Angka 21 bagi pendukung Manchester United itu magis. Angka yang dirindukan. Setelah titel liga diraih 8 tahun silam, gema 21 is coming tampak menjadi capaian yang ingin dicapai.
Melalui tulisan ini aku ingin meminta maaf. Permintaan maafku setulusnya kusampaikan ke pelajaran Bahasa Indonesia. Saat masih sekolah, aku tidak pernah menjadikan pelajaran Bahasa Indonesia sebagai sesuatu yang penting. Ujian Bahasa Indonesia ya loss doll. Nilai berapa pun biarlah. Tidak penting juga, pikirku saat itu.
Semakin bertambah usia, penyesalan dan kearifan muncul. Termasuk juga soal bahasa ini. Tanpa bahasa, manusia tidak mungkin bisa bertahan hidup generasi ke generasi; zaman ke zaman; masa ke masa. Bahasa memampukan manusia melalukan abstraksi, imajinasi, dan melakukan komunikasi.
Komunikasi pikiran dan kehendak melalui bahasa melahirkan interaksi timbal-balik. Bayangkan, jika manusia tidak bisa berinteraksi, apa yang terjadi? Manusia hidup saling terasing, tanpa pernah bisa saling bekerja sama, dan ujungnya punah.
Palindrom, menurut kamus bahasa Indonesia berarti kata, rangkaian kata, atau bilangan yang terbaca sama, baik dari depan maupun dari belakang, seperti kodok, radar, taat. Ada pula istilah metatesis yang berarti owrubahan letak huruf dalam satu kata dan tidak mengubah arti. Misalnya bahasa walikan saya jadi ayas, gue jadi eug.
Bahasa adalah pola. Dan pola adalah keindahan. Bahasa serupa dengan matematika. Bahasa dan matematika adalah dasar dan kunci dalam membangun pola pikir yang runut, terpola, dan terstruktur. Tanpa bahasa dan matematika, keindahan sebagai hasil budaya manusia tidak bisa dinikmati oleh manusia lainnya.
Nah, pertanyaannya, susunan angka di judul itu palindrom atau metatesis?
***
Pekan lalu Liga Primer Inggris sudah memulai laga pekan pertama. Laga perdana menghasilkan tumbangnya Gudang Peluru London oleh tim sekota Lebah Madu dengan skor 2-0. Awal yang muram buat Arteta dan anak-anak asuhnya.
Tim favoritku, peraih gelar juara terbanyak Liga Inggris, meraih kemenangan meyakinkan dari Leeds United dengan skor 5-1. Laga pembuka kedua klub yang bertajuk derby of the roses: Red rose versus white rose. Tim merah berhasil menang dengan telak.
Pekan ini memasuki pekan kedua Liga Primer Inggris. Tepat di tanggal 21 bulan Agustus. Angka 21 bagi pendukung Manchester United itu magis. Angka yang dirindukan. Setelah titel liga diraih 8 tahun silam, gema 21 is coming tampak menjadi capaian yang ingin dicapai.
Delapan tahun tanpa gelar liga sungguh hal yang bikin gundah. Jujur saja. Tidak ada fans klub sepak bola yang menjadikan raihan trofi sebagai alasan mendukung suatu klub alias glory hunter. Klub dengan tradisi juara memang menarik minat untuk memperoleh dukungan. Tidak terkecuali bagi Manchester United dan pendukungnya.
Delapan tahun kemarau yang benar-benar membuat dahaga semoga berhasil disiram dengan trofi juara oleh pasukan Ole Gunnar Solskjaer. Tentu trofi juara liga ke-21 adalah impian yang sangat dinanti-nantikan.
Dua puluh satu itu juga berarti menjaga jarak dari tim merah lain dari Merseyside yang memiliki raihan trofi liga berjumlah 19. Tim merah asal Merseyside dengan bangga menunjukkan 6 trofi UCL berbanding 3 yang dimiliki MU. Jika trofi liga tidak menjauh, maka, gelar sebagai tim Inggris paling sukses layak dipegang Liberpool seutuhnya. Paripurna.