Jurnaba
Jurnaba
No Result
View All Result
Jurnaba
Home Kultura

Memprediksi Perkembangan Kota Melalui Karya Sastra

Ahmad Wahyu Rizkiawan by Ahmad Wahyu Rizkiawan
September 9, 2019
in Kultura
Memprediksi Perkembangan Kota Melalui Karya Sastra
Bagikan ke FacebookBagikan ke TwitterBagikan Ke WA

Kelak, Bojonegoro memiliki banyak gedung berkonsep green building, serupa rumah-rumah di The Lord of the Rings. Rumah penduduknya tak perlu besar-besar, tapi sejuk dan menentramkan.

Memprediksi perkembangan kota melalui karya sastra atau fiksi, tentu menjadi metode serius yang nggak serius-serius amat. Meski berbasis imajinasi, metode tersebut sangat visioner.

Untuk memprediksi perkembangan sebuah kota, lumrahnya, seseorang bisa mempelajari statistik populasi — kematian, kelahiran dan progres perpindahan — penduduk di kota tersebut.

Selain itu, seseorang juga bisa menganalisis perkembangan teknologi dan tren bisnis yang sedang berkembang di kota tersebut. Namun, pernahkah kamu mendengar metode sastra untuk desain urban?

Iya, semacam memprediksi skenario perkembangan sebuah kota bukan menggunakan statistik populasi dan teknologi canggih. Melainkan menggunakan karya sastra atau karya fiksi.

Alan Marshall, Dosen Ilmu Sosial Lingkungan, Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora, Universitas Mahidol Thailand membuat gambaran cukup menarik tentang proses tersebut.

Secara sederhana, metode ini terdiri dari tiga langkah: pilih satu karya sastra, pilih satu kota, dan gunakan tema karya sastra yang dipilih untuk merancang kota yang dipilih. Wqwq

Marshall meyakini jika sastra lebih dari sekadar menghibur; ia berkisah tentang tantangan kehidupan yang rumit –seringkali dari sudut pandang karakter individu ketika mereka terlibat dengan dunia sosial yang lebih luas.

Dia meyakini jika masa depan tidak hanya dapat dipahami melalui statistik atau teknologi canggih. Masa depan melibatkan serangkaian respon manusia terhadap perubahan pola masyarakat yang tak bisa dipungkiri kerap diangkat oleh sastra.

Karya-karya sastra, kata Marshall, dapat mengeksplorasi betapa rumit dan beragamnya respons manusia melalui penggambaran karakter-karakter aneh dan konflik yang mereka hadapi. Yang darinya kerap muncul tak hanya empati, tapi juga inovasi.

Dengan demikian, siapa pun yang memikirkan masa depan kota dengan cara apa saja, dapat mengambil manfaat dari metode sastra ini. Metode ini dapat mendorong pandangan yang lebih luas tentang bahaya dan peluang yang ada di depan mata.

Marshall memberikan contoh tentang Kota Leuven di Belgia. Kota tersebut, merancang sebuah skenario yang terinspirasi oleh buku berjudul Utopia karya Thomas More yang terbit circa 500 tahun lalu lebih.

Buku tersebut bercerita tentang sebuah negara kepulauan yang ideal dan bebas dari keburukan kota-kota Eropa. Di Utopia, tak ada korupsi dan kejahatan. Tak ada tirani. Hanya menyisakan orang-orang bahagia yang hidup bebas.

Terinspirasi oleh Utopia, Kota Leuven merancang sebuah kota dengan cara menyelamatkan kota tersebut dari kerusakan lingkungan. Unik memang, menjadi vegetarian disebut-sebut sebagai cara alami mengurangi kerusakan lingkungan di bumi.

Leuven menanggapi gagasan ini secara serius dengan melarang penjualan dan konsumsi daging yang nantinya, kota ini menawarkan makan siang vegetarian gratis untuk semua penduduknya. Itu jadi pedoman agar perkembangan kota tak merusak lingkungan.

Marshall juga memberi contoh tentang Singapura yang sangat terinspirasi dari sebuah buku catatan penjelajah berjudul Gulliver’s Travels karya Jonathan Swift.

Dalam buku tersebut, dikisahkan Gulliver menemukan sebuah flying island atau kota yang melayang di atas pulau kecil di Asia-Pasifik bernama Laputa. Laputa mengapung layang karena kekuatan magnet di pulau-pulau berbatu di bawahnya.

Terinspirasi oleh Laputa dalam buku tersebut, Singapura merancang sebuah desain kota masa depan. Singapura masa depan mengapung ditarik oleh balon hidrogen yang melayang menghindari kenaikan permukaan laut akibat perubahan iklim.

Rancangan itu tentu bukan sekadar lamunan. Sebab, hidrogen diproduksi elektrolisis bertenaga surya dari semprotan laut — sebuah proses yang terjadi di dalam kulit balon.

Membaca analisis dan metode yang ditulis oleh Alan Marshall, saya pun tergerak untuk merancang sekaligus memprediksi Kota Bojonegoro menggunakan novel fantasi populer karangan J.R.R Tolkien, The Lord of The Rings.

Siapa yang tak suka melihat suasana kota seperti Gardens of Isengard, the River Anduin, Rivendell, hingga Osgiliath Wood. Sebuah kawasan dipenuhi hijau rerumputan dan hutan di sana-sini.

Saya membayangkan jika kelak, Bojonegoro memiliki banyak gedung berkonsep green building, serupa rumah-rumah di The Lord of the Rings. Rumah penduduknya tak perlu besar-besar, tapi sejuk dan menentramkan.

Sial, rencana itu saya batalkan karena saya teringat sebuah film fiksi yang diangkat dari komik berjudul Kura-kura Ninja atau Teenage Mutant Ninja Turtles. Keempat ninja itu, tinggal di sebuah gorong-gorong yang amat besar.

Iya, sebuah gorong-gorong yang bisa dijadikan markas sekaligus rumah tinggal para ninja. Saya kira, untuk saat ini, Bojonegoro lebih membutuhkan gorong-gorong besar demi keamanan kota dari banjir.

Kita tahu, gorong-gorong di Bojonegoro tak terlalu besar. Alih-alih bisa dijadikan markas atau ditempati para ninja, seekor kucing pun malas berdiam di sana karena ukurannya yang sangat sempit. Itu alasan kenapa saat terjadi hujan deras, Bojonegoro direndam banjir.

Andai pemerintah suka nonton film kura-kura ninja dan saat nonton punya perhatian khusus pada tiap setting lokasinya, seharusnya ada solusi untuk mencegah banjir akibat hujan. Yakni memperbesar gorong-gorong.

Tags: Kota BojonegoroMasa Depan

BERITA MENARIK LAINNYA

Siapa Bilang Berinvestasi Pasti Cuan?
Kultura

Siapa Bilang Berinvestasi Pasti Cuan?

January 15, 2021
Koidahan dan Budaya Diskusi Ansor Kota Bojonegoro
Kultura

Koidahan dan Budaya Diskusi Ansor Kota Bojonegoro

January 14, 2021
Fakta Ilmiah Mengapa Kita Menguap?
Headline

Fakta Ilmiah Mengapa Kita Menguap?

January 13, 2021

REKOMENDASI

Sainsiklopedia: Saat Pustaka Bergerak Menuju Istanbul Bienal Turki dan Fakta Menarik Tentangnya (1)

Sainsiklopedia: Saat Pustaka Bergerak Menuju Istanbul Bienal Turki dan Fakta Menarik Tentangnya (1)

January 18, 2021
Melihat Sistem Pendidikan Bojonegoro di Awal Abad ke-20

Melihat Sistem Pendidikan Bojonegoro di Awal Abad ke-20

January 18, 2021
Menakar Logika dalam Penangkapan Warga yang Melangsungkan Hajatan di Tengah Covid-19

Menakar Logika dalam Penangkapan Warga yang Melangsungkan Hajatan di Tengah Covid-19

January 17, 2021
Membangun Bangsa dengan Konsep Pendidikan Karakter ala Bung Karno

Membangun Bangsa dengan Konsep Pendidikan Karakter ala Bung Karno

January 17, 2021
Memaknai Pedoman Hidup dan Sistem Sosial Masyarakat Samin Bojonegoro

Memaknai Pedoman Hidup dan Sistem Sosial Masyarakat Samin Bojonegoro

January 16, 2021
Siapa Bilang Berinvestasi Pasti Cuan?

Siapa Bilang Berinvestasi Pasti Cuan?

January 15, 2021

Tentang Jurnaba - Kontak - Squad - Aturan Privasi - Kirim Konten
© Jurnaba.co All Rights Reserved

No Result
View All Result
  • HOME
  • PERISTIWA
  • KULTURA
  • DESTINASI
  • FIGUR
  • CECURHATAN
  • ALTERTAINMENT
  • FIKSI AKHIR PEKAN
  • SAINSKLOPEDIA
  • TENTANG
  • KONTAK

© Jurnaba.co All Rights Reserved