Masalah yang lebih sering menjerat usia seperempat abad adalah perihal nikah dan ubo rampe perbincangannya. Seperti beberapa saat lalu. Saat enak-enak nyangkruk, tiba-tiba saya kedatangan masalah.
Masalah itu berwujud undangan nikah dari teman. Lalu, ditambah lagi pembahasan-pembahasan seputar nikah dan segala ‘tetek-bengek’ nikah yang tiba-tiba membuat segalanya terasa gelap.
Saya mencoba ikut andil berbincang. Atau dengan maksud lain, ikut andil nyelimur. Saya sampaikan pada teman-teman bahwa saya juga ingin menikah dan membuat undangan nikah. Begitulah saya memulai nyelimur untuk melawan bahasan-bahasan binal yang halal itu.
Untuk saat ini, saya memang ingin menikah, namun dengan catatan: sendirian; dan masalahnya, sudah ada kah sistem atau aturan nikah yang memfasilitasi menikah sendirian? Jika sudah ada, aku akan melakukannya. Hehe
Selanjutnya, pada undangan. Undangan sudah berupa wujud, bukan hanya cerita, argh.. betapa pedas melihat undangan menikah. Entah iblis macam apa undangan nikah, sehingga bisa memunculkan aura negatif secara cepat.
Apalagi saat teman-teman membahas undangan, kegelapan seolah meluap dan menutup binar cahaya di ruangan nyangkruk. Agar kegelapan tidak semakin menjadi-jadi, aku harus turun tangan untuk mengatasi.
Terkait undangan, saya juga ingin dan sangat ingin membuat undangan nikah. Namun, dengan catatan juga. Yakni, saya ingin membuat undangan nikah yang isinya hanya ada nama saya, lalu untuk mempelainya terisi ‘titik-titik’.
Sehingga, saat membaca undangan tersebut, seperti mengerjakan kolom jawaban ujian. Agar tak hanya saya yang bingung menjawab, tapi para penerima undangan juga bingung sekalian.
Saat menginjak pembahasan resepsi hingga konsumsi. Saya sampaikan kepada teman-teman, saya ingin membuat konsumsi dengan bantuan jin. Jin tersebut membuat tipuan mata agar seolah terdapat resepsi dan konsumsi yang megah dan mewah.
Sehingga di lokasi seolah-olah ada resepsi dan konsumsi. Namun, nyatanya hanya ilusi agar terlihat bahwa tamu undangan menikmati suasana resepsi memakan konsumsi maya yang disediakan. Haha.
Pada akhirnya, teman-teman pun bingung dan menyerah dengan pembahasan, atau lebih tepatnya igauan, yang aku buat dan sampaikan. Saya menang telak. Pembahasan tentang menikah selesai sudah. Dunia di hadapan saya pun kembali cerah.