Jurnaba
Jurnaba
No Result
View All Result
Jurnaba

Undangan Pernikahan dan Kejutan dari Masa Lalu

A Wahyu Rizkiawan by A Wahyu Rizkiawan
04/10/2019
in Cecurhatan
Undangan Pernikahan dan Kejutan dari Masa Lalu

“Warahi mbukak dalan anyar aku,” kata Baihaqi pada saya dan Syafi’i sambil malu-malu luwak.

Mendengar kalimat itu, sontak kami bertiga tak bisa menyembunyikan tawa. Itu kalimat sakral nan gersang dan tentu saja bakal membuat wqwq lelaki yang sudah menikah.

Baihaqi dan Syafi’i adalah dua kawan saya sejak remaja. Dua dari sejumlah kawan yang mewarnai masa-masa remaja saya. Jika Syafi’i sudah punya dua momongan, Baihaqi beda lagi.

Baihaqi serupa legenda yang membuat banyak orang bertanya-tanya. Bagaimana bisa, seorang lelaki tampan dan cerdas dan punya kemampuan humor yang memadai sekaligus keturunan kiai, tapi tak punya kenalan seorang perempuan, di tengah semua kawan-kawannya sudah pada menikah.

Tapi, barangkali, disitulah kehebatan Baihaqi. Saat semua kawannya (termasuk saya) masih umbelen dan hanya sibuk memperdebatkan mana yang lebih baik antara klepon dan onde-onde, Baihaqi sudah sering diperhatikan perempuan.

Saat saya dan teman-teman menggunakan ponsel hanya untuk main game snake xenzia, Baihaqi sudah mampu menulis chat-chat SMS rayuan yang mampu membuat perempuan tak bisa tidur tiga hari tiga malam.

Selain punya wajah lumayan tampan dan kecerdasan yang bisa dibilang memukau, Baihaqi punya jalur nasab yang istimewa. Dia cucu cicit dari tokoh Ponpes Al Hadi Padangan. Hal itu, mungkin yang membikin dia jadi idola, terutama di kalangan santri perempuan.

Tapi, Baihaqi tetaplah Baihaqi. Dia kawan yang memang aneh sejak dari angan-angan. Alih-alih nyantri secara serius, dia justru memilih jalur sebagai pemuda biasa. Umum dan liberal. Ini yang justru amat istimewa.

Pengkok, tempat kami bermukim, terutama yang memasuki kawasan pesantren, adalah ruang di mana hampir semua remaja lelakinya menggunakan sarung dan celana panjang. Dan itu tak terjadi pada Baihaqi. Dia lebih sering memakai celana pendek yang menampakkan lututnya.

Di saat teman-teman seusia kami sedang serius-seriusnya menjadi santri atau menyiapkan cita-cita menjadi pegawai negeri, Baihaqi dan saya malah berlatih main gitar, menghafal lirik-lirik System of a Down hingga menyewa studio musik untuk genjrang-genjreng yang tak ada artinya.

Saat memasuki usia STM, Baihaqi, saya dan sejumlah kawan membikin sebuah komplotan progresif bernama Dalbo, akronim dari Dalil Bodo, yang setiap hari kerjaannya mendiskusikan jalan cerita komik-komik Jepang.

Menghafal dan memahami lirik lagu band-band favorit dan sesekali melahirkan dalil-dalil lucu nan menyesatkan. Untungnya, sesaat setelah dalil itu kami fatwakan bersama, kami langsung lupa. Wqwq

Dalbo, tentu versi lunak kisah nakal anak-anak Paisano dalam novel Dataran Tortilla karya John Steinbeck. Untungnya, kami hidup di Padangan, bukan di Monterey atau California.

Di antara para Dalbo, Baihaqi memang cukup menonjol untuk urusan mencuri perhatian perempuan. Tapi, saat hampir semua anggota Dalbo sudah menikah dan berkeluarga, Baihaqi justru masih tetap menjomblo dan tak ada tanda-tanda punya kenalan perempuan.

Semalam, Baihaqi menemui saya dan Syafi’i. Tentu itu pertemuan yang amat penting. Mengingat, bertahun-tahun lamanya kami tak bertemu. Dan benar, sekalinya bertemu, Baihaqi meminta restu sambil membawa undangan pernikahan.

Tak hanya membawa undangan pernikahan, dia juga bercerita perihal kenapa menjadi sosok paling lama melabuhkan hati, di antara teman-teman yang dulu, justru sering dia ajari mengirim SMS ke perempuan.

“Hancuk, aku kenek karma gara-gara sering PHP cewek.” Ucapnya sambil diselingi tawa penuh kelegaan. Lega karena dia sudah menemukan jalan hidup berumah tangga.

Tapi, dia membawa urusan baru. Sebuah pernyataan yang benar-benar membuat kami semua tak henti tertawa tergelak-gelak. Baihaqi meminta petunjuk kepada kami tentang: tata cara mengisi teka-teki silang saat malam pertama pernikahan.

“Warahi mbukak dalan anyar aku,” mintanya pada kami. Tentu, bagi kami, itu kalimat yang tak terduga bisa keluar dari mulut Baihaqi, sosok playboy di masa remaja yang punya segudang referensi memikat hati wanita.

Sejak zaman Dalbo hingga era digital, Baihaqi selalu mampu menebar kelucuan. Hanya, bedanya, semalam, ia tampak begitu lega. Ia tak lagi sendirian. Ada sosok mbak-mbak santri yang akan menemaninya membahas kitab Uquudulujain ~

Tags: Masa LaluUndangan Pernikahan
Previous Post

Memanfaatkan Daun Kemuning untuk Menurunkan Berat Badan

Next Post

Perbaikan Infrastruktur Bojonegoro dan Apa yang Harus Dilakukan Pemerintah

BERITA MENARIK LAINNYA

Alasan Kenapa Harus Menyelami Dunia Tulis Menulis
Cecurhatan

Alasan Kenapa Harus Menyelami Dunia Tulis Menulis

17/11/2025
Bagaimana Seorang Pahlawan Muncul?
Cecurhatan

Bagaimana Seorang Pahlawan Muncul?

15/11/2025
Mengenal JustCOP, Koalisi Keadilan untuk Bumi Lebih Baik
Cecurhatan

Mengenal JustCOP, Koalisi Keadilan untuk Bumi Lebih Baik

14/11/2025

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Anyar Nabs

Alasan Kenapa Harus Menyelami Dunia Tulis Menulis

Alasan Kenapa Harus Menyelami Dunia Tulis Menulis

17/11/2025
Kuburan Terapung: Pemutakhiran Ingatan Publik atas Kekerasan 1965 di Bojonegoro 

Kuburan Terapung: Pemutakhiran Ingatan Publik atas Kekerasan 1965 di Bojonegoro 

16/11/2025
PKB Bojonegoro Gelar Tasyakuran atas Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional Di Gedung DPRD 

PKB Bojonegoro Gelar Tasyakuran atas Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional Di Gedung DPRD 

15/11/2025
Bagaimana Seorang Pahlawan Muncul?

Bagaimana Seorang Pahlawan Muncul?

15/11/2025
  • Home
  • Tentang
  • Aturan Privasi
  • Kirim Konten
  • Kontak
No Result
View All Result
  • PERISTIWA
  • JURNAKULTURA
  • DESTINASI
  • FIGUR
  • CECURHATAN
  • MANUSKRIP
  • FIKSI AKHIR PEKAN
  • SAINSKLOPEDIA
  • JURNAKOLOGI
  • SUSTAINERGI
  • JURNABA PENERBIT

© Jurnaba.co All Rights Reserved

error: