Kopi dan hujan termasuk pasangan serasi di dunia ini. Hujan deras turun bersamaan dengan kenangan. Baik kenangan bahagia dan sedih. Keduanya tidak bisa dielak lagi. Namun, semua itu sudah terlewati dan harus dipelajari. Jadi, perlu dirayakan dengan secangkir kopi.
“Kurang atau lebih, setiap rezeki perlu dirayakan dengan secangkir kopi.”
Itulah kalimat puitis dari seorang penyair bernama Joko Pinurbo. Jika bukan pecinta kopi, tidak ada orang yang bisa menulis kalimat tersebut. Tentunya Joko Pinurbo termasuk penikmat dan pecinta kopi yang ahli. Kamu sendiri, pecinta kopi seperti apa?
Berikut adalah lima jenis penikmat kopi menurut Jurnaba.co.
1. Ekstremis
Kaum ekstremis menikmati kopi dengan cara yang tidak biasa. Menurut KBBI, ekstremis adalah orang yang melampaui batas kebiasaan. Begitulah cara mereka menikmati seduhan dan sajian kopi. Terdapat perlakuan yang khusus dan istimewa terhadap biji kopi. Menikmati kopi secara ekstrem lebih dikenal dengan istilah Manual Brew.
Ada berbagai macam perlakuan kopi. Mulai dari merumuskan jenis biji kopi, cara pemasakan, penggilingan, penyeduhan dan penyajian. Kenikmatan kopi muncul dari cara perlakuannya. Waktu ngopi pun digunakan untuk berdiskusi tentang asal muasal kopi. Mulai dari big bang hingga terasa di lambung para penikmatnya.
2. Radikal
Kaum radikal menikmati kopi dengan cara yang sangat keras. Mereka menginginkan rasa kopi yang paling inti. Untuk itu, sajian kopi harus kental, hitam dan pahit. Gula dianggap racun yang merusak inti atom biji kopi.
Radikal berasal dari bahasa latin yaitu radix. Artinya, secara mendasar sampai kepada hal yang prinsip. Prinsip kopi adalah hitam dan pahit. Tanpa gula, tanpa rekayasa. Kopi yang nikmat harus memiliki rasa yang kuat. Sekuat lambung yang ombak lautan pun mampu dibendung.
3. Kekinian
Kaum kekinian menikmati kopi bukan hanya dari rasanya. Termasuk euforia para penikmatnya. Perasaaan euforia inilah yang dahsyat. Bahkan, kedahsyatannya membentuk sebuah trend. Rasa kopi tidak begitu penting. Yang terpenting adalah wadahnya. Bukan cangkir, melainkan gelas plastik. Terdapat hiasan bertuliskan Janji Jawi, Setarbak atau Ko&Thol.
Menikmati kesegaran kopi murni atau kopi susu, cold or hot is not different. Penting bagi pecinta kopi jenis ini untuk menyegarkan timeline media sosial. Cekrak-cekrek, unggah! Menikmati kopi lebih segar ditemani komentar para followers.
4. Sederhana
Kaum pecinta kopi sederhana tidak menggubris idealis. Mereka hanya ingin kopi yang mewakili perasaanya. Kaum ini biasa membeli kopi sachet yang memiliki banyak rasa. Kopi hitam, kopi susu, cappuccino, moccacino, robusta atau arabica. Semua tersedia dengan harga yang cukup murah. Begitu sederhana kan?
Kopi bukan cinta yang perlu dipahami dengan rumit. Cukup mencintai kopi secara sederhana. Seduh dan sudah, lalu lidah siap menengadah pada bibir cangkir yang panas mongah-mongah. Seperti puisi seorang penyair Sapardi Djoko Damono.
“Aku ingin mencintaimu dengan sederhana, dengan isyarat ceret kepada cangkir yang menjadikannya kopi.”
5. Budak Cinta
Kaum budak cinta adalah penikmat ngopi, bukan kopi. Ngopi adalah modus untuk mengajak kencan orang yang didekati, disukai atau dicintai. Mudahnya, sebut saja gebetan. Istilah ngopi sudah mengakar pada negeri ini. Maknanya ‘nongkrong’, bukan ‘minum kopi’.
Kaum budak cinta tidak begitu perduli dengan kopi. Yang diinginkan hanyalah ngopi (nongkrong) sambil tertawa haha-hihi dengan gebetan. Ngopi hanyalah ruang, sedangkan kopi bisa jadi hanya media. Tentu kenikmatan kopi dirasa jauh dibandingkan kenikmatan bersama gebetan.
Itulah jenis kaum penikmat kopi. Kamu yang mana?