Jurnaba
Jurnaba
No Result
View All Result
Jurnaba
Home Kultura

Angles and Airwaves, Konsep dan Filosofi Bermusik yang Tidak Biasa

Ahmad Wahyu Rizkiawan by Ahmad Wahyu Rizkiawan
December 3, 2019
in Kultura
Angles and Airwaves, Konsep dan Filosofi Bermusik yang Tidak Biasa
Bagikan ke FacebookBagikan ke TwitterBagikan Ke WA

Angles and Airwaves mungkin satu di antara sejumlah band yang sulit dicari padanannya. Konsep dan filosofi bermusiknya unik dan tidak biasa. 

Akhir 2007, David Cahyono memberi sebuah CD kaset kopian MP3 tanpa cover kepada saya. Sebuah kaset yang hanya bisa didengar tanpa dilihat. Ada 15 lagu kalau tak salah.

Semua lagu yang ada pada CD tersebut, hampir semua saya tahu apa judul dan siapa penyanyinya. Kecuali satu lagu. Sebuah lagu yang bagi saya, sangat aneh: asing sekaligus akrab. Jauh tapi amat dekat.

Karena CD itu hanya bisa didengar tanpa ada label tulisan maupun terlihat gambarnya, saya pun menyerah mencari tahu apa judul lagu dan siapa sesungguhnya penyanyi dalam lagu itu.

Saya menghubungi David. Menanyakan, siapa penyanyi lagu misterius itu. Ternyata dia juga tak tahu. Katanya, dia hanya copas ngawur saja dari donlotan di server warnet.

Saya pun menemui Norlan dan Herman, dua kawan yang sering ngulik lagu bersama saya. Kami mendengar lagu misterius itu bersama-sama.

Ada yang mengira itu suara Gerard Way, tapi jelas bukan tipikal lagu gubahan My Chemical Romance. Ada pula yang mengira itu suara Tom Delonge, tapi jelas bukan jenis lagu yang pernah diciptakan Blink 182.

Agus April, kawan kami yang lain, akhirnya menguak apa judul lagu dan siapa grup musik yang menyanyikan lagu tersebut. Dia mengatakan jika lagu itu berjudul The Adventure, dari grup band Angles and Airwaves (AVA).

Norlan, Herman, David dan saya pun amat lega. Tapi kaget ketika tahu jika sosok di balik band itu adalah Tom Delonge, ex vokalis Blink 182 — maklum, saat itu kami semua pengagum Green Day dan Blink 182.

Pasca Blink 182 vakum pada 2005, kami memang tak pernah tahu informasi tentang Blink, apalagi Tom Delonge. Dan saat tahu jika Delonge membikin sebuah band baru, kami pun senang. Terlebih, band baru itu menggambarkan sebuah perubahan.

Di Angles and Airwaves, sebagai seorang frontman, Delonge tampak begitu dewasa dan kebapakan. Ini tentu amat berbeda dari kesan Delonge selama berada di Blink 182 yang amat muda dan urakan.

Perubahan itu, jelas tergambar dalam lagu The Adventure, lagu misterius yang sempat membuat saya dan teman-teman penasaran. Dan memang, The Adventure merupakan single pertama yang dikeluarkan Angles and Airwaves.

Hingga kini, Angels and Airwaves telah merilis 4 album studio: We Don’t Need to Whisper (2006), I-Empire (2007), Love (2010), dan Love: Part Two (2011). Proyek tersebut juga menghasilkan sebuah film dokumenter Start the Machine (2008).

Pada 2011, mereka bahkan merilis film berjudul Love. Lalu pada 2014, mereka kembali membikin album baru bertajuk The Dream Walker. 

Hampir di tiap album, filosofi dan obsesi Tom Delonge terhadap luar angkasa benar-benar terasa. AVA bahkan identik dengan video klip yang berbau luar angkasa. Saya kira, itu simbol tentang sebuah perjalanan.

Delonge benar-benar terlihat lebih dewasa di Angles and Airwaves. Di album We Don’t Need to Whisper (2006), misalnya, dari 11 single yang ada, mayoritas bertemakan harapan dan kedewasaan cinta.

Di album itu, ada lagu-lagu favorit yang tak hanya enak didengar, tapi terasa begitu menentramkan sekaligus memberi semangat seperti Do It for Me Now, Distraction, A Little’s Enough dan tentu saja, The Adventure.

Sedang di album I – Empire (2007), dari 11 lagu yang ada, saya benar-benar terpukau pada sejumlah lagu amat mempesona seperti Everything’s Magic, Breathe, True Love, Lifeline, dan Heaven.

Saya sempat tak percaya jika lagu-lagu itu (terutama True Love, Lifeline dan Heaven) lahir dari tangan dingin Delonge, sebelum akhirnya saya tahu bahwa Delonge memang kian dewasa.

Di album Love (2010), ada sebuah lagu amat epic berjudul Epic Holiday. Sedang di album Love: Part Two (2011), ada satu lagu amat romantis tapi tak menye-menye berjudul All That We Are.

Perubahan Tom Delonge dari yang sebelumnya amat urakan menjadi sosok bijak yang berorientasikan cinta, tentu menimbulkan banyak fenomena positif dari para pengagumnya.

Di Indonesia, simbol Love (ala AVA) pun bertebaran di media sosial. Gerakan Army of Angles (para pengagum Angles and Airwaves) pun lahir. Bahkan, di tahun-tahun itu, saya mulai terhubung dan mengenal banyak kawan Army of Angles.

Di medsos, nama-nama akun berbasis Angles and Airwaves pun banyak ditemui. Teman-teman dan saya pun melakukan hal sama. Saya ingat, dulu nama akun medsos saya Yhuya Rizkywaves — sebua nama yang wqwq sekaly jika diingat hari ini.

Bermacam teman pun terhubung. Terutama dari Purwakarta, Bandung dan Bali. Bahkan, hingga saat kami semua sudah berkeluarga, kami masih berhubungan cukup baik — meski sekadar komunikasi melalui media sosial belaka.

Angles and Airwaves menjadi simbol cinta yang amat elegan. Tetap gahar tapi lembut di dalam. Terlebih, musik yang dibawakan tak sekadar genjrang-genjreng atau glodakan belaka. Tapi ada tambahan instrumen baru yang kian mempertebal keindahannya.

Bahkan, mazhab dan gaya bermusik Angles and Airwaves sudah banyak menjadi inspirasi. Di Indonesia, diakui atau tidak, Noah merupakan band yang amat berkiblat pada Angles and Airwaves. Terutama album-album terbarunya.

Video Unofficial dan Mario Fernandes

Pasca memasuki dunia kerja, saya sudah amat jarang mendengar lagu. Tepat pada 2014, di komputer kantor, tak sengaja saya melihat unofficial video klip Angles and Airwaves dari sebuah akun YouTube Mario Fernandes.

Saat itu, saya melihat lagu Heaven begitu hidup di unofficial video tersebut. Fernandes dengan penuh ketekunan mengumpulkan bermacam footage video menjadi sebuah slideshow art yang amat mengagumkan.

Saya bahkan cenderung menyukai video-video unofficial karya Fernandes daripada video klip aslinya.

Lagu-lagu seperti Heaven, Epic Holiday dan Distraction benar-benar terasa hidup, memicu semangat dan harapan; namun di saat bersamaan, menyisakan rasa sedih yang amat absurd.

Sedang di lagu Lifeline dan All That We Are, Mario Fernandes serupa membikin video yang amat sangat bercerita. Ia tak sekadar unofficial video, tapi serupa puisi yang filmis, atau film yang amat puitis. Sesekali memicu tangis dan berkali-kali memicu kelegaan.

Melalui unofficial video clip di akun Youtubenya, Mario Fernandes mampu sulap lagu-lagu Angles and Airwaves (AVA) menjadi film yang puitis hingga puisi yang amat filmis.

Di YouTube, tontonlah video klip Lifeline dan All That We Are karya Mario Fernandes. Ia serupa puisi yang bercerita. Sekaligus cerita film yang amat puitis; mengharukan sekaligus meninggalkan sisa lega penuh kebijaksanaan di dalam hati.

Tags: Angles and AirwavesLoveTom Delonge

BERITA MENARIK LAINNYA

Al-Khabiburosul dan Kegigihan Mempertahankan Budaya Sholawat (4)
Kultura

Al-Khabiburosul dan Kegigihan Mempertahankan Budaya Sholawat (4)

April 16, 2021
Syifa’ul Qolbi dan Pengenalan Sholawat Sejak Dini (3)
Kultura

Syifa’ul Qolbi dan Pengenalan Sholawat Sejak Dini (3)

April 15, 2021
Hadrah Al-Isro’, dari Santri Ngaji hingga Perjuangan Syiar Sholawat (2)
Kultura

Hadrah Al-Isro’, dari Santri Ngaji hingga Perjuangan Syiar Sholawat (2)

April 14, 2021

REKOMENDASI

Al-Khabiburosul dan Kegigihan Mempertahankan Budaya Sholawat (4)

Al-Khabiburosul dan Kegigihan Mempertahankan Budaya Sholawat (4)

April 16, 2021
Syifa’ul Qolbi dan Pengenalan Sholawat Sejak Dini (3)

Syifa’ul Qolbi dan Pengenalan Sholawat Sejak Dini (3)

April 15, 2021
Hadrah Al-Isro’, dari Santri Ngaji hingga Perjuangan Syiar Sholawat (2)

Hadrah Al-Isro’, dari Santri Ngaji hingga Perjuangan Syiar Sholawat (2)

April 14, 2021
Asy-Syabab Nusantara dan Perkembangan Sholawat Kontemporer di Bojonegoro (1)

Asy-Syabab Nusantara dan Perkembangan Sholawat Kontemporer di Bojonegoro (1)

April 13, 2021
Larangan Mudik, Cara Pemerintah Menyelamatkan Para Jomblo

Larangan Mudik, Cara Pemerintah Menyelamatkan Para Jomblo

April 12, 2021
Bupati Bojonegoro Gelar Pasar Murah Menjelang Ramadhan, Semoga Tidak Jadi Pasal Kerumunan

Bupati Bojonegoro Gelar Pasar Murah Menjelang Ramadhan, Semoga Tidak Jadi Pasal Kerumunan

April 11, 2021

Tentang Jurnaba - Kontak - Squad - Aturan Privasi - Kirim Konten
© Jurnaba.co All Rights Reserved

No Result
View All Result
  • HOME
  • PERISTIWA
  • KULTURA
  • DESTINASI
  • FIGUR
  • CECURHATAN
  • ALTERTAINMENT
  • FIKSI AKHIR PEKAN
  • SAINSKLOPEDIA
  • TENTANG
  • KONTAK

© Jurnaba.co All Rights Reserved