Kebahagiaan dosen pasca mengajar, manakala mahasiswa selesai dikasih materi kemudian dengan “kerelaan hati” mau coba mempraktikkan apa yang disampaikan. Kata kunci “kerelaan hati”, sengaja penulis pilih dan bukan kata “tugas”. Sebab “tugas” meminjam istilah KBBI daring, memiliki makna yang wajib dikerjakan, atau yang ditentukan untuk dilakukan.
Makna lain yang ditawarkan dari KBBI, pekerjaan yang menjadi tanggungjawab atau pekerjaan yang dibebankan. Lalu, apa yang dikerjakan oleh mahasiswa untuk kemudian dilaksanakan dengan kerelaan hati? Penulis jawab menulis artikel.
Jujur, penulis sengaja melakukan provokasi kepada mahasiswa yang memiliki ide brilian untuk dituangkan dalam tulisan. Penulis juga berkata kepada mahasiswa, ide yang muncul jangan hanya disimpan di otak. Itu karena, akan minim kemanfaatan kepada sesama.
Terlebih, pada Makul Jurnalistik, penulis insert-kan satu tema menulis artikel sebagai bekal bagaimana sebenarnya kekayaan ide pikiran yang mereka miliki, kemudian dituangkan pendapatnya berwujud tulisan lepas-tuntas.
Perlu diketahui, artikel sendiri mengutip Prof. Mudrajad Kuncoro (2009:32) adalah tulisan lepas yang berisi opini seseorang secara tuntas tentang masalah aktual hingga kontroversial yang bertujuan untuk menyampaikan gagasan, meyakinkan pembaca, mendidik serta menghibur.
Melihat istilah di atas, penulis memberi pemahaman sederhana kepada mahasiswa bila mereka mengetahui ada isu terkini perihal peristiwa yang terjadi -dari media online, televisi, bahkan koran- kemudian mereka punya sudut pandang pemikiran yang terdeskripsikan berwujud tulisan secara tuntas, itu karya tulis artikel.
Setelah mereka paham, kemudian penulis juga memberi tahu berapa halaman artikel itu dibuat. Satu slide yang penulis sampaikan, menerangkan bila cukup 7 ratus kata yang dibutuhkan, 5 ribu karakter atau cukup dua halaman kertas ukuran A4 (kuarto) dengan spasi 1,5 (satu setengah).
Berikutnya, penulis juga sampaikan email redaksi yang bisa dikirimi tulisan artikel yang telah selesai dibuat, tidak terkecuali media online Jurnaba.co dengan email [email protected].
Lalu setelah itu, penulis pun melanjutkan anatomi yang harus diperhatikan saat menulis artikel. Mulai dari judul, kemudian nama lengkap penulis, lead (pendahuluan), pembahasan, kesimpulan, dan identitas nama penulis.
Anatomi Artikel
Anatomi pertama, judul. penulis sampaikan kepada mahasiswa cara membuatnya tidak jauh-jauh kala awal pertama kali ide tulisan itu muncul. Sebagai contoh, salah satu tulisan penulis yang tayang di media cetak Bojonegoro, muncul saat penulis sedang perjalanan dari Balen ke Bojonegoro.
Saat menikmati nglenyer-nya jalan Bojonegoro yang sudah halus aspalnya, hampir saja mau disrempet pengendara lain. Dari situlah penulis kemudian terbersit peribadi si pengendara ini tidak memiliki etika. Jalannya sudah mulai nglenyer tetapi minim etika. Dari kasuistik itulah lahirlah ide tulisan berjudul “Nglenyer dan Etika Berkendara”.
Berdasar pengalaman di atas, penulis sampaikan kepada mahasiswa, bila ide tulisan itu bisa lahir dari pengalaman kehidupan yang sedang kita alami. Ia dekat dengan kehidupan kita. Sehingga, kita tidak perlu jauh-jauh mencari ide tulisan. Cukup coba memulai dari yang terdekat, ide menulis artikel itu bisa didapatkan.
Setelah ide tulisan -yang kemudian jadi judul- didapatkan, anatomi kedua yang penulis sampaikan adakan nama lengkap penulis.
Kenapa ini penting? Itu karena sebagai penulis pemula, mahasiswa belum percaya diri bila mereka itu akan jadi penulis.
Dengan menyertakan “nama lengkap” sebagai anatomi penulisan artikel maka “rukun” menulis artikel akan senantiasa mereka perhatikan.
Setelah nama lengkap, anatomi ketiga adalah lead yang sederhanya kalimat satu paragraf sebagai pembuka tulisan yang menarik. Kepada mahasiswa, penulis mengibaratkan bila lead sebagai pendahuluan tulisan.
Apa menariknya kalimat pembuka tulisan yang dibuat akan meneruskan pembaca untuk meneruskan paragraf demi paragraf yang dibuat oleh penulis.
Ketika kalimat pembuka artikel menarik secara penyajian, anatomi keempat adalah pembahasan dari artikel sendiri. Di situ, bila ada kritik selanjutnya bisa diuraikan alasan rasionalnya.
Bahkan bisa diperkuat dengan teori-teori mapan hasil dari buku, online jurnal, serta ragam hasil penelitian mahasiswa dari jenjang S1, S2, hingga S3.
Pada bagian pembahasan ini pula, penulis juga menyampaikan kepada mahasiswa untuk memberikan solusi atas permasalahan yang dibahas. Bisa dengan dua, tiga, hingga lima tergantung dari tawaran solusi yang kita ketahui dan cocok dengan yang dibahas.
Masing-masing dari tawaran solusi diuraikan secara mendalam, logis, dan mudah dipahami sehingga bisa menyadarkan pembaca bila perilaku selama ini yang dilakukan kurang tepat, perlu dirubah dan sebagainya.
Anatomi kelima, kesimpulan dari tulisan yang bahas. Kemudian anatomi keenam, adalah identitas penulis. Karenanya, penulis sampaikan kepada mahasiswa, bila mereka masih menjadi mahasiswa maka identitas penulis ditulis secara detail mereka mahasiswa prodi, fakultas, serta universitas.
Berkat pembelajaran sederhana mudah menulis artikel tersebut, kemudian penulis sampaikan kepada mahasiswa dari masing-masing kelas ada “kerelaan hati” untuk menulis artikel dan menjadi contoh teman-temannya.
Sampai tulisan ini dibuat, dua mahasiswa dari kelas yang berbeda, artikel hasil karyanya sudah tayang di media online ternama di Bojonegoro. Kepada mahasiswa PAI, selamat jadi penulis. (*)
* Penulis adalah Dosen Prodi PAI, Fakultas Tarbiyah, UNUGIRI.