Air mata buaya, identik tangisan yang tak sungguh-sungguh. Tapi sesungguhnya, buaya yang sungguhan (buaya yang hewan, bukan kamu) itu, mewek lho, saat makan.
Buaya yang kita kenal (tentu bukan lelaki buaya lho), selalu identik sebagai hewan pemangsa yang gagah dan menakutkan. Ia bisa datang tiba-tiba, lalu mencaplok mangsanya begitu saja.
Tapi tahu nggak, Nabs, kalau buaya itu, sesungguhnya saat maem ia juga mewek. Iya, kita nggak akan tahu, lha wong doi maemnya sambil berendam kok. Jadi ya kayak kamu pas nangis di bawah guyuran hujan gitu deh: Gak kelihatan.
Jadi, buaya semacam punya sisi melankolis nan tersembunyi. Waktu makan, dia menangis. Pertanyaannya, apa itu penyebab adanya istilah airmata buaya? Lha pura-pura sedyh saat menikmati kebohongan makanan, Je?
Dalam sebuah buku berjudul The Voyage and Travel karya Sir John Madeville — buku ini jadi best seller pada abad ke-14– Madeville menulis bahwa buaya adalah hewan buas yang membunuh dan memakan mangsa sambil nangis.
“Mereka membunuh manusia dan memakannya sambil menangis,” bunyi kutipan dalam buku itu.
Asem og. Makan yang notabene menikmati sesuatu kok sambil nangis. Lha ngenee, jelas ini penyebab lahirnya istilah air mata buaya yang identik sebagai air mata kebohongan.
Air mata buaya, kita tahu, merupakan frasa yang menggambarkan air mata bohong. Tak hanya lelaki, perempuan yang suka nangis bohong-bohongan juga terdampak label air mata buaya lho.
Jadi, buaya di sini bukan otoritas lelaki saja. Toh buaya ada yang jantan dan ada yang betina. Dan Tuhan mencipta segala sesuatu berpasang-pasangan. Jadi, ya ada air mata buaya jantan dan air mata buaya betina dong.
Buaya menangis saat makan, ada beberapa hal yang mungkin terjadi. Mungkin ia punya sisi melankolis, sehingga nangis pasca melukai. Atau lidahnya kecokot saat ngunyah maeman. Atau, dia benar-benar mengeluarkan air mata buaya alias sedih bohong-bohongan.
Tapi nyatanya, tiga kemungkinan di atas hanya ngawur belaka. Sebab, buaya memang mengeluarkan air mata saat maem. Tapi, hal ini bukan karena buaya sedyh dan memiliki sisi sensitif. Ada penjelasan fisiologi untuk fenomena ini.
Pada 2007, Science Daily melaporkan bahwa ahli zoologi, Ken Vliet dan konsultan neurologi, Dr. D. Malcolm Shaner melakukan pengamatan mendalam terhadap buaya saat sedang mengunyah makanan.
Mereka berdua menemukan reptil besar itu mengeluarkan air mata berupa buih dan gelembung di sekitar mata mereka. Vliet menyimpulkan, produksi air mata itu berasal dari desisan dan teriakan yang dibuat buaya ketika melahap mangsa.
Saat mulut buaya melakukan giat kunyah-kunyah, kondisi itu memicu udara dari sinus merangsang kelenjar air mata sehingga menghasilkan air mata berlebih. Beberapa udara yang keluar, menghasilkan buih dan gelembung di sekitar mata.
Dilansir dari Today I Found Out, Adam Britton, seorang pakar buaya beropini bahwa air mata itu keluar karena buaya menggigit mangsanya dengan keras. Ketika buaya terlalu berusaha melahap mangsa, saluran air mata terperas dan akhirnya mengeluarkan air.
Britton percaya, buaya memiliki cadangan air mata besar di bawah mata yang terhubung dengan rahang. Waah. Jadi menurut Britton, air mata itu bukan karena kesedihan dan penyesalan, tapi karena keserakahan. Hmm
Sementara itu, ahli lain menegaskan bahwa air mata buaya berfungsi melindungi mata ketika sedang bertarung dengan musuh. Air mata ini membantu menjaga mata agar tidak rusak karena pertarungan dengan binatang lain.
Pendapat ahli lain ini juga oke punya. Air mata memang berfungsi melindungi diri dari musuh. Lebih tepatnya, melindungi diri dari terungkapnya sebuah kebohongan dan kesalahan ~
Sebuah studi yang dimuat dalam jurnal berjudul Frontiers in Veterinary Science menerangkan bahwa air mata hewan, salah satunya adalah buaya, punya kemiripan dengan manusia.
Mirip di sini, bukan mirip secara orientasi dan gelagat dan modus penggunaannya. Tapi mirip komposisi bahan kimia pembentuk air mata. Sehingga, kesimpulannya, air mata memiliki peran dalam adaptasi tubuh hewan ataupun mausia secara biologis.
Jadi, buaya memang punya air mata. Bukan air mata buaya yang sering kamu singgung-singgung itu. Hehe
Etapi, boleh lho, kalau pacar kamu sedang nangis, coba amati secara mendalam, lalu dengarkan, kalau ada suara desis-mendesis, berarti dia manusia jadi-jadian alias buaya beneran.