Berikut 5 Tips agar dialogmu efektif, efisien, dan nggak terasa garing.
Dialog merupakan salah cara kita mendapatkan suatu informasi baru, dan merupakan salah satu cara untuk mendidik. Karena dengan berdialog kita dapat mengungkapkan setiap argumen yang kita miliki tanpa terkesan menggurui.
Bahkan dialog selalu di butuhkan dalam setiap waktu dalam sebuah proses pendidikakan. Karena tanpa adanya dialog, sebuah pendidikan akan merasakan kesulitan dalam memperoleh sesuatu yang diharapkan.
Menurut Dale Carnegie (2015:26), percakapan adalah medium mengembangkan kekuasaan yang luar biasa. Akan tetapi berdialog tanpa berfikir apa yang kita bicarakan akan berdampak pada kerugian pada diri kita sendiri. Berbicara yang tidak teratur seperti bergosip atau basa-basi tidaklah begitu mengesankan jika dimasukkan dalam sebuah diskusi.
Dalam kehidupan sehari-hari tidak jarang kita memerlukan berdialog untuk memecahkan suatu permasalahan atau untuk memahami setiap persoalan yang semakin komplek di era globalisasi.
Umumnya suasana dalam berdialog itu membutuhkan situasi yang tenang, aman dan nyaman untuk mengutarakan argumentasi kita. Namun kenyataannya dalam berdialog terkadang terlihat begitu tegang, monoton bahkan sampai ingin beradu kekerasan fisik.
Untuk itulah penting sekali kita memahami dan memperhatikan adab dalam berdialog terhadap orang lain. Agar tujuan mulia yang kita harapkan bisa di wujudkan dalam ajang dialog tersebut.
Oke, Berikut 5 tips agar bisa berdialog secara efektif dan efisien.
1. Perhatikan topik pembicaraan
Perhatikan betul – betul topik bicara dan orang yang kita ajak bicara. Kau bisa terka dengan hal ini, perhatikan kisah ulama salaf berikut. “Ada seseorang laki-laki menceritakan kepadaku suatu cerita, maka aku diam untuk benar-benar mendengarnya, seolah-olah aku tidak pernah mendengar cerita itu, padahal sungguh aku pernah mendengar cerita itu sebelum ia dilahirkan.” (Siyar A’laam An-Nubala, 5/86).
Jika kita perhatikan kisah tersebut mereka begitu antusias memperhatikan dan menghargai orang lain dalam berdialog. Namun Jika kita di bandingkan di era jaman sekarang yang notabene serba digital ini, manusia seakan – akan tidak bisa terlepas dari gadgetnya, hal ini bisa di buktikan begitu banyaknya orang yang masih di sibukkan dengan gadgetnya ketika sedang berbicara terhadap lawan bicaranya.
Inilah yang dapat menyebabkan seseorang tidak fokus dan terkesan menghiraukan terhadap lawan bicaranya, mirisnya lagi bahkan bisa tidak nyambung terhadap topik yang dibicarakan. Untuk itulah alangkah baiknya kita letakkan gadget terlebih dahulu agar kita lebih fokus terhadap apa yang kita diskusian terhadap orang lain.
2. Dengar lawan bicara
Dengar lawan dialog kita dengan seksama. Dengarkanlah partner dialog anda sebagaimana kita ingin di dengarkan ketika kita berbicara. Karena tuhan telah mencipkan dua telinga dan satu mulut hal ini bertujuan agar kita juga banyak mendengarkan dari pada berbicara.
Dengan mendengarkan argumentasi partner kita, secara tidak langsung kita juga terkesan menghargainya. Mendengarkan adalah sebuah seni dalam berdiskusi sehingga kita perlu latian membiasakannya. Karena hanya dengan mendengarkan kita bisa menyerap informasi dan dalam ilmu psikologi mendengarkan juga bisa membuat orang lain berkurang bebannya.
3. Cari kebenaran
Dalam berdialog, penting sekali kita mencari kebenaran dalam setiap argumentasi, karena berdialog sering disalah artikan harus memenangkan argumentasi dalam setiap situasi dan kondisi, tanpa memperhatikan salah atau benarnya sebuah argumentasi. Hal ini sangat bertentangan dari tujuan mulia dalam berdialog yaitu mencari kebenaran.
Ketauhilah bahwa mengakui kesalahan dan kekurangan yang ada dalam diri kita tidak akan mengurangi kedudukan atau martabat kita, melainkan sebaliknya dengan mengakui kesalahan dan kekurangan akan membuat kita semakin terkesan baik dan bahkan semakin di cintai oleh partner diskusi kita maupun orang di sekitar kita.
4. Cari kesimpulan
Perhatikan apa yang kita bicarakan agar tidak melebar ataupun melenceng dari tujuan adanya berdialog/berdiskusi yang ingin di capai. Maka dari itu, capailah kesimpulan. berdialog memang perlu untuk segera di akhiri jika situasi dan kondisi sudah tidak kondusif lagi.
Karena manusia terkadang penuh dengan misteri, dia tau kalau argumentasi dia dalam kondisi salah masih saja ngotot membenarkan diri dan tidak mau menerima argumentasi dari orang lain. Hal inilah yang perlu di akhiri agar tidak terjadi hal-hal yang tidak di inginkan.
5. Jaga hati nurani
Tak bisa di pungkiri lagi bahwa manusia di ciptakan di karuniai denga sebuah prasangka dalam hatinya. Partner dialog belum berbicara kita sudah berprasangka dengan sangat beragam. Maka sudah tidak mengherankan lagi jika terjadi multi tafsir dalam menanggapi sebuah argumentasi.
Untuk itu jagalah hati agar tidak keruh dan penuh dengan kebencian. Dan jagalah perasaan partner kita agar situasi tetap aman dan nyaman saat berinteraksi dengan kita.
Sekian tips-tips yang dapat penulis sampaikan semoga bermanfaat. Terimaksiah.
Penulis adalah Mahasiswa PAI dan aktitivis UKM Cendekia UNUGIRI.