Jurnaba
Jurnaba
No Result
View All Result
Jurnaba

5 Karya Seni yang Tercipta dari Sosok Marsinah

Chusnul Chotimmah by Chusnul Chotimmah
08/05/2019
in Figur
5 Karya Seni yang Tercipta dari Sosok Marsinah

Marsinah. Namanya masih disebut di mana-mana, bahkan setelah 26 tahun kepergiannya. Ia justru hidup lewat puisi, diskusi, tuntutan buruh, bahkan tulisan yang kalian baca saat ini.

Marsinah adalah korban kekejian rezim orde baru. Ia dibunuh pasca suarakan tuntutannya di hari buruh, 26 tahun silam. Bunyi tuntutan itu tak lain adalah kenaikan upah sesuai dengan peraturan pemerintah, jaminan hak buruh, dan juga pembubaran SPSI, yakni serikat pekerja yang disetir oleh pemerintah orde baru.  Tiga pokok itu yang kemudian dibedah menjadi 10 poin tuntutan

Keberanian Marsinah dan kemalangan yang menimpanya kemudian menjadi inspirasi lahirnya banyak karya sebagai bentuk simpati. Seperti 5 karya seni yang lahir dari sosok Marsinah ini.

1. Sapardi Djoko Damono : Dongeng tentang Marsinah
Sapardi Djoko Damono ternyata pernah menuliskan puisi tentang Marsinah, bahkan dalam proses pembuatan puisi tersebut, ia mengaku sebagai proses menulis yang begitu panjang.

Ia marah setiap kali mengingat tragedi yang menimpa Marsinah, tapi puisi tidak boleh ditulis dengan marah. Maka ia berhenti setiap kali merasa marah, dan menuliskan kembali di waktu yang lain hingga memakan waktu 3 tahun lamanya.

Seperti puisi Sapardi lainnya, tidak ada kemarahan di dalam penggalan puisi tentang Marsinah. Tapi rasa sedih dan kiluan yang amat dalam. “Sajak ini saya tulis tiga tahun lamanya, karena saya nulis, marah lagi. Nulis, marah lagi,” ujarnya pada awak media.

2. Drama teater, Marsinah : Nyanyian Dari Bawah Tanah oleh Ratna Sarumpaet
Jangan dulu mengaitkan Ratna Sarumpaet dengan hoax yang sempat heboh beberapa waktu lalu. Ratna Sarumpaet sejatinya telah berkecimpung di dunia seni, khususnya teater. Ia adalah seniman yang kerap menyuarakan isu-isu HAM lewat karyanya.

Salah satu yang pernah ia tuliskan adalah naskah teater berjudul Marsinah: Nyanyian Dari Bawah Tanah. Naskah garapan Ratna tersebut pertama kali dipentaskan pada tahun 1994, di Taman Ismail Marzuki, dan sempat mendapat pencekalan pada masa Orde Baru. Di dalam naskah ini, Ratna menuliskan betapa bobroknya rezim yang berkuasa saat itu yang membuatnya marah dan bersedih.

3. Puisi Marsinah oleh Linda Christanty
Selain karya Sapardi, ada satu lagi puisi tentang Marsinah yang lahir dari tangan penulis nasional. Linda Christanty, aktivis kemanusiaan lewat tulisan sastra maupun reportase beritanya ini juga turut melahirkan puisi tentang Marsinah.

Puisi tersebut ia tuliskan di bulai Mei, 9 tahun silam, untuk mengenang kematian Marsinah. Dalam puisinya, Linda Christanty menunjukkan bahwa perjuangan Marsinah tak akan sia-sia.

4. Lagu Marsinah oleh Marjinal
Marjinal adalah salah satu band beraliran punk-rock di Indonesia yang turut melahirkan karya tentang Marsinah. Band tersebut membuat lagunya di tahun 2001, ketika pemerintahan Orde telah lengser.

Tahun-tahun setelah lengsernya rezim otoriter adalah tahun-tahun di mana kebebasan berekspresi meledak. Setidaknya, Marjinal adalah salah satu yang turut mengekspresikan kegelisahannya lewat karya bertajuk Marsinah.

5. Film Marsinah : Cry Justice
Selain teater, puisi, dan buku, Kisah Marsinah juga menginspirasi pembuatan sebuah film berjudul Marsinah : Cry Justice. Pembuatan naskah film tersebut melibatkan banyak orang di dalamnya, yaitu Agung Bawantara, Eros Djarot, Karsono Hadi, dan Slamet Raharjo.

Film yang diproduksi oleh PT. Gendam Sinemuda Prakarsa ini sempat menjadi kontroversi. Di satu kesempatan, mantan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Jacob Nuwa Wea, meminta pemutarannya ditunda. Bahkan, mantan kepala seksi kodim sidoarjo mengekuarkan somasi terhadap film ini karena dianggap melakukan pencemaran baik.

Itu tadi 5 karya seni yang lahir dari sosok Marsinah. Hingga saat ini, Marsinah, Buruh perempuan yang bekerja di pabrik arloji tersebut tidak benar-benar mati. Ia terus hidup lewat karya-karya sastra.

Ruh-Ruh keberanian telah ia tularkan pada perempuan-perempuan hebat yang terus lahir di setiap generasi. Pada manusia-manusia berani yang menolak bungkam atas ketidakadilan.

Tags: Marsinah
Previous Post

Mengenal 5 Wadah Partisipasi Masyarakat dari Pemkab Bojonegoro

Next Post

Belajar Sabar dan Tawakal dari Suporter Liverpool

BERITA MENARIK LAINNYA

Kiai Abdul Jalil Mbatu: Plang Roboh dan Ilmu yang Tak Butuh Dibranding
Figur

Kiai Abdul Jalil Mbatu: Plang Roboh dan Ilmu yang Tak Butuh Dibranding

09/07/2025
Toto Rahardjo: Sanepo Organisme Pendidikan
Figur

Toto Rahardjo: Sanepo Organisme Pendidikan

05/07/2025
Noer Fauzi Rachman: Bangun Sarang, Rawat Kampung Halaman
Figur

Noer Fauzi Rachman: Bangun Sarang, Rawat Kampung Halaman

03/07/2025

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Anyar Nabs

Tantangan dan Relevansi Peran Perguruan Tinggi

Tantangan dan Relevansi Peran Perguruan Tinggi

11/07/2025
Sale Sukoharjo, Desa yang Mengakrabi Bengawan

Sale Sukoharjo, Desa yang Mengakrabi Bengawan

10/07/2025
Stabilitas Mata Uang dalam Islam: Menyoal Fluktuasi Uang Kertas di Era Modern

Stabilitas Mata Uang dalam Islam: Menyoal Fluktuasi Uang Kertas di Era Modern

10/07/2025
Kiai Abdul Jalil Mbatu: Plang Roboh dan Ilmu yang Tak Butuh Dibranding

Kiai Abdul Jalil Mbatu: Plang Roboh dan Ilmu yang Tak Butuh Dibranding

09/07/2025
  • Home
  • Tentang
  • Aturan Privasi
  • Kirim Konten
  • Kontak
No Result
View All Result
  • PERISTIWA
  • JURNAKULTURA
  • DESTINASI
  • FIGUR
  • CECURHATAN
  • MANUSKRIP
  • FIKSI AKHIR PEKAN
  • SAINSKLOPEDIA
  • JURNAKOLOGI
  • JURNABA PENERBIT

© Jurnaba.co All Rights Reserved

error: