Al Hajj Umar Yamaoka merupakan penyebar agama Islam di Jepang. Kelak, dia memiliki santri bernama Al Hajj Ryoichi Mita, seorang samurai sekaligus ulama masyhur yang mampu menerjemahkan Qur’an.
Agama Islam tercatat pertama masuk ke Jepang pada akhir abad 19 atau akhir dekade 1800-an. Pada 1890, Pemerintah Turki Ottoman mengirimkan sebuah kapal angkatan laut yang dikenal dengan Kapal Ertugrul ke Jepang.
Tujuannya, memulai hubungan diplomatik serta memperkenalkan islam pada orang Jepang. Sejak saat itu, Islam sudah mulai dikenal di Jepang. Meski, belum bergerak secara sistematis.
Ghirah pergerakan Islam mulai terasa ketika muncul sosok nama Al Hajj Umar Yamaoka (1879-1959). Beliau seorang penyebar agama Islam di Jepang. Ini bukti betapa setiap tempat, bahkan tempat yang tampak mustahil sekalipun, pasti ada Waliyullahnya.
Kiprah Mbah Yamaoka merupakan bukti betapa Lakal hamdu mil us samawaati wamil ul ardhi– segala puji bagi Allah memenuhi langit dan bumi– benar-benar terjadi. Tak peduli dimanapun tempatnya.
Dalam sebuah cerita, pria bernama Kotaro Yamaoka masuk Islam di Bombay, India, setelah berjumpa dengan ulama kelahiran Rusia yang pernah tinggal di Jepang, bernama Abdul Rashid Ibrahim.
Setelah masuk Islam, Yamaoka mengubah nama menjadi Umar Kotaro Yamaoka. Beliau melakukan ibadah haji pada 1909, sekaligus memperdalam pemahaman Islam di Makkah.
Sepulang berhaji, Umar Yamaoka mulai berbagi pengalaman ibadah dengan masyarakat Jepang. Beliau memperkenalkan Islam pada masyarakat Jepang dengan bermacam wasilah. Mulai ajakan lisan hingga penulisan buku.
Samurai yang Menerjemah Qur’an
Al Hajj Umar Ryoichi Mita (1892-1976), keturunan samurai sekaligus penerjemah Al Qur’an pertama di Jepang, merupakan murid dari beliau. Sebelum mantap memeluk Islam, Ryoichi Mita istifadhah dan bertabaruk pada Al Hajj Umar Yamaoka terlebih dahulu.
Setelah menjadi santri Umar Yamaoka dan mantap memeluk Islam, Ryoichi Mita menambah nama Umar di depan namanya untuk bertabaruk pada sang Kiai.
Tak hanya menjadi ulama kharismatik yang masyhur. Kelak, santri Mbah Umar Yamaoka itu juga menjadi penerjemah Al Qur’an pertama di Jepang.
Penerjemahan Al Qur’an ke dalam bahasa Jepang karya Umar Ryoichi Mita terbit pada 1972. Sebelumnya, memang telah ada terjemahan Qur’an pada 1920, 1937, dan 1950.
Namun, semua penerjemahan dilakukan oleh non-muslim. Umar Mita merupakan muslim Jepang pertama yang menerjemahkan Al Quran ke dalam bahasa Jepang.
Dalam bermacam literatur sejarah, Islam masuk Jepang pada awal 1877 Masehi. Bahkan beberapa tahun sebelum Kekhalifahan Utsmaniyah mengirim kapal angkatan laut ke Jepang pada tahun 1890.
Persebaran Islam di Jepang dilakukan secara tidak langsung oleh para pedagang dari sejumlah negeri Islam yang merantau ke Jepang. Meski begitu, tak banyak catatan terkait persebaran Islam di sana.
Namun, sosok Umar Yamaoka merupakan duta besar Islam sekaligus pendobrak pergerakan islam di Jepang. Sebab, beliau aktif berdakwah.
Dalam konteks tertentu, beliau adalah Waliyullah. Selain berdakwah secara lisan, beliau banyak menulis buku yang mengajak masyarakat Jepang untuk masuk Islam.
Umar Yamaoka, adalah sosok di balik keberadaan komunitas-komunitas muslim yang ada di Jepang sampai saat ini. Umar Yamaoka, juga bukti betapa tasbih selalu bergema di sudut bumi mana saja.