Kemerdekaan belajar sebagai medium mensyukuri nikmat dari Tuhan.
Pendidikan di era kiwari, melenceng dari pemikiran pendiri negeri. Dimana seyogianya pendidikan dilakukan untuk mencari plus mengenali jati diri, bukan hanya sekadar menjadi budak di tanah sendiri.
Rabu (03/11) kawan-kawan dari Madrasah Alternatif Guratjaga memulai kegiatan belajar perdana untuk angkatan pertama sekolah yang melabeli diri sebagai lembaga Tradisionalis Kontemporer tersebut.
Kegiatan ngangsu kaweruh (belajar) dihelat di Taman Rajekwesi, Bojonegoro kota. Diangkatan pertama, kawan belajar tidak banyak. Tetapi antusias untuk ngangsu kaweruh (belajar) tinggi, Nabs.
Pertemuan pertama, belajar ihwal membaca dan menulis di alam raya. Ahmad Wahyu Rizkiawan yang merupakan pembina Madrasah Alternatif Guratjaga cum founder Jurnaba, memantik peserta dengan berbagi pengetahuan ihwal dunia literasi.
Kegiatan Madrasah Alternatif Guratjaga dimulai ketika senja turun di Bojonegoro kota. Dan diakhiri ketika gema azan salat isya’ menyapa.
Dalam diskusi cukup gayeng itu, para peserta menyepakati bahwa belajar adalah tugas utama makhluk dihidupkan di dunia. Belajar, berarti mau membaca ayat-ayat Tuhan. Dan dengan belajar, target utamanya adalah rasa syukur kepada Tuhan.
Bersyukur pada Tuhan karena telah diberi kesempatan hidup dan merasakan uniknya kehidupan di dunia. Bersyukur karena diberi nikmat mata, nikmat telinga, nikmat akal dan hati, hingga nikmat-nikmat lain yang teramat banyak namun kita lupa telah memilikinya.
Guratjaga memaknai kemerdekaan belajar sebagai medium mensyukuri nikmat dari Tuhan. Mau belajar apa saja, asal berorientasi pada rasa syukur, adalah hakekat belajar versi Guratjaga.
Jika hari ini kami belajar tentang literasi, kedepan kami akan belajar tentang peradaban ilmu pengetahuan. Kedepannya lagi, kami akan belajar tentang perkembangan variabel zaman. Dan seterusnya. Sebab, belajar harus dilakukan kapan saja. Dengan bermacam cara yang tak harus sama.
Hujan yang turun di Taman Rajekwesi, cangkir kopi, lampu taman, dan genangan air di berbagai lini menjadi saksi bisu kegiatan Madrasah Alternatif Guratjaga yang pertama dengan angkatan pertama ini. Sampai jumpa di kegiatan Madrasah Alternatif Guratjaga selanjutnya.