Mobilitas kaum muda kian meningkat. Waktu terasa begitu cepat. Tekanan demi tekanan dihadapi generasi masa kini. Baik dalam bekerja, bersosial, maupun bercinta.
Waktu kerja bebas, penghasilan tanpa batas, hingga couple goals terstandarisasi. Kebahagiaan semakin terdefinisi. Hal ini sebabkan hati dan pikiran semakin sempit.
Standarisasi dibentuk media sosial. Para influencer berlomba menawarkan solusi. Namun, mengejar solusi itu pun masih butuh usaha keras. Bahkan, muncul masalah baru.
Misalnya ledakan emosi para korban bullying. Bahkan, kasus bunuh diri publik figur yang terjadi belakangan ini. Itu semua akibat stress berkepanjangan.
Paling parah, stress akibat patah hati. Semacam kehancuran batin yang sifatnya fundamental.
Lari dari patah hati dilakukan dengan berbagai cara. Namun, setiap orang berbeda. Yang jelas, kegalauan sedang membumbung tinggi di kosmos hidupnya.
Tidak semua stress harus menunggu diagnosis dokter. Kamu bisa memahaminya secara kasat mata. Baik stress yang terjadi pada diri kamu atau orang lain. Berikut tanda yang bisa kamu simpulkan untuk memvonis seseorang mengidap stress.
1. Susah tidur
Tidur menjadi kebutuhan dasar manusia. Ini cara istirahat paling efektif. Namun, kekacauan di kepala memaksa untuk terus terjaga. Hal ini membuat seseorang susah tidur.
Keresahan dan kegelisahan memaksa otak terus bekerja. Tidak mengenal lelah. Hingga kepala lupa kebutuhan istirahat. Sampai akhirnya, tubuh ambruk dan sakit. Terang ini sangat berbahaya.
2. Ngopi di waktu yang tidak tepat
Ngopi termasuk sarana relaksasi. Namun, ada saatnya. Bukan di sembarang. Jika kamu mendapat ajakan ngopi, pastikan tidak di waktu rawan. Yaitu pukul 5 sore dan 5 pagi.
Kenapa waktu itu dikatakan rawan? Gradasi hari membuat aktivitas kurang nyaman. Peralihan cahaya memaksa mata beradaptasi dengan cepat. Ajakan ngopi di waktu rawan memastikan bahwa teman kamu sedah galau dan stress.
3. Tidak berselera dengan Indomie
Siapa sih yang tidak berselera untuk menikmati Indomie goreng? Mie instan nomor wahid ini sangat populer. Tidak hanya masyarakat lokal. Bahkan diakui dunia.
Orang yang tidak berselera, pasti isi kepalanya sedang kacau. Sarafnya sedang mengalami kerusakan. Tentu ini akibat stress tingkat dewa. Memaksa otaknya hingga tidak berjalan semestinya. Otak, lidah dan lambung tidak terkoneksi secara normal.
4. Jalan-jalan tengah malam
Iya, jalan-jalan tengah malam. Ini biasa dilakukan orang yang stress akibat patah hati. Keriuhan di kepala meyulitkan untuk tidur. Energi yang dihabiskan otak pun perlu dialihkan. Salah satunya dengan jalan-jalan.
Kondisi jalanan cukup sepi saat tengah malam. Ini dimanfaatkan teman stress untuk membuang energi. Berharap pikiran teralihkan dan energi terbuang habis. Saat tubuh mulai kelelahan, tertidur adalah sebuah anugrah.
5. Mudah kesurupan
Stress kerap membuat kesadaran menipis dan tidak fokus. Ini sebab orang stress sering melamun. Akibatnya, orang stress mudah sekali kesurupan. Jiwa yang kosong mudah dimasuki energi lain.
Kesurupan hantu, sangat mungkin terjadi jika blank. Namun, kesurupan tidak hanya itu. Bisa jadi kesurupan emosi dan ego. Tiba-tiba tertawa, tiba-tiba menangis. Orang yang tidak tahu bisa mengira kesurupan jin usil.
Stress tidak dapat dihindari. Sungguh sial orang yang mengalaminya. Di lain sisi, para kaum patah hati dengan psikologi yang labil. Tentunya, orang macam begini butuh bantuan. Butuh orang lain untuk menyadarkan.
Support system yang bisa diandalkan. Keluarga, sahabat dan lingkaran pergaulan. Karena itu, pahami tanda stress yang terjadi. Baik diri kamu atau orang lain.
Jika lima tanda tersebut muncul, segera lakukan tindakan. Temani dan support psikologinya. Tidak perlu dinasehati atau diguyur quote-quote motivasi.
Cukup pastikan kamu ada untuk mereka. Saat itu, masukan sedikit demi sedikit energi positif. Tariklah perlahan dari kegelapan dunia. Niscaya, kebahagiaan mereka adalah kebahagiaan kamu juga.