Angka 2020 terlihat rapi dan menarik. Selain kembar angka itu juga spesial. Spesial karena ada beberapa lika-liku kehidupan dunia di tahun 2020.
Malam hari memang nyaman untuk berbincang-bincang. Bincang sederhana ini memang tidak bisa diduga. Tiba-tiba celotehan menginggung makna angka 2020.
Tahun 2020 begitu cepat berlalu. Tidak terasa awal tahun 2020 seakan-akan baru satu hari kemarin. Aku juga merasa linglung. Kenapa cepat sekali?
Jika saya boleh menghitung bulan di 2020 saya menganggapnya begini. Januari, Februari, Maret, Pandemi, Desember. Lalu apa yang kita lalukan selama satu tahun ini?.
Saya sengaja mendiskirpsikan tahun 2020 lewat obrolan bersama bapak saya. Kemudian saya tuangkan lewat tulisan. Mari simak obrolan saya bersama bapak saya. Jika kamu tidak mau menyimak juga boleh, lho.
Angka 2020 adalah angka kembar. Berjajar rapi layaknya baju yang baru disetrika. Bapak saya berkata. “Dawuh orang Jawa dulu kembar adalah tahun kesialan.” Saya kaget menedengarnya.
Saya balik bertanya pada bapak, “Kenapa bisa tahun kesialan, Pak?” Ketika saya bertanya seperti itu, bapak sedang menghisap rokok. Raut wajahnya santai tidak gugup sama sekali.
Bapak memang perokok aktif. Rokok Grendel Utama yang menjadi kesukaannya. Bapak kemudian menjawab dengan perkataan yang santai.
“Dua ditambah dua coba jumlah berapa, Le?”
“Empat, Pak. Lha kenapa kalau empat. Angka genap kan baik, Pak.”
“Menurut pitutur leluhur dulu angka ganjil adalah angka kebaikan, sedangkan genap adalah simbol kesialan.”
2020 memang banyak yang tidak beres pada dunia ini, apalagi pandemi yang berlarut-larut, tidak kunjung reda. Reda sedikit kumat lagi, wkwkwk.
Memang tahun 2020 sangatlah menjadi tahun yang sedikit sial. Tapi, juga ada kebahagian di tengah kesialan, kok.
Saya masih bingung dengan pernyataan bapak seperti itu. Rasa penarasaran saya terhadap makna angka empat. Kenapa bisa menjadi angka kesialan.
“Pak, kenapa angka empat itu kesialan?”
“Karena orang dulu kalau menghitung begini. Sandang, pangan, papan, gedong, loro, pati.”
Ketika saya mendengar seperti itu, saya hanya bisa berangan-angan. Mungkin itu karena sering gunakan oleh orang-orang jawa dulu. Tapi kenapa bisa cocok seperti itu. Tiba pada kata “loro” yang berarti sakit.
Diakui atau tidak 2020 terjadi penyakit yang merabak luas. Yaitu pendemi Covid-19. Memang itu bisa dipercaya, jika kamu tidak percaya juga tidak apa-apa. Karena, itu hanya sebuah obrolan malam hangat bersama bapak. Bisa dipercaya juga bisa tidak.