Jurnaba
Jurnaba
No Result
View All Result
Jurnaba

Di Sekitar Jendela Makrifat (2)

Yogi Abdul Gofur by Yogi Abdul Gofur
24/12/2022
in Fiksi Akhir Pekan
Di Sekitar Jendela Makrifat (2)

Ojo kesusu bukak jendela. Yen awakmu durung siap nompo nur utawi cahaya.

Lagu “Mawthini” menggema di warung kopi. Kebetulan timnas Irak sedang berlaga.

Orang-orang Irak yang melangkahkan kaki di depan warung kopi, sesekali membuang pandangan ke televisi.

Kaca di bagian depan warung kopi merekam puluhan pasang mata. Kaca yang bening. Eksistensi kaca dilahap oleh esensinya. Zat yang ‘ada’ namun seakan-akan tiada.

Alexandra merenung dan bergumam dalam sanubari, “Kapan saya segera mungkin bisa menyelesaikan tesis? Hmmm.”

Alexandra bangkit dari duduknya. Merapikan kerah baju. Mengusap mahkota kepala. Kemudian tangan kanannya meraih rangsel.

Alexandra bergegas menuju pintu keluar. Ia ingin berperan menjadi lakon dalam dongeng 1001 malam.

Ia hanyut dalam sebuah malam di Baghdad. Langkah kakinya menjadi saksi bahwa ia pernah menginjak tanah Baghdad.

Yang dalam catatan sejarah kebudayaan Islam, pernah menjadi kota yang memiliki peradaban maju pada masanya.

Sebelum tidur, dia selalu berdo’a agar bisa dipertemukan dengan hujjatul Islam ‘Imam Ghazali’.

Namun, setelah ratusan kali berdo’a untuk ketemu Imam Ghazali, sekalipun tak pernah bermimpi.

Pernah pada suatu waktu. Bukan malah Imam Ghazali yang hadir dalam mimpi Alexandra, melainkan Ali.

Ali merupakan kawan dekat Alexandra di Pondok Pesantren yang berada di sekitar kaki gunung. Ali merupakan kawan dekat, kawan diskusi ushul fiqih, fiqih, tarikh, kaidah fiqih, nahwu dan shorof, filsafat, tasawuf, dan lain-lain.

Ketika muncul wajah Ali. Satu kata yang terbayang dalam ingatan Alexandra adalah burdah. Saat di pesantren, Ali sering memutar burdah saban hari via gawai sembari membaca dalail setelah salat lima waktu.

Ali berkata, “Eh, ente minta ketemu Imam Ghazali, secara sadar maupun tidak, ente melupakan guru kita, Kiai Jack. Yang dulu dengan tulus dan ikhlas saban ba’da subuh dan mata kita terkantuk-kantuk memberi penjelasan yang penuh dengan “wisdom”. Hingga ente berhasil membaca kitab Arba’in Fi Ushuluddin (Imam Ghazali) dengan metode bandongan bersama Kiai Jack. Ente membaca dengan “rasa” bukan hanya sekadar deretan mufrodat belaka, sadar woi.., sadar….,”

Tidak ada angin dan hujan. Tiba-tiba ada tangan menepuk pundak kanan Alexandra. Tangan Singh, kawan Alexandra dari Kalkuta, India.

Membangunkan Alexandra dari tidur pulasnya di sebuah maktabah megah yang berdiri gagah di Baghdad.

“Alex, let’s go home…”

“Ok.”

Setelah Alexandra memperoleh bunga tidur sejenak itu, sembari menyusuri jalan pulang menuju asrama, ia terus bermuhasabah.

Seketika itu juga, ia teringat dengan Kiai Jack, kiai yang mengasuh pondok pesantren yang digunakan untuk belajar cum berdiskusi hal ihwal tasawuf dan tarekat.”

Wasiat yang diberikan Kiai Jack kepada Alexandra, “Lex…ojo kesusu bukak jendela. Yen awakmu durung siap nompo nur utawi cahaya ‘makrifat’ saking Gusti Allah.”

Hingga memasuki usia kepala tiga dan telah lama meninggalkan bangku aliyah di pondok pesantren, Alexandra masih sering menggarukkan jari telunjuknya di bagian pelipis kiri ketika teringat wasiat dari Kiai Jack.

Tags: Fiksi Akhir PekanSufisme
Previous Post

Isi Momen PAS, MTs Al Yakin Pungpungan Laksanakan Outbound

Next Post

Senja Berikhtiar dan Tuhan yang Menentukan

BERITA MENARIK LAINNYA

Akar Kehidupan Membentuk Pohon Harapan 
Fiksi Akhir Pekan

Akar Kehidupan Membentuk Pohon Harapan 

15/05/2025
Biarkan Aku Tenggelam Sekali Lagi
Fiksi Akhir Pekan

Biarkan Aku Tenggelam Sekali Lagi

16/02/2025
Filsuf Gagal yang Menjadi Sales Bank
Fiksi Akhir Pekan

Filsuf Gagal yang Menjadi Sales Bank

12/06/2024

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Anyar Nabs

KOPRI PC PMII Bojonegoro Ajak Generasi Muda Lindungi Anak Dari Penikahan Dini

KOPRI PC PMII Bojonegoro Ajak Generasi Muda Lindungi Anak Dari Penikahan Dini

23/05/2025
Suluk Geobiculta: Kearifan Lokal sebagai Pilar Pendidikan

Suluk Geobiculta: Kearifan Lokal sebagai Pilar Pendidikan

22/05/2025
Serabi, Perhatian Pembangkit Kenangan

Serabi, Perhatian Pembangkit Kenangan

21/05/2025
Ekoteologi: Saatnya Belajar dari Pohon

Ekoteologi: Saatnya Belajar dari Pohon

20/05/2025
  • Home
  • Tentang
  • Aturan Privasi
  • Kirim Konten
  • Penerbit Jurnaba
  • Kontak
No Result
View All Result
  • PERISTIWA
  • JURNAKULTURA
  • DESTINASI
  • FIGUR
  • CECURHATAN
  • MANUSKRIP
  • FIKSI AKHIR PEKAN
  • SAINSKLOPEDIA
  • PUBLIKASI
  • JURNAKOLOGI

© Jurnaba.co All Rights Reserved

error: