Persatuan Pelajar Madrasah (PPM) bersama Kelompok Ilmiah Remaja (KIR) Madrasah Aliyah Attanwir Talun Sumberrejo Bojonegoro, menyelenggarakan Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Jurnalistik pada Jumat (19/9/25) di auditorium.
Dalam sambutannya, M. Khoirun Ni’am selaku Ketua Panitia menyampaikan bahwa tujuan kegiatan digelar agar para peserta mampu menyampaikan informasi secara jelas dan tepat. Ia berharap kegiatan tersebut berjalan lancar serta memberikan manfaat nyata.
“Semoga acara ini menjadikan teman-teman lebih mudah menyampaikan fakta dan informasi dengan baik,” ujarnya.
Sementara, Ustaz Nur Hidayat selaku Pembina KIR menegaskan, pentingnya menulis sebagai sarana untuk memberi manfaat sekaligus memperkuat eksistensi penulis. Terlebih, ulama Islam bisa dikenal hingga kini karena karya tulisnya.
“Imam Al-Ghazali, Imam Syafi’i, Imam Hanafi, dan para ulama lainnya kita kenal sampai hari ini karena mereka menulis. Tulisan yang bermanfaat akan tetap hidup meski penulisnya sudah tiada,” tuturnya.
Dalam sambutan dihadapan 100 lebih peserta, Ustaz Hidayat meminta kepada peserta untuk terus menulis agar karya-karya yang dihasilkan bisa dikenang sepanjang masa.
“Kalau saya menulis, 1 tahun, 2 tahun, bahkan berabad-abad kemudian, jika tulisan itu bermanfaat, eksistensi keberadaannya masih bisa kita nikmati. Maka dari itu, tetaplah menulis,” pesannya.
Sesi Materi
Selaku pematari, Usman Roin menyampaikan ulasan teknik menulis berita langsung atau straight news. Dalam paparannya, ia menegaskan bahwa straight news merupakan bentuk berita yang menyajikan peristiwa aktual secara singkat, lugas, dan tanpa opini, sehingga pembaca dapat dengan mudah memahami inti informasi.
“Straight news itu berita langsung. Ia harus lugas, singkat, tanpa opini, dan bisa segera dipahami pembaca,” jelasnya.
Lebih lanjut, Dosen Prodi PAI Unugiri tersebut menjelaskan pentingnya aktualitas dan kecepatan dalam menulis berita. Menurutnya, berita yang ditunda penyampaiannya akan kehilangan nilai aktual dan berisiko menjadi basi.
“Peristiwa harus segera diinformasikan, sebab bila ditunda akan menjadi informasi basi,” tegasnya.
Usman juga menekankan, bahwa dalam penulisan berita seorang jurnalis harus menguasai unsur 5W+1H (what, where, who, why, when, dan how) sebagai dasar kelengkapan data. Unsur-unsur inilah yang memastikan akurasi informasi dalam sebuah berita.
Selain itu, pemateri menjelaskan metode piramida terbalik dalam penulisan straight news, yakni menempatkan inti berita pada paragraf awal, kemudian diikuti penjelasan pada tubuh berita, dan tidak memerlukan kesimpulan di bagian akhir.
“Inti berita harus diletakkan di kepala berita atau lead. Setelah itu baru penjelasan di tubuh berita. Ending tidak diperlukan,” urainya.
Dengan gaya penyampaian yang sederhana, pria asal Bulu Balen tersebut mendorong peserta diklat agar lebih berani menulis dan mempraktikkan langsung teori yang sudah dipelajari.
Sehingga pasca penyampaian materi, kegiatan dilanjutkan dengan evaluasi karya tulis peserta, di mana satu per satu tulisan peserta dinilai dengan tiga kategori, yakni A, B, dan C.
Dalam evaluasi tersebut, peserta dipanggil serta ditunjukkan secara langsung beberapa kekurangannya agar dapat mengetahui kesalahan dan segera memperbaikinya.
Salah satu peserta Zahra Nur Jannah, mengatakan senang dengan kegiatan diklat. Baginya kegiatan tersebut, membekali dirinya bila ada kegiatan di manapun akan langsung ditulis jadi berita.
“Jika ada kegiatan akan langsung saya tulis,” ungkapnya.
Kegiatan diklat sendiri dimulai pukul 07.30-15.00 Wib, diawali dengan pembukaan, penyampaian materi, praktik menulis berita, evaluasi serta ditutup penyerahan hadiah kepada kelompok terbaik.








