Era disrupsi teknologi dan budaya yang mengejar kecepatan instan, memunculkan fenomena muslimah modern nan berkualitas.
Muslimah berkualitas, menjadi sosok inspiratif tersendiri di era pesatnya teknologi dan informasi sekarang ini. Pasalnya, hari muncul sosok muslimah modern nan berkualitas di berbagai media, sebut saja Oki Setiana Dewi atau yang kerap dipanggil ustadzah Oki.
Ada lagi yang menjadi sosok inspiratif bagi pemuda khususnya wanita muslimah Indonesia ada Sherly Annavita Rahmy.
Dua wanita tersebut, merupakan dua diantara masih banyaknya wanita berkualitas di bumi pertiwi ini. Mungkin juga anda pembaca budiman yang akan termasuk menjadi ustadzah-ustadzah yang penulis sebutkan berikutnya.
Dalam sebuah hadis, Rasulullah Saw bersabda “Wanita adalah tiang negara.” Jadi, apabila wanita dalam negara itu baik, baiklah pula negara tersebut. Bila kebalikannya, maka rusaklah negara tersebut.
Seorang wanita muslimah atau perempuan-perempuan yang terlahir sebagai wanita muslimah, sudah seharusnya meningkatkan kualitas dalam dirinya baik dari segi dunia juga akhirat.
Mengembangkan berbagai potensi yang Allah karuniakan kepadanya sebagai seorang wanita muslimah meliputi, taat kepada Allah dan Rasul-Nya serta senantiasa berjuang untuk memakmurkan bumi tempat ia berpijak. Maksudnya adalah, menebar kebermanfaatan dari mulai yang terkecil hingga menjadi besar dan meluas.
Di era seperti sekarang ini, atau sering disebut era distrupsi 4.0 dan industri 5.0, tentu menjadi tantangan tersendiri untuk wanita muslimah dalam membentuk diri menjadi muslimah berkualitas.
Lalu bagaimana cara membentuk diri menjadi wanita muslimah berkualitas? Berikut penulis paparkan cara untuk membentuk diri menjadi wanita muslimah berkualitas, penulis memaparkan berdasarkan pengalaman dan amatan penulis terhadap masyarakat pada umumnya.
Pertama, selalu mengupayakan untuk senantiasa mengingat Allah dan Rasul-Nya. Dengan shalat tepat pada waktunya plus ditambah ibadah sunnahnya.
Kedua, menggunakan waktu dengan sebaik mungkin. Untuk beramal dunia dan akhirat dalam sehari 24 jam yang dimilikinya. Misalnya, pagi hari untuk membaca Al-Qur’an dan mentadaburinya, adapun siangnya untuk bekerja. Bisa dengan memaksimalkan potensi yang dimiliki dengan menyalurkan bakat dan minat yang dimilikinya.
Ketiga, banyak membaca buku yang dapat meningkatkan kualitas diri. Bisa diimbangkan dengan buku ilmu pengetahuan dan buku ilmu agama.
Keempat, mengikuti kajian-kajian Islami. Karena dari situ seorang wanita muslimah akan lebih dekat dengan Tuhannya dan terasa lebih tenang.
Kelima, memiliki visi dan misi yang ingin dicapai. Visi sendiri adalah cita-cita atau pencapaian sedangkan misi adalah suatu cara untuk mewujudkan visi tadi.
Keenam, muslimah yang berkualitas selanjutnya hendaknya selalu menjaga diri dari perbuatan maksiat yang dilarang oleh agama. Terlebih di zaman sekarang yang menjadi penyakit pemuda adalah pacaran. Dalam Islam sendiri pacaran itu dilarang.
Maka seyogyanya sebagai muslimah yang baik dengan kualitas yang mumpuni menjauhkan diri dari perkara yang dilarang. Karena sesungguhnya wanita adalah mitra bagi kaum laki-laki. Dan siapa yang mendapatkan istri salehah berarti Allah telah membantu laki-laki tersebut mewujudkan separuh agamanya (Islam).
Wanita muslimah berkualitas, merupakan pencetak para generasi baik dimasa yang akan datang. Dengan kualitas yang dimilikinya, tentu terdapat harapan besar agar dia dapat membimbing dan mendidik anak-anaknya menjadi generasi Islami yang berbudi baik, berwawasan luas, dan mampu menumbuhkan diri sebagai khalifah dan Abdullah di muka bumi ini. Muslimah berkualitas, menjadi sebuah wadah istimewa untuk menumbuhkan generasi harapan bangsa, negara dan agama.
Penulis adalah Mahasiswi PAI UNUGIRI Bojonegoro.