Kucing menjadi hewan paling sering disebut-sebut dalam berbagai kisah hikmah para sufi. Satu di antara kisah paling masyhur adalah saat seekor kucing menyelamatkan Syekh Abu Bakar Asy-Syibli.
Kisah yang termaktub dalam kitab Nashaihul Ibad karya Syekh Nawawi Al-Bantani itu menceritakan bahwa gara-gara seekor kucing, sufi masyhur Asy-Syibli mendapat Rahmat dari Allah.
Syekh Abu Bakr Asy-Syibli memang telah wafat pada 334 H lalu. Tapi, nasehat dan hikmah-hikmah yang ia bagi seolah terus mengalir kepada generasi-generasi sesudahnya melalui berbagai wasilah, salah satunya lewat mimpi.
Alkisah, seorang ulama (setelah generasi Asy-Syibli) bermimpi. Dalam mimpinya, dia menyaksikan Imam Asy-Syibli yang telah wafat itu ditanya Allah, “Kamu tahu, apa yang membuat-Ku mengampuni dosa-dosamu?”
“Amal shalihku.”
“Bukan.”
“Ketulusanku dalam beribadah.”
“Bukan.”
“Hajiku, puasaku, shalatku.”
“Juga bukan.”
“Perjalananku kepada orang-orang shalih untuk menimba ilmu.”
“Bukan.”
“Ya Ilahi, lantas apa?” tanya Imam Asy-Syibli.
Allah kemudian menjawabnya dengan mengacu pada kisah pertemuan Imam Asy-Syibli dengan seekor kucing di jalanan kota Baghdad. Kucing kecil yang sakit karena ganasnya hawa dingin, menyudut ke suatu tempat untuk mencari kehangatan.
Imam Asy-Syibli yang tergerak hatinya, lantas memungut kucing kecil malang itu, kemudian memeluk dan menghangatkan kucing itu dalam jubah yang ia kenakan.
“Lantaran kasih sayangmu kepada kucing itulah, Aku memberikan rahmat kepadamu.”
Kisah antara Syekh Abu Bakar Asy-Syibli dan seekor kucing ini menunjukkan betapa rahmat Tuhan tidak didapat hanya dari laku ubudiyah belaka. Namun juga didapat dari welas asih manusia pada makhluk ciptaan Tuhan lainnya. Seekor kucing misalnya.
:::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::
Selama Ramadhan ini, redaksi Jurnaba.co berupaya menghadirkan kisah-kisah pendek bermuatan hikmah. Semoga bisa jadi kisah yang asyik dibaca sambil menunggu waktu berbuka.