Mahasiswa yang tak rajin-rajin amat, bersatoelah!!
Pendidikan memang suatu hal yang sangat penting di kalangan masyarakat. Semua menganggap bahwa pendidikan itu diperlukan. Karena, tanpa pendidikan Indonesia tidak akan bisa maju dan berkompeten. Apalagi, melahirkan generasi emas bangsa.
Tahun ini, pendidikan memang sangat darurat. Adanya pandemi juga memperhambat proses pembelajaran. Tentunya, pendidikan tidak bisa jauh dari yang namanya pembelajara.
Pada sesi kali ini. Kita disuruh belajar di rumah. Dengam sistem Dalam Jaringan (Daring). Akankah pembelajaran nanti bisa dilakukan Luar Jaringan (Luring)?
Jika pandemi Covid-19 masih terus menghantui masyarakat luas. Dan yang berwewenang dalam hal itu tidak kunjung bertindak. Maka, bisa dipastikan semua harus siap menghadapi aktivitas secara online.
Meneropong dan melihat bagaimana aktivitas manusia ke depan jika online? Lalu bagaimana manusia mengahadapai pasca online ini? Kita semua tentu tidak tahu. Semua hanya bisa berandai-andai.
Kali ini saya akan membahas tentang Pendidikan Agama Islam (PAI), sesuai dengan juruan kuliah saya, dan juga sesuai tugas Madrasah Guratjaga.
Memikirkan nasib lulusan PAI juga sangat-sangat membingungkan. Banyaknya lulusan juga berpotensi meningkatnya pengangguran. Saya juga berpikir seperti itu. Mau apa ketika saya sudah lulus nanti?
Apalagi di musim pandemi yang mengharuskan pendidikan secara online. Saya menyadari satu hal penting. Saya tak terlalu rajin kuliah. Dengan pendidikan online, ketidakrajinan saya meningkat pesat.
Lha gimana, kalau dulu ada motivasi eksternal untuk pergi ke kampus, sekarang sudah nggak ada. Kalau dulu rajin belajar agar terlihat pintar di depan si dia, sekarang cuma bhoktangi-bhoktangi gak jelas blas.
Tapi saya harus tetap optimistis. Setiap apa yang kita lakukan dengan nafas kebaikan. Tentu, alam, dan segala isinya akan membantu kita. Yakin, itu harus. Berusaha itu perlu. Yakin tanpa usaha akan membuahkan halu yang tidak tertata.
Kampus memang menjanjikan lulusan berkompeten. Itu sesuai dengan apa yang ada di poster Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB). Lulusan ini jadi itu, lulusan itu jadi ini.
Ya, memang ada yang sesuai jurusan. 80 persen kebanyakan tidak sesuai jurusan, bisa dichek ya.
Lulusan PAI, juga bisa menjadi guru. Dan guru harus memiliki sifat asuh. Asuh berarti mendidik. Mengajar dan mendidik itu berbeda. Pengajar dan pendidik juga beda. Kamu tahu nggak kalau beda. Nggak tahu juga nggak papa.
Dalam bahasa Arab, pendidikan berasal dari kata tarbiyah, dengan kata kerja Rabba yang memiliki makna mendidik atau mengasuh.
Jadi pendidikan dalam Islam adalah bimbingan oleh pendidik terhadap perkembangan jasmani, rohani dan akal anak didik sehingga bisa terbentuk pribadi muslim yang baik.
Setiap individu bisa mengajar. Kamu juga bisa. Tapi, jarang yang bisa mendidik. Tentunya, mendidik perlu ketekukan dan kesabaran yang lebih. Tatag, tutug, dan teteg.
Tatag berarti berani. Setiap pendidik harus berani bertindak dengan baik. Sehingga mampengaruhi akhlak baik anak. Tutug, ini berarti sampai. Sampai dalam hal ilmu, maupun fisik. Teteg itu berarti tekun. Mendidik tentunya memiliki ketekunan, tanpa tekun tidak akan bisa.
Nabs, semua itu hanya opini. Jangan terlalu serius kalau membaca. Baca saja dulu. Baru komentar.