Kau menatap matanya. Melihat sorot yang malu-malu meong itu, mengarah kepadamu. Kau segera merapikan rambutmu. Meski kau tak tahu, apa arti dari pandangan itu.
Pandangan pertama yang sangat misterius bagimu. Ada teka-teki yang sulit sekali untuk kau jawab. Dari pandangan pertama itu, kau selalu memikirkannya dan senyum-senyum sendiri saat mengendarai sepeda motor.
Kau mulai ber-utopia dan berupaya merasakan bagaimana jika kau dan dia duduk berdua menimang buah hati. Kau-dan-dia-duduk-berdua-menimang-buah-hati.
Malam itu juga, dengan penuh optimistis, kau mengubah diri menjadi Sherlock Holmes yang mulai mencari-cari benang merah atas misteri tatapan berbahaya itu.
Berbekal sinyal WiFi, kau menemukan artikel ber-keyword Bahasa Tubuh Orang Tertarik. Dari artikel itu, kau membaca sebuah kalimat: Jika seseorang tertarik, tatapannya akan tertahan untuk waktu yang lebih lama. Iya, Pandangan Mata. Ia lebih mudah diketahui pada pertemuan pertama.
“Ada semacam keengganan untuk memalingkan mata. Tertahannya tatapan, biasanya diikuti perubahan pupil mata yang kian membesar.” Sebuah kutipan yang membuatmu sedikit berbesar hati.
Selanjutnya: Merapikan Rambut. Dari artikel tentang mengenali bahasa tubuh itu, ada pembahasan tentang merapikan rambut. Kau ingat, kemarin, dia merapikan rambutnya, lalu kau pun ikut merapikan rambutmu.
Dari bab Merapikan Rambut itu, kau tahu jika meski berambut botak, secara tidak sadar, respon orang yang tertarik adalah memegangi kepala, yang seolah sedang memiliki rambut.
Memasuki bab berikutnya, kau mulai lelah dan mengantuk. Kau cuma membaca sepintas lalu sebuah pembahasan Merapikan Baju, setelah itu kau tertidur begitu saja.
Besoknya, tanpa sengaja kau melihatnya lagi saat berada di acara jalan pagi di alun-alun. Dia memberikan sinyal kuat. Dia tersenyum menatapmu, merapikan rambut, dan merapikan pakaiannya juga.
Gerakan itu, sama persis dengan apa yang dijelaskan pada artikel yang kau baca malam sebelumnya. Bahkan dia sempat salting. Tanpa pikir panjang, kau mendekat dan memberanikan diri untuk mengucap: hey!
“Hey, menantunya ibuku, Ya?” Katamu sambil senyum. Dia tertawa. Kau pun berkenalan dengannya dan bertukar nomor WA. Bagimu, tak sempurna jika sudah dapat nomor WA langsung pergi cabut begitu saja.
“Eh , btw pipi kamu ngegemesin kek squishy ya,” katamu padanya. “Jadi pengen nyubit rasanya.”
“Ah masak?” katanya sambil tersenyum dan merapikan rambutnya. “Iya, pengen nyubit pipimu pakai kunci Inggris ” jawabmu.
Kau tertawa dan dia tertawa dan akhirnya kau meninggalkannya dengan ucapan bye, lalu dia mengejekmu dengan lidah yang keluar dari mulut seperti Orochimaru. Tubuhnya membesar. Lidahnya kian lebar. Kau dicekik hingga sulit bernapas.
Kau berteriak-teriak dan berusaha lepas dari lilitan monster ular itu. Kau terbangun dan jam dinding menunjuk pukul 10 pagi. Kau yang berkeinginan ikut CFD, gagal lantaran bangun kesiangan.