Di Bojonegoro, perkara sepakbola memang tidak ada matinya. Terlepas bagaimanapun kondisi sepakbola orang-orang dewasa, pembinaan usia dini terus bergeliat. Bahkan, cenderung mengalami pertumbuhan.
Nabs, pertumbuhan positif pembinaan usia dini di Bojonegoro, bisa dibuktikan dari kian bertambahnya jumlah sekolah sepakbola (SSB) yang ada di Kota Ledre. Selain itu, kian maraknya event kompetisi kelas umur juga mendorong lahirnya SSB baru.
Anggota Komisi Bidang Usia Dini ASKAB PSSI Bojonegoro, Siswoyo mengatakan, awal 2019 ini jumlah SSB terdaftar di ASKAB mengalami kenaikan signifikan. Kenaikan jumlah itu, berbanding lurus dengan maraknya event kompetisi diselenggarakan.
“Yang pasti sekarang banyak SSB di Bojonegoro, sering ada event di kelompok umur, bahkan baru saja ada pelatihan pelatih sepakbola di Bojonegoro,” kata Siswoyo (5/3/2019) pada Jurnaba.co
Dari data yang dimiliki Siswoyo, per Maret 2019 ini, jumlah SSB di Bojonegoro sebanyak 41 SSB yang tersebar di seluruh kecamatan di Bojonegoro. Padahal, tahun sebelumnya, jumlah sebesar 20 SSB. Itu pun yang aktif tidak sampai 20 SSB.
Nabs, Siswoyo menyatakan, sebanyak 41 SSB itu, bisa jadi jumlahnya bisa bertambah lagi. Sebab, ada potensi sejumlah SSB belum tercatat. Sehingga, datanya belum masuk.
Disinggung penyebab naiknya jumlah SSB, Siswoyo mengaku jika secara persis tidak tahu. Hanya, dia menganggap jika jumlah SSB yang ada di Bojonegoro tentu dipengaruhi banyaknya event kompetisi yang diselenggarakan. Meski, mayoritas event masih digarap mandiri.
“Untuk persisnya saya kurang tahu. Kemungkinan memang sudah waktunya SSB di Bojonegoro berkembang lebih bagus dari tahun sebelumnya,” imbuh dia.
Menurut pengamat sepakbola usia dini Bojonegoro, Wawan Bruno, kian banyaknya jumlah SSB disebabkan banyak SSB mulai fokus ke Piala Danone. Dalam waktu dekat, kompetisi Danone bakal diputar untuk regional Jawa Timur.
“Hari ini terahkir penutupan pendaftaran, dan pendaftaran melalui online sudah tutup 2 hari kemarin,” kata Wawan.
Dari data sementara, ada sebanyak 9 klub SSB Bojonegoro yang mendaftar Piala Danone. Di Piala Danone, menerapkan sistem 8 vs 8. Sedangkan umumnya, kompetisi di Bojonegoro menggunakan sistem 7 vs 7.
“Ada sedikit perbedaan sistem tapi semoga bukan menjadi masalah bagi SSB Bojonegoro,” ucap Wawan.
9 SSB Bojonegoro yang ikut mendaftar di antaranya; Sukorejo Putra, ASSBI Bojonegoro, Persepa, SSB Cakra, Bojonegoro Putra, SSB Mojo, Bina Talenta, New Gesic, dan Satria Mandiri.
Khusus regional Jawa Timur, Piala Danone diselenggarakan di 4 kota. Yakni Malang, Blitar, Jember, dan Madiun dengan menggunakan sistem setengah kompetisi. Yang lolos, akan melangkah ke- 48 besar Jawa Timur.
“Jumlah total peserta sebanyak 350 SSB. Semua serentak dimulai pada 16-17 Maret ini,” ujar Wawan.
Piala Danone, kata Wawan, merupakan kompetisi internasional. Hanya, tahapnya berjenjang. Mulai regional, nasional hingga internasional. Sebab, penyelenggara Danone Prancis. Bila menang tingkat nasional, akan mewakili Indonesia ke Spanyol untuk ikut festival Danone dunia.
Dengan banyaknya SSB Bojonegoro mengikuti kompetisi internasional, menunjukkan bahwa kualitas SSB Bojonegoro memang memadai. Sebab, tidak hanya Piala Danone, banyak kompetisi serupa yang diikuti SSB di Bojonegoro.
Senada dengan Siswoyo, Wawan mengaku jika pembinaan usia dini di Bojonegoro mengalami perkembangan cukup bagus. Setidaknya, semangat mendirikan SSB cukup besar. Di lain sisi, kini mulai banyak pelatih SSB sudah memiliki lisensi.