Syekh Muhammad Yasin bin Isa Al Fadani Al Hasani alias Sayyidi Syekh Yasin Padang (1917-1990 M), merupakan ulama besar Kota Makkah berasal dari Padang, Sumatra Barat. Namanya masyhur sebagai guru para ulama Indonesia, berjuluk Musnid ad-Dunya, mata rantai periwayatan hadits dunia pada zamannya.
Syekh Yasin Padang memiliki nama lengkap Sayyidi Syekh Muhammad Yasin bin Muhammad ‘Isa bin Ja’far Ash-Shadiq Al-Fadani Al-Hasani Al-Makki Asy-Syafi’i. Beliau ulama dzuriah Nabi Muhammad SAW jalur Al Hasani, yang turun dari sadah Sayyid Ainul Yaqin (Sunan Giri).
Sayyid Yasin lahir di Makkah dari keluarga asal Nusantara, tepatnya dari Padang, Sumatera Barat. Ayahnya, Sayyid Isa Al Fadani, bermukim di Makkah dan tak kembali ke Padang. Syekh Yasin tumbuh di Makkah dan menjadi warga setempat, hingga akhir hayat.
Sayyid Yasin ulama besar bidang hadits dan sanad. Pada abad ke-20 M, ia jadi satu-satunya sosok ulama dunia yang memiliki mata rantai sanad keilmuan paling lengkap dan paling ‘Ali (luhur), dalam berbagai bidang dan jalur periwayatan. Tentunya yang menyambung pada para ulama besar dunia Islam generasi sebelumnya.
Itu alasan utama kenapa Syekh Yasin Padang berjuluk Musnid ad-Dunya (mata rantai sanad keilmuan dunia). Sebab, hampir semua ulama yang berkarir pasca paruh kedua abad ke-20 M (1950-an M), sanad keilmuan dan jalur periwayatan mereka bersumber atau tersambung dengan Sayyid Yasin Padang.
Kebesaran Sayyid Yasin juga tampak dari banyaknya murid beliau yang menjadi ulama besar di berbagai penjuru dunia Islam. Mulai dari Maroko, Mesir, Suriah, Lebanon, Sudan, Saudi Arabia, Irak, Turki, India, hingga Nusantara. Di Nusantara, murid-muridnya, rata-rata jadi ulama besar. Mereka tersebar di Indonesia, Thailand Selatan, Malaysia, hingga Singapura.
Masa Belajar Sayyid Yasin Al Fadani
Sayyid Yasin mendapat pengajaran pertama dari ayah dan ibunya. Pada ayahnya, ia belajar ilmu Al-Qur’an, tauhid, fiqh, gramatika Arab. Berkat ibunya yang seorang Haafizhah, Sayyid Yasin telah mampu hafal Qur’an dengan baik dan benar pada usia 8 tahun.
Setelah belajar dari keluarganya, Sayyid Yasin melanjutkan belajar di Madrasah Shaulathiyyah. Di sana, ia belajar pada Sayyidi Hasan Al-Masysyath, Sayyidi Mukhtar Utsman Makhdum, Sayyidi Abdullah Muhammad Niar, hingga Sayyid Muhsin Al-Musawwa.
Setelah belajar dari Madrasah Shaulatiyyah, Sayyid Yasin juga belajar di Madrasah Dar Al-‘Ulum. Di sana, ia berguru pada sejumlah nama seperti Sayyidi Syekh Muhammad Ali Al-Makki, Sayyidi Syekh Zubair bin Ahmad Al-Filfulani, Sayyidi Ahmad Al-Qishthi dan masih banyak lagi.
Meski sudah menjadi pengajar, Sayyid Yasin masih kerap berkrlana untuk bertabaruk pada sejumlah ulama. Guru-guru Sayyid Yasin berjumlah lebih dari 700 orang. Beliau juga mempunyai sekitar 500 sanad ilmu yang muktabar (terkemuka).
Dalam disiplin ilmu hadis dan sanad, beliau berguru pada Sayyidi Umar Hamdan Al-Mahrusi, Sayyidi Muhammad Ali Husein Al-Maliki, Sayyidi Umar Bajunaid (Mufti Syafi’iyyah Makkah), Sayyidi Sa’id bin Muhammad Al-Yamani, hingga Syekh Hasan Al-Yamani.
Dalam disiplin ilmu Usul Fiqih, gramatika Arab, dan Qawaid Al-Fiqhiyyah, Sayyid Yasin berguru pada Sayyidi Syekh Muhsin Ibnul Ali Al-Falimbani dan Sayyid Alawi bin Abbas Al-Maliki (ayah Abuya Sayyid Muhammad Al Maliki). Sementara dalam disiplin Ilmu Falak dan Miqat, ia berguru pada Syaikh khalifah An-Nabhani.
Karya-karya Sayyid Yasin Al Fadani
Sayyid Yasin Al-Fadani telah mengarang 102 kitab. 9 kitab tentang ilmu hadis, 25 kitab tentang ushul fikih, 36 kitab tentang ilmu falak, dan sisanya tentang Ilmu-ilmu lain. Kitab-kitab karangan beliau telah banyak dijadikan rujukan lembaga-lembaga pendidikan Islam baik di Mekkah maupun Asia Tenggara.
Ad-Dur Al-Mandhud Fi Syarh Sunan Abi Dawud, Al-‘Iqd Al-Farid min Jawahir Al-Asanid, Fathu Al-‘Alam Syarah Buluugh Al-Maram, Arba’un Hadithan Min Arba’ina Kitaban ‘An Arba’ina Syaikhan, Arba’un Al-Buldaniyyah Arba’un Haditsan ‘An Arba’in Syaikhan Min Arba’ina Baladan, Arba’un Hadithan Min Riyadh Al-Jannah Min Atsari Ahli Al-Sunnah, dan lain-lain.
Murid-murid Sayyid Yasin Al Fadani
Sayyid Yasin memiliki banyak sekali murid yang tersebar di Maroko, Mesir, Suriah, Lebanon, Sudan, Saudi Arabia, Irak, Turki, India, hingga Nusantara (Indonesia, Thailand, Malaysia, dan Singapura). Di antara murid-muridnya adalah: Abuya Sayyid Muhammad Al Maliky, Syekh Zaini Abdul Ghani (Guru Sekumpul), KH Mahrus Ali Lirboyo, Syaikhina Maimoen Zuber, KH Abdullah Faqih Langitan, KH Cholil Bisri Rembang, dan banyak lagi lainnya.