H Dini untuk selamanya tentu menyisakan sedih mendalam bagi masyarakat Indonesia. Banyak karya dan semangat N.H Dini abadi melalui karya-karyanya. Sastrawan feminis itu kini telah berpulang. Selamat jalan, terimakasih banyak atas ilmu dan semangat yang telah kau berikan.

Tags: FeminismeSastraSuara Perempuan

BERITA MENARIK LAINNYA

Enin Supriyanto dan Gerak Optimistis PBI Menuju Istanbul Bienal 2021 (2)
Figur

Enin Supriyanto dan Gerak Optimistis PBI Menuju Istanbul Bienal 2021 (2)

February 3, 2021
Ngluyur Bareng Jurnabis: Widodo sang Pendongeng Kehidupan
Figur

Ngluyur Bareng Jurnabis: Widodo sang Pendongeng Kehidupan

February 1, 2021
Fakta Sangar tentang Menteri Terkaya Jokowi-Ma’ruf
Figur

Fakta Sangar tentang Menteri Terkaya Jokowi-Ma’ruf

January 6, 2021

REKOMENDASI

Etika Konstitusi dalam KLB Partai Demokrat

Etika Konstitusi dalam KLB Partai Demokrat

March 7, 2021
7 Tempat Kuliner Terbaik Di Bojonegoro untuk Sobat Misqueen

7 Tempat Kuliner Terbaik Di Bojonegoro untuk Sobat Misqueen

March 6, 2021
Irsyadusy Syubban, Sekolah Tahfiz yang Fokus pada Sifat-sifat Huruf dan Kefasihan

Irsyadusy Syubban, Sekolah Tahfiz yang Fokus pada Sifat-sifat Huruf dan Kefasihan

March 5, 2021
Melihat Kondisi Pertanian Bojonegoro pada 1958

Melihat Kondisi Pertanian Bojonegoro pada 1958

March 4, 2021
Menggarami Lautan Pakai Air Mata, Sebuah Nostalgia Patah Hati

Menggarami Lautan Pakai Air Mata, Sebuah Nostalgia Patah Hati

March 3, 2021
Panggil Saja Aku, Jum

Panggil Saja Aku, Jum

March 2, 2021

Tentang Jurnaba - Kontak - Squad - Aturan Privasi - Kirim Konten
© Jurnaba.co All Rights Reserved

No Result
View All Result
  • HOME
  • PERISTIWA
  • KULTURA
  • DESTINASI
  • FIGUR
  • CECURHATAN
  • ALTERTAINMENT
  • FIKSI AKHIR PEKAN
  • SAINSKLOPEDIA
  • TENTANG
  • KONTAK

© Jurnaba.co All Rights Reserved