Dari sejumlah penelitian, polusi udara memiliki hubungan baik dengan tingkat kejahatan. Lalu, bagaimana kondisinya di Bojonegoro?
Banyak yang sudah mengetahui dampak polusi udara pada kesehatan. Paparan zat polutan dapat meningkatkan resiko gangguan pernafasan. Namun, tahukah kamu jika polusi udara juga berdampak pada kriminalitas dan kejahatan?
Kita mungkin pernah menyaksikan seseorang yang berangkat dari rumah dalam kondisi emosi yang stabil, tiba-tiba marah dan misuh-misuh saat terkena macet. Terlebih, tak hanya macet, tapi mukanya kesemprot asap knalpot pengguna jalan lain.
Tentu saja perubahan emosi tersebut bukan sesuatu yang sederhana. Ada alasan kenapa perilaku dan kondisi psikologis bisa berubah begitu cepat saat melihat asap knalpot pengguna jalan lain.
Nabs, semakin banyak bukti menunjukkan bahwa polusi udara tak hanya berpengaruh pada kesehatan kita belaka. Tapi juga berdampak pada perilaku yang memicu seseorang untuk berbuat buruk.
Bukti-bukti sejauh ini menunjukan bahwa polusi udara dapat meningkatkan kecenderungan perilaku buruk pada manusia, terutama generasi muda. Penelitian, selanjutnya mengindikasikan bahwa polusi udara mengakibatkan dampak yang lebih serius secara psikologis.
Sagejournals memuat sebuah penelitian berjudul Polluted Morality: Air Pollution Predicts Criminal Activity and Unethical Behavior. Yaps, Polusi udara tidak hanya merusak kesehatan manusia, tetapi juga dapat mencemari moralitas mereka.
Dalam penelitian tersebut, peneliti menunjukkan ada hubungan antara polusi udara dan tingkat kejahatan. Penelitian melibatkan sampel di 9.360 kota di Amerika tersebut, menyimpulkan polusi udara meningkatkan tingkat kejahatan.
Udara yang terpolusi menyebabkan tingkat kegelisahan dan kecemasan meningkat. Yang akhirnya meningkatkan kemungkinan terjadinya perilaku kriminal dan tidak etis. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa kota dengan tingkat polusi lebih tinggi, memiliki tingkat kejahatan yang juga tinggi.
Penelitian lain beriudul Crime is in the air: the contemporaneous relationship between air pollution and crime yang dibikin para peneliti dari London School of Economics menyajikan informasi lebih dalam terkait isu itu.
Para peneliti membandingkan data dari 1,8 juta tindak kejahatan dalam waktu 2 tahun dengan data tingkat polusi udara dari berbagai tempat di Kota London. Analisis dari penelitian tersebut memperhitungkan faktor semacam suhu, kelembaban dan curah hujan, jumlah hari dan musim yang berbada.
Para peneliti menemukan bahwa kenaikan 10 poin pada indeks meningkatkan tingkat kejahatan hingga 0.9%. Dengan demikian tingkat kejahatan di London pada dasarnya lebih tinggi pada hari-hari yang tingkat polusinya lebih parah.
Penelitian tersebut menunjukkan bahwa polusi udara mempengaruhi tingkat kejahatan di daerah pemukiman. Secara spesifik, penelitian di atas mengaitkan tingkat polusi udara di London dengan bentuk kejahatan ringan seperti mengutil dan mencopet.
Kondisi di Kota Bojonegoro
Data Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Bojonegoro tertanggal 23 maret 2018 memaparkan hasil uji udara di Bojonegoro melebihi baku mutu.
Untuk Jalan Ahmad Yani Bojonegoro misalnya, pada parameter kebisingan dan debu, hasilnya parah.
Dari baku mutu kebisingan sebesar 70 dBA, hasil uji menunjukkan sebesar 77,9 dBA. Sedang baku mutu debu sebesar 0,26 mg/Nm3, hasil uji menunjukkan 0,4916 mg/Nm3. Hasil uji ini pada 2018 silam. Di mana, saat ini kendaraan melintas berpotensi sangat bertambah.
Dengan tingkat polusi udara seburuk itu, tentu, jika mengacu teori dari para peneliti London School of Economics, tingkat kejahatan di Bojonegoro juga sangat besar. Tapi, jika kejahatan di Bojonegoro tak terlalu besar, itu murni karena masyarakat Bojonegoro adalah masyarakat yang ikhlas menerima takdir.