Pasar sepi, ngopi digriseni. Itu semua demi kebaikanmu Nabsky. Upaya baik dari Ibu Bupati yang selalu ngayomi.. Aseek ~
Anak-anak muda Bojonegoro nampak santuy, leyeh-leyeh sambil senda gurau menikmati kopi dan es. Mereka syahdu dalam suasana malam yang sumuk di Jalan Veteran Kota Bojonegoro itu. Seolah tak ada bimbang soal virus corona.
Namun suasana berubah saat tiba-tiba seorang ibu yang wajahnya sebagian tertutup masker, mendatangi mereka. Tanpa diduga, ibu ini menyuruh mereka bubar.
“Ayo-ayo, bubar bubar..” katanya sambil menepuk-nepuk kedua tangannya.
Anak muda yang terlihat baru sedikit minum esnya hanya bisa menggerutu. Mungkin hatinya kesal karena esnya belum habis, mungkin juga cuma kaget. Mungkin.
Semua membubarkan diri, balik kanan setelah bayar duluan. Nampaknya mereka tahu kalau yang dihadapinya adalah Bupati Bojonegoro Dr. Hj. Anna Muawwanah. Bersama beberapa petugas satpol PP, Dinas Kesehatan, polisi, dan TNI, Ibu Bupati keliling warung kopi di seputaran Kota Bojonegoro pada Minggu (22/3/2020).
Bupati juga memantau Terminal (Baru) Rajekwesi dan Stasiun Bojonegoro. Bahkan di terminal, petugas kesehatan memeriksa suhu beberapa pemuda ngopi. Saat diperiksa thermo gun, seorang pemuda ngopi ada yang suhunya 37 derajat celcius.
“Catet nomer hapenya,” perintah Bupati kepada petugas seraya menyuruh pemuda tadi untuk pulang. Padahal, katanya pemuda tersebut mau naik bis ke arah Tuban.
Adegan-adegan ini sebagian diunggah Bupati Anna di akun Instagram @anna_muan32. Dalam postingannya, Bupati berpesan agar semua menjaga interaksi dan tetap di rumah.
“Kerja kompak gotong royong menuju Bojonegoro aman dan sehat,” tulisnya.
Himbauan untuk ngopi di rumah saja tak hanya jadi jargon saja, Nabs. Bupati Bojonegoro membuktikan ucapannya dengan memimpin razia terhadap warung kopi yang masih buka dan jadi tempat kumpul warga.
Bupati juga menghimbau pemilik warkop untuk tutup pada jam 22.00 WIB.
“Ayo bubar dulu, ngopinya di rumah aja,” ujar Bupati.
Rencananya, razia akan terus dilakukan oleh petugas gabungan. Ini semua dilakukan sebagai antisipasi penyebaran corona di Bojonegoro.
Pemilik Warung Kopi Pasrah
Kebijakan Pemkab Bojonegoro ini membuat para pemilik warung kopi tak bisa berbuat banyak. Salah satu pemilik warung kopi di Bojonegoro, Dimas Bayu menuturkan jika dirinya akan mematuhi aturan dan kebijakan dari Pemkab tersebut.
“Kalau saya setuju dengan kebijakan itu. Kita tetap mawas diri dan ikut serta mencegah penyebaran virus corona. Masih diberikan waktu untuk buka sampai jam 10 malam saja itu sudah sangat membantu untuk menggerakkan perekonomian ,” ungkap Bayu.
Terkait masih banyaknya orang yang keluar rumah, Bayu tak bisa sepenuhnya menyalahkan. Karena bagaimanapun tak semua orang memiliki keistimewaan untuk bekerja dari rumah.
“Dilematis juga, di satu sisi mereka harus mencari nafkah. Tapi di sisi lain juga harus melindungi diri. Semua kembali ke pribadi masing-masing. Toh, pemerintah sudah memberikan himbauan untuk kebaikan bersama,” tambahnya.
Baca Juga: Nasib Menikah Saat Pandemik Corona di Bojonegoro
Eskalasi penyebaran virus corona di Jawa Timur sangat cepat. Tak terkecuali virus itu menginvasi Kota Ledre ini. Warga Bojonegoro tak bisa ngopi dengan leluasa seperti biasanya. Warga harus paham betapa pentingnya menjaga jarak dan melakukan isolasi secara mandiri di rumah sendiri.
Budaya ngopi di warkop memang tak bisa dilepaskan dari Bojonegoro. Ritual ngopi sambil ngobrol ngalor ngidul tak bisa dihilangkan begitu saja dengan mudahnya. Namun, masifnya penyebaran corona harusnya dijadikan pembelajaran untuk mengurangi jam ngopi di luar.
Buat kamu yang ada di Bojonegoro, sementara ngopi di rumah dulu ya, Nabs. Atau kalau mau ngopi jangan sampai melebihi jam 10 malam supaya nggak dimarahi Ibu Bupati. Xixixi