Kata maaf bertebaran sana-sini. Meneduhkan hati yang mungkin sedang emosi. Di hari yang fitri ini, upgrade hati harus disiasati. Agar terbentuk pribadi yang selalu instrokpeksi diri.
Malam takbir berkumandang. Di seluruh dunia umat Islam akan merayakan hari kemenangan. Setelah dididik di Universitas Ramadan, mereka kini menyandang status baru, lulus ujian atau tidak.
Tak terasa satu bulan sudah kita jalani bersama. Nikmatnya santap sahur hingga segarnya es disaat buka puasa. Masya Allah, lega rasanya. Tenggorokan yang awalnya kering jadi basah seketika.
Manusia dididik oleh Allah swt di bulan ramadan. Tak hanya untuk menahan lapar dan haus, tentu menahan hawa nafsu pula. Belajar untuk mengontrol diri dan berbuat kebajikan. Disetiap menit dan detik, waktu di bulan ramadan dapat menjadi pahala berlipat bagi umat muslim, jika mampu memanfaatkannya dengan baik.
Lebaran kini telah tiba. Semua umat muslim bergembira. Pun disisi lain juga bersedih, karena bulan ramadan telah meninggalkan kita semua.
Hari raya idul fitri merupakan momen yang pas untuk saling maaf-maafan. Tak hanya melalui ucapan. Pun juga harus tulus memaafkan dari hati yang terdalam. Mencoba untuk ikhlas dengan semua yang telah terjadi. Pun tidak menyesali dengan apa yang telah Allah swt takdirkan kepada kita semua. Karena semuanya adalah nikmat dan patut untuk kita syukuri.
Memaafkan berhubungan dengan organ tubuh yang disebut dengan hati. Hati yang mau memaafkan akan menjadi bersih dan tenang. Namun sebaliknya, hati yang tak mampu dan tak mau untuk memaafkan satu sama lain adalah hati yang masih dihinggapi oleh perasaan negatif, akhirnya pikiran menjadi sempit dan selalu ingat keburukan orang lain. Membuat perasaan tidak tenang dan tak karuan. Kedamaian hati lenyap begitu saja. Diterpa angin kekacauan.
Mumpung hari ini hari yang fitri, mari kita semua saling memaafkan satu sama lain. Hati memang menduduki posisi terpenting dalam organ tubuh manusia. Bahkan, saking pentingnya, hati ibarat nahkoda yang membawa kapal berlayar ke manapun yang ia mau. Semua kendali ada dalam nahkoda tersebut.
Sebuah hadis riwayat Bukhari menyatakan, “Dan sesungguhnya di dalam jasad ada segumpal daging. Jika ia baik, maka baiklah seluruh anggota dan jika ia rusak, maka rusaklah seluruh anggota. Ketahuilah, ia adalah hati.”
Nabs, begitu dahsyatnya bukan pengaruh hati jika tidak dikontrol dengan baik? Ia dapat mengelabuhi manusia dan dapat merusak segalanya. Hati ibarat elemen yang sangat berharga dalam tubuh manusia. Karena pengaruhnya sangat luar biasa dalam mengontrol jiwa manusia.
Oleh karena itu, yuk kita sama-sama upgrade hati kita. Kita perbaiki bersama. Saya tahu ini tidak mudah. Saya juga masih belajar. Bahkan dari tangga paling awal. Namun tidak ada salahnya jika kita niat untuk sama-sama belajar memperbaiki diri, apalagi dihari yang fitri. Saling memaafkan dengan setulus hati. Mengontrol hati agar damai selalu bersemayam dalam diri.
Bubulan, 23 Mei 2020