Puncak acara Haul Menak Anggrung Padangan 2024 dirawuhi Mbah Ubed Faqih Langitan untuk memperkuat kembali tali kekeluargaan antara jalur Padangan, Lasem, dan Jojogan.
Rangkaian acara Haul Menak Anggrung Padangan dilaksanakan pada 14 – 18 Juli 2024. Acara dihelat selama 4 hari itu, berpuncak pada Kamis, 18 Juli 2024 dengan agenda pengajian umum yang dihadiri pengasuh Ponpes Langitan Tuban, KH Ubaidillah Faqih.
Dalam sambutannya, Mbah Ubed Faqih menyatakan bahwa sohibul Haul, Mbah Sabil Menak Anggrung, merupakan simpul keluarga besar para pejuang Islam dan para kiai pendiri pesantren sepuh di sejumlah daerah. Termasuk Pesantren Langitan, Widang, Tuban.
Menurut Mbah Ubed, Langitan merupakan pesantren keluarga Mbah Sabil Padangan, lewat Mbah Jabbar Jojogan dan Mbah Sambu Lasem. Sebab, tiga tokoh ulama abad 17 M tersebut, merupakan satu rumpun keluarga besar Bani Kesultanan Pajang. Mbah Jabbar dan Mbah Sambu adalah keponakan sekaligus menantu Mbah Sabil Menak Anggrung.
“Dimulai dari Mbah Sabil, kemudian Mbah Sambu dan Mbah Jabbar yang menurunkan banyak pejuang Islam di berbagai daerah, termasuk Pesantren Langitan.” dawuh Mbah Ubed.
Mbah Ubed melanjutkan, Mbah Sabil, Mbah Sambu, dan Mbah Jabbar merupakan dzuriyah (keturunan) dari Sunan Ampel, lewat jalur Abdurrohman Pajang (Sultan Hadiwijaya). Tokoh-tokoh itu merupakan Sadah Al Jawi yang nasabnya nyambung Syekh Jimadil Kubro hingga Kanjeng Nabi Muhammad SAW. Namun, tak pernah punya tradisi mengumumkan nasab.
Mbah Ubed menambahkan, meski sudah jelas tercatat sebagai dzuriyah, tapi tak pernah sekalipun menyombongkan nasab. Itu ajaran leluhur yang terus dipegang hingga kini. Leluhur mengajarkan sopan santun dan kelembutan akhlak. Dan tidak ada tradisi mengkapitalisasi nasab. Menurut beliau, ini ciri khas Ulama Jawi, warisan Mbah Sabil Padangan, Mbah Sambu Lasem, dan Mbah Jabbar Jojogan.
“Itu ajaran Mbah Sabil yang diwariskan kepada para penerusnya” pungkas beliau.