Atlet petanque asal Bojonegoro berhasil mempersembahkan medali emas bagi kontingen Jawa Timur di ajang Pra PON 2019. Atlet putra yang bernama Rendi Eko Cahyono tersebut mampu menggondol emas di nomor triple men.
Ajang Pra Pon dihelat pada akhir Agustus lalu. Selain sebagai babak kualifikasi beberapa cabor, Pra PON juga berguna untuk melihat sampai sejauh mana kesiapan atlet yang bakal bertanding di Pekan Olahraga Nasional di Papua pada 2020 mendatang.
Bojonegoro juga turut menyumbang atlet di Pra PON. Salah satunya adalah Rendi Eko Cahyono. Pemuda asli Kecamatan Balen tersebut tampil di cabor petanque nomor triple men. Ia menjadi andalan kontingen Jawa Timur pada cabor yang berasal dari Perancis tersebut.
Perjalanan Rendi untuk meraih emas di Pra PON tak mudah. Dia harus melewati serangakain tahap yang cukup melelahkan. Kepada Jurnaba.co Rendi menceritakan persiapan tim petanque Jawa Timur jelang Pra Pon ini.
Baca juga: Petanque, Olahraga asal Perancis yang Berkembang di Bojonegoro
Tim Pra PON cabor Petanque dibentuk pada Maret 2019. Sebanyak 17 atlet putra putri dari seluruh kabupaten dan kota se-Jawa Timur mengikuti tahap seleksi awal. Kemudian dipilih 12 orang yang terdiri dari 7 atlet putra dan 5 atlet putri. Rendi termasuk di dalamnya.
Sebagai tahap pemantapan, tim petanque Jawa Timur berlatih ke luar negeri. Tepatnya ke Malaysia. Kebetulan, pelatih petanque Jawa Timur memang berasal dari Negeri Jiran.
“Kita pemusatan latihan di Malaysia selama satu bulan. Bulan Juli berangkat, Agustus kembali ke Indonesia,” ujar Rendi.
Sekembalinya dari Malaysia, Rendi dan tim petanque Jawa Timur langsung tancap gas. Latihan rutin langsung digeber sebelum berlaga di Pra PON 2019 yang diselenggarakan di Jakarta. Pertandingan petanque di Pra PON dilaksanakan pada 27 hingga 31 Agustus.
Pada nomor triple men, kontingen Jawa Timur melaju mulus dari babak grup. Dua kemenangan berhasil dikantongi oleh Rendi cs. Hasil itu membuat tim triple men Jawa Timur berhak lolos ke 16 besar.
Di babak 16 besar, kontingen Banten sudah menunggu. Di laga melawan Banten tersebut, kontingen Jawa Timur menang mudah. Kemudian dilanjutkan dengan melawan kontingen Nusa Tenggara Barat di babak 8 besar. Kemenangan pun kembali diraih.
Pada babak 4 besar atau semi final, Jawa Timur berhadapan dengan lawan tangguh yakni Aceh. Lewat pertarungan sengit, Jawa Timur mampu mengungguli Aceh dengan skor tipis 13-12. Keberhasilan mengalahkan Aceh membuat Jawa Timur berhak melaju ke final untuk memperebutkan medali emas.
Di babak final, Jawa Timur berhadapan dengan kontingen Sumatera Utara. Di final yang anti-klimaks tersebut, Jawa Timur berhasil menundukkan Sumatera Utara dengan skor telak 13-5. Tim triple men pentaque Jawa Timur pun berhak mendapatkan medali emas di ajang Pra PON ini.
Tim pentaque Jawa Timur memang panen medali di ajang Pra PON. Total, tim pentaque Jatim menggondol 3 emas dan 1 perak. Jatim hanya kalah dari Aceh yang membukukan 3 emas, 1 perak, dan 1 perunggu.
Rendi yang turut andil dalam keberhasilan tim petanque Jatim pun merasa senang dengan hasil yang diraih. Menurut pemuda kelahiran 1996 tersebut, kerja keras selama berbulan-bulan terbayar dengan maksimal.
“Perasaan saya dan tim senang sekali. Setelah kita bekerja keras sampai tak masuk kuliah, tak masuk sekolah, tapi semua dibalas dengan hasil yang sangat menyenangkan ini,” ungkap alumni SMAN 4 Bojonegoro tersebut.
Rendi tak bisa beristirahat lama. Usai Pra PON, dia dan seluruh anggota tim petanque Jawa Timur langsung berkumpul lagi. Ada agenda seleksi lagi untuk menentukan siapa saja atlet yang dibawa ke Papua untuk PON 2020.
Tim petanque Jawa Timur memasang target tinggi di PON 2020 Papua. Yakni juara umum untuk cabang olahraga petanque.
Rendi Eko Cahyono menjadi contoh bahwa Bojonegoro punya deretan atlet yang bisa diandalkan. Jika pembinaan dilakukan dengan benar, Bojonegoro akan terus melahirkan atlet-atlet berkelas level provinsi maupun dunia.