Anak lelaki dekat dengan ibu, mitos atau fakta ilmiah?
Anak lelaki punya sifat atau naluri sebagai pelindung keluarga, terutama sang Ibu. Maka dari itu, kebanyakan anak lelaki kemungkinan lebih dekat dengan Ibu dan ingin selalu bersama Ibu kemanapun dan kapanpun.
Nggak jarang, mereka mungkin juga lebih nyaman dan terbuka jika bercerita atau curhat ke Ibu. Mereka juga akan lebih manis dan ekspresif terhadap segala sesuatu yang Ibu berikan.
Jadi jangan heran kalau tiba-tiba si kecil datang memberikan bunga yang baru saja ia petik di taman untuk Ibu ya. Ini memang sebuah moment yang paling manis buat Ibu.
Pada umumnya, seorang anak entah lelaki atau perempuan, pada awal masa pertumbuhannya mereka kemungkinan akan lebih dekat dengan ibunya, karena mereka memang lebih banyak menghabiskan waktu bersama ibu di rumah.
Bahkan, sejak dari lahir pun, seorang anak lebih banyak menghabiskan waktu bersama ibu, kan? Tentu saja karena ibu adalah orang yang melahirkan mereka ke dunia. Setelah itu, dilanjutkan dengan memberikan ASI, makan, dan masih banyak lagi.
Nah, lalu pernyataan anak lelaki cenderung lebih dekat dengan ibunya berasal dari mana, ya? Pernyataan ini mungkin bisa muncul karena beberapa alasan di bawah ini:
Pertama, seorang ibu biasanya mampu berkomunikasi dengan lebih baik dibandingkan ayah. Seorang wanita memang dianggap sebagai seseorang yang lebih ekspresif dibandingkan pria.
Dalam arti lain, seorang ibu biasanya tidak tanggung-tanggung dalam mengekspresikan rasa cinta, bangga, bahkan mungkin amarah yang sedang ia rasakan.
Karena itu, seorang ibu biasanya akan mengajarkan anaknya hal yang sama, mereka tidak ingin anaknya memendam apa yang mereka rasakan sendirian, seorang ibu merasa apapun yang dirasakan oleh anaknya sedih atau bahagia harus bisa mereka ekspresikan.
Hal inilah yang bisa membuat seorang anak nyaman berada di dekat ibunya dan akhirnya mereka akan menjadi sangat dekat.
Kedua, Ibu adalah guru pertama anak. Karena itulah seorang wanita sebaiknya tetap mendapatkan pendidikan setinggi dan sebaik yang mereka mampu. Ibu adalah guru dan sekolah pertama bagi anak-anaknya.
Saat anak berada dalam tahap tumbuh dan berkembang, mereka akan lari pada ibunya untuk diajarkan dan menuntut sang ibu untuk memuaskan rasa penasarannya pada dunia yang luas ini.
Seorang ibu bukan hanya mengajarkan ilmu-ilmu yang ada di sekolah atau akademis saja, tapi seorang ibu juga mengajarkan tentang kecerdasan emosional, cara mengerti kebutuhan peribadi dan orang lain, serta terhadap lingkungan sekitar.
Ketiga, Ibu tahu bagaimana cara menghibur anaknya. Karena kedekatan yang sudah dibangun sejak masih di dalam perut, seorang ibu tahu pasti bagaimana cara membuat anaknya bahagia meski mereka sedang merasa sedih.
Seorang ibu akan memahami kapan waktu yang tepat untuk berbicara dengan anaknya, berapa lama waktu yang sebaiknya diberikan pada anaknya jika mereka ingin dibiarkan sendiri dulu, apa makanan dan minuman kesukaannya saat mereka sedang merasa kecewa, dan masih banyak lagi.
Karena hal ini, anak bisa merasa nyaman dan aman ketika mereka berada di dekat ibunya.
Sebenarnya, tidak ada hasil penelitian yang benar-benar akurat yang bisa memastikan hal ini, karena pada dasarnya sifat anak saat mereka sudah dewasa yang akan menunjukkan mereka lebih dekat dengan ayah atau ibunya.
Biasanya, mereka akan lebih dekat dengan orang tua yang memiliki hobi yang cukup mirip dengan mereka. Namun, jika seorang anak lelaki cenderung lebih dekat dengan ibunya, hal baik yang bisa mereka pelajari adalah mereka akan mempelajari kecerdasarn emosi dan empati dengan baik, memiliki pemahaman yang baik tentang maskulinitas, feminisme, dan masih banyak lagi.
Jadi, menurut kalian si kecil lebih dekat dengan siapa? Dengan ayahnya atau ibunya? Lebih dekat dengan siapa pun itu, kedua orang tua harus selalu kompak agar bisa memberikan yang terbaik untuk anak-anaknya.
Salah satu hal terbaik yang bisa diberikan kedua orang tua untuk anaknya adalah pendidikan. Melalui pendidikan, dapat membekali si kecil sesuatu yang bisa mereka bawa dan mereka gunakan hingga mereka besar dan mandiri nanti.
Tambahan, perhatikan ini jika punya anak lelaki: ajarkan anak perihal konsensual dan menghormati orang lain, jangan mewajarkan kekerasan yang dilakukan anak, hindari melarang anak lelaki untuk memendam emosinya, libatkan anak dengan pekerjaan rumah tangga agar lebih mandiri, bagaimana Ayah memperlakukan Ibu maka akan menjadi contoh bagi anak.
Ingat, anak memiliki sifat alami sebagai peniru, jadi usahakan untuk mencontohkan hal yang baik di depan anak.
* Penulis adalah Guru Bahasa Inggris di MTs Ulul Albab Plesungan.