Jurnaba
Jurnaba
No Result
View All Result
Jurnaba
Home Kultura

Pesan Hidup di Balik Jajanan Kolak

Intan Setyani by Intan Setyani
December 17, 2019
in Kultura
Pesan Hidup di Balik Jajanan Kolak
Bagikan ke FacebookBagikan ke TwitterBagikan Ke WA

Ada dua pesan ilahiah di dalam komposisi jajanan kolak. Yakni, ingat mati dari Pala Pendem dan ingat memaafkan dari santan.

Kolak identik bulan puasa. Meski sesungguhnya, dimakan kapan saja juga bisa. Contohnya ya saya ini. Jika sedang ingin sekali mengonsumsinya, kolak akan nampak di meja tanpa nunggu bulan puasa.

Kolak memang sajian populer kala bulan puasa. Rasanya manis dan gurih. Kolak akan mengingatkan kita pada gurih dan manisnya hidup yang telah dijalani, atau manis sebab melihat wajah sendiri di cermin. Eh

Nabsky yang baik hati, seringkali kita makan kolak, tapi jarang banget kita mau menyelami atau sekadar merenungi hikmah kolak di dalam kehidupan kita.

Padahal, tentu saja, segala jenis kuliner yang bisa kita masukkan ke dalam perut, punya makna hakikat yang bisa diselami sebagai wasilah untuk belajar dan mengambil hikmah hidup.

Hanya, kita saja yang malas melakukannya. Bukan begitu, Ferguso?

Nabs, kolak yang biasa kamu — iyaaa.. kamuu — maem itu, merupakan sajian yang di dalamnya meringkuk berbagai bahan seperti singkong, ketela rambat dan waluh. Umbi-umbian tersebut, sering dijuluki Pala Pendem.

Saya mulai berminat meneliti, atau setidaknya sekadar pengen cari-cari referensi soal Pala Pendem itu ya pas di bangku sekolah Aliyah. Pertamakali mendengar istilah tersebut, saya pun penasaran dan menggali lebih dalam. Kepo mah wajib ain sekali hukumnya hehei

Gimana tidak? Sebutan beda tentu membawa tanya bagi siapapun yang belum tahu. Wabilkhusus mereka yang sering kepo dan selalu pengen tahu soal makanan dan masakan macam saya ini.

Nabs, mendengar kata Pala Kependem atau Pala Pendem atau Polo Pendem, apa sih yang kira-kira ada di kepala kamu? Sempet nervous atau nggregeli nggak sih saat mendengar istilah tersebut?

Kadang saya memaknai Pala Kependem sebagai keniscayaan bahwa manusia, kelak bakal dipendem atau dikubur ketika mati. Bermacam jenis Pala Pendem mengingatkan kita bahwa kelak manusia bakal dipendem seperti ketela atau umbi-umbian lainnya.

Pala Pendem bagian tak terpisahkan dari jajanan bernama kolak. Nah, selain Pala Pendem, sejumlah hal yang harus ada di dalam kolak adalah santan. Santan menjadi sumber gurih yang terdapat di dalam kolak.

Santan atau santen, bagi sebagian orang Jawa, didefinisikan sebagai: sing salah nyuwun pangapunten — yang salah meminta maaf. Maksa banget ya? Nggak lah. Hhei

Barangkali, itu alasan kenapa kolak selalu identik dengan bulan puasa. Bukan karena hanya ada di bulan puasa saja, tapi karena ada dua pesan ilahiah di dalam komposisi jajanan kolak. Yakni, ingat mati dari Pala Pendem dan ingat memaafkan dari santan.

Dari sini, kita bisa memahami bahwa setiap apa-apa yang diciptakan, disajikan, dan dihidupkan selalu mendatangkan peringatan. Kita diciptakan, dihidupkan untuk diingatkan oleh kematian dan kesanggupan untuk memberi maaf.

Makanan disajikan untuk memberi energi bagi manusia dalam mengarungi bahtera hidup. Banyak sekali petualangan dalam hidup yang selalu kita lakukan; entah dari jalur barat, tidur, tengah, maupun kiri sekalipun.

Setiap jalur, posisi, langkah, cara, situasi, kondisi, dan sosialisasi adalah macam gerak hidup kita. Semua memiliki gerak petualang dan akibat masing-masing.

Dalam prosesnya, semua itu tak serta merta mulus, cute tanpa benjolan jerawat di wajah. Namun kadang banyak benjolan yang harus dirasakan di tiap kelok keputusan yang dipilih.

Omong-omong nih, Nabs, buat kamu yang baca tulisan ini. Iya, kamuu..  barangkali saya ada salah dalam perbuatan atau pernah menolak cintamu dalam penulisan, mohon dimaafkan yes.

Tags: HakikatKolakPesan Ilahiah

BERITA MENARIK LAINNYA

Al-Khabiburosul dan Kegigihan Mempertahankan Budaya Sholawat (4)
Kultura

Al-Khabiburosul dan Kegigihan Mempertahankan Budaya Sholawat (4)

April 16, 2021
Syifa’ul Qolbi dan Pengenalan Sholawat Sejak Dini (3)
Kultura

Syifa’ul Qolbi dan Pengenalan Sholawat Sejak Dini (3)

April 15, 2021
Hadrah Al-Isro’, dari Santri Ngaji hingga Perjuangan Syiar Sholawat (2)
Kultura

Hadrah Al-Isro’, dari Santri Ngaji hingga Perjuangan Syiar Sholawat (2)

April 14, 2021

REKOMENDASI

Al-Khabiburosul dan Kegigihan Mempertahankan Budaya Sholawat (4)

Al-Khabiburosul dan Kegigihan Mempertahankan Budaya Sholawat (4)

April 16, 2021
Syifa’ul Qolbi dan Pengenalan Sholawat Sejak Dini (3)

Syifa’ul Qolbi dan Pengenalan Sholawat Sejak Dini (3)

April 15, 2021
Hadrah Al-Isro’, dari Santri Ngaji hingga Perjuangan Syiar Sholawat (2)

Hadrah Al-Isro’, dari Santri Ngaji hingga Perjuangan Syiar Sholawat (2)

April 14, 2021
Asy-Syabab Nusantara dan Perkembangan Sholawat Kontemporer di Bojonegoro (1)

Asy-Syabab Nusantara dan Perkembangan Sholawat Kontemporer di Bojonegoro (1)

April 13, 2021
Larangan Mudik, Cara Pemerintah Menyelamatkan Para Jomblo

Larangan Mudik, Cara Pemerintah Menyelamatkan Para Jomblo

April 12, 2021
Bupati Bojonegoro Gelar Pasar Murah Menjelang Ramadhan, Semoga Tidak Jadi Pasal Kerumunan

Bupati Bojonegoro Gelar Pasar Murah Menjelang Ramadhan, Semoga Tidak Jadi Pasal Kerumunan

April 11, 2021

Tentang Jurnaba - Kontak - Squad - Aturan Privasi - Kirim Konten
© Jurnaba.co All Rights Reserved

No Result
View All Result
  • HOME
  • PERISTIWA
  • KULTURA
  • DESTINASI
  • FIGUR
  • CECURHATAN
  • ALTERTAINMENT
  • FIKSI AKHIR PEKAN
  • SAINSKLOPEDIA
  • TENTANG
  • KONTAK

© Jurnaba.co All Rights Reserved