Semoga kita terus diberi keberanian untuk memikirkan dan melakukan perihal yang tak berguna. Sebab hanya dengan itu, kita adalah manusia. Hal-hal yang berguna, biar mesin saja yang melakukannya.
Hampir semua orang, saat ditanya apa cita-cita dan harapan tertingginya dalam hidup, jawabannya adalah ingin menjadi pribadi yang berguna. Tentu itu harapan sederhana dan mulia dan bijaksana.
Tapi, mungkin banyak yang belum sadar jika berguna adalah fase pasca melintasi tahapan yang sia-sia. Hidup kadang membawa kita untuk jadi sia-sia dulu, baru setelah itu menjadi berguna.
Berani memikirkan perkara sia-sia adalah bagian dari tahap menuju berguna. Tidak ada kebergunaan yang ujug-ujug tiba begitu saja. Kecuali memang sudah ditakdirkan demikian.
Seorang kimiawan Inggris, John Walker, pada 1826 duduk santai di laboratorium. Ia melakukan sesuatu yang tak berguna. Melamun sambil mencampur-campur potas dan antimon. Secara tak sengaja, ia menemukan pemantik yang kelak kita sebut sebagai korek api gesek.
Andai John Walker tak berani memikirkan dan melakukan perkara sia-sia dan minim guna, tentu sampai hari ini banyak manusia menyalakan rokok pakai kompor. Sebab belum ada korek api.
George de Mestral, seorang insinyur dari Swiss, mula-mula hanya bermain bersama anjingnya di pegunungan Alpen. Waktu itu dia melihat banyak biji dari buah burdock menempel pada pakaian dan bulu anjingnya.
Dari kejadian itu, Mestral menyia-nyiakan waktu dan memikirkan sesuatu yang tak berguna. Melalui mikroskop, dia melihat ratusan kaitan menyangkut pada tiap benda berbasis serat seperti rambut dan bulu.
Dari giat tak berguna dan penuh sia-sia itulah, Mestral mengembangkan alat untuk menyatukan dua benda (Velcro). Velcro mulai diperbanyak pada 1941 silam. Nabs, tahu Velcro nggak sih?
Velcro itu keretekan. Tahu keretekan kan Nabs? Ia biasanya digunakan untuk mengancing dompet, jaket, tas, hingga saku baju maupun celana.
Bayangkan, andai Mestral tak menyia-nyiakan waktu dan memikirkan sesuatu yang tak berguna kala itu, tentu sampai hari ini banyak yang tidak tahu apa itu keretekan.
Orville Wright dan Wilbur Wright yang dikenal sebagai penemu desain pesawat pada 1903 silam, tentu awalnya tak mengira jika apa yang mereka lakukan bakal menjadi manfaat bagi banyak orang. Toh mereka terinspirasi burung terbang belaka.
Tapi, sesuatu yang awalnya tak berguna dan untuk menemukannya butuh keberanian menyia-nyiakan waktu tersebut, pada akhirnya teramat berguna. Tidak hanya bagi diri sendiri. Tapi banyak orang.
Nabs, semoga kita terus diberi keberanian untuk memikirkan dan melakukan perihal yang tak berguna. Sebab hanya dengan itu, kita adalah manusia. Hal-hal yang berguna, biar mesin saja yang melakukannya.
Sudah tugas manusia memikirkan sesuatu yang tak berguna untuk menjadi berguna. Tugas mesin cukup melanjutkan sekaligus menyempurnakan kinerja apa yang sebelumnya dipikirkan manusia.
Manusia dan mesin jelas perbedaannya. Manusia menemukan dan mesin melanjutkan. Tanpa manusia menemukan sesuatu, tentu mesin akan berakhir menjadi istilah saja tanpa fungsi yang jelas.
Di balik gegap gempita Revolusi Industri (1750-1850) yang secara tegas mengakui eksistensi mesin, tentu ada manusia-manusia di baliknya. Manusia-manusia itulah yang mengubah perkara tak berguna menjadi berguna.
Bahkan, manusia-manusia itu pula lah yang bertugas melamun dan berpikir sekaligus menyia-nyiakan waktu. Nanti jika sudah klir apa yang dipikirkan, tugas mesin cukup melanjutkan saja.
Mesin tidak lebih pintar dari manusia karena mesin diberi kerjaan oleh manusia. Sebab mesin diciptakan oleh manusia. Dan untuk menciptakan mesin, terkadang manusia harus berani berbuat sia-sia terlebih dahulu.