Progresif dan militan saja tak cukup. Aktivis perlu mewariskan kenangan karya dan pemikiran.
“Mas, iki Rudi dalam kondisi berbahaya.” Kata Jokun memberi kabar mengagetkan.
Belum sempat saya bertanya apa yang terjadi pada Rudi, Jokun sudah memberondong saya dengan rentetan pesan ganjil nan misterius.
Rudi, menurut Jokun, sudah hampir tiga hari ini tidak makan. Hanya minum air putih. Dia terus-menerus melamun dan tak responsif saat diajak ngobrol. Sebagai kawan baik yang selalu runtang-runtung kemana-mana, Jokun cemas dan khawatir.
Jokun juga memastikan jika Rudi tidak sedang ketempelan sesuatu. Mengingat, sudah hampir lima bulan ini, mereka tak melakoni kegiatan Cross Culture Understanding dunia ghaib (berdiskusi dengan hantu).
“Mungkin dia lelah, Jok.” Kata saya.
“Iya, Mas. Dia lelah menjadi jomblo.”
“Lho, kok bisa?”.
“Koyok e atine Rudi wes mati, Mas,” kata Jokun, “La yo to mas, semenjak aku kenal Rudi ki rong tau roh chatan karo cah wedok, opo maneh nggoncekno.” Imbuhnya mempertragis cerita.
Rudi, aktivis progresif yang sangat militan memperjuangkan hak-hak Rakjat itu, kata Jokun, memang jomblo rohmatan lil alamin sejak lama. Bahkan, Rudi telah lupa kapan terakhir merasakan jatuh cinta.
Padahal, Rudi adalah sosok besar di balik akun IG melankolis nan romantis, @BojonegoroBerkisah — akun IG dengan jumlah followers melebihi jumlah penduduk Planet Namek.
“Jok belakang sepeda motor Rudi selama ini hanya diboncengi makhluk halus to, Mas”. Ujar Jokun lagi.
Jokun menanyai saya tentang apa yang harus dia nasehatkan pada Rudi. Tapi, dia segera membatalkan niat itu. Dia langsung sadar. Sebagai sesama jomblo, yang bisa dinasehatkan hanya bertukar sanad kejombloan. Dan itu pasti tak menyelesaikan masalah.
“Gimana kalau disuwukke, Jok?” Tanya saya.
“Wah, gak mempan, Mas. Dukune malah melu nangys mendengar kisahnya”.
“Yaudah, ganti nama saja.”
“Gimana itu, Mas?”
“Nama Rudi kan Qomaruddin. Jangan panggil dia Rudi. Sekarang panggil saja dia Qomar. Itu lebih manjur”
“Kok bisa?”
“Ya iyalah. Secara sirr maknawi, Rudi berarti Rutan Dingin. Rumah Tahanan yang dingin. Aurane gak hangat blas. Ini menyebabkan perempuan tak nyaman dengannya.”
“Terus, Mas?”
“Kalau Qomar, artinya rembulan. Cahayanya indah. Auranya hangat. Dia akan menarik perempuan dengan cahaya keindahan yang terpancar darinya.”
“Ada lagi, Mas?”
“Ajak dia menulis. Menulis pemikiran. Bukan menulis diary dengan kaidah 5W1Hahaha. Ini penting agar dia tetap tangguh”.
“Kok bisa, Mas?”
“Writing is healing. Menulis itu menyembuhkan. Setidaknya, dia bisa menyembuhkan masa lalunya dengan karya. Dengan pemikiran yang matang khas lelaki dewasa.”
“Terus, Mas?”
“Iya, ini penting agar dia nggak jadi aktivis kenangan: progresif, militan, tapi terlupakan. Dia harus diingat sebagai sosok besar di balik banyak hal.”
“Terus, Mas?”
“Menulis juga diniati meninggalkan warisan berupa pemikiran positif bagi junior-juniornya”.
“Ada lagi, Mas?”.
“Tokak-takok… Tokak-takok… Kakean kata-kata ramasalah kata-kata ramasalah. Koyok Pak Jokowi ae. Wes ndang temui Rudi. Eh, Qomar”.
“Siap, Mas. Wqwq”.
Dimuat pertama Agustus 2021