Pemerintah Provinsi Jawa Timur melalui Biro Perekonomian menggelar Festival Ekonomi Milenials. Acara digelar di Grand City Surabaya, mulai tanggal 12 – 15 Desember 2019 ini, menawarkan rangkaian acara menarik.
Ada pameran usaha milenial, talkshow, dan kelas yang menghadirkan mentor dari berbagai bidang keahlian.
Acara ini punya tujuan yang tidak kalah keren, Nabs. Yaitu mengkampanyekan model pekerjaan baru yang bisa jadi solusi buat para milenial. Hal ini berkaitan pula dengan tren gig economy yang telah dilakukan di berbagai negara.
Lalu bagaimana strategi pemerintah memaksimalkannya? Yuk kita bahas bersama.
Era milenial secara tidak langsung menuntut manusia untuk terus berinovasi. Termasuk revolusi dalam hal ekonomi. Pilihan cara untuk mendapatkan uang semakin beragam. Tidak hanya bekerja dan berwirausaha. Menjadi professional freelancer atau pekerja lepas profesional juga bisa menjadi solusi.
Peluang ini yang ditangkap pemerintah Provinsi Jawa Timur dengan Millennial Job Center (MJC). Sebuah program yang mempertemukan talenta, mentor dan klien dalam satu platform.
Nabs, semua bisa mengakses platform tersebut melalui tautan http://mjc.jatimprov.go.id. Di sana, terdapat proyek freelance dalam berbagai bidang keahlian.
Untuk mengamplifikasi program terbaru tersebut, Pemerintah Provinsi, melalui Biro Perekonomian, mengadakan Festival Ekonomi Milenials.
Menurut penuturan Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Dardak, festival ini punya tujuan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Jawa Timur dengan ekonomi kreatif para milenial.
Sebagai provinsi pertama yang menjemput era gig economy, Jawa Timur punya tujuan dan strategi yang matang. Bisa dirangkum, Jawa Timur memiliki lima tujuan;
Pertama, meningkatkan ekonomi nasional dengan mengembangkan ekonomi kreatif. Kedua, mengeksplorasi daya kreasi dan daya cipta anak negeri.
Ketiga, mengenalkan produk usaha kreatif asal Jawa Timur. Keempat, meningkatkan kualitas dan mengembangkan desain baru di ranah ekonomi milenial. Kelima, meberikan kesempatan kepada para pelaku ekonomi kreatif untuk mengembangkan usahanya.
Wakil Gubernur asal Trenggalek ini juga berharap, 2-3 persen pertumbuhan ekonomi Jawa Timur bisa didongkrak sektor ekonomi kreatif. Menurutnya, ekonomi kreatif tidak hanya eksklusif untuk pemuda dan orang kota saja.
Saat ini kreativitas dan ekonomi tidak bisa dipisahkan. Potensi ekonomi daerah bisa diolah dengan kreativitas dan inovasi mutakhir.
“Ekonomi dan kreativitas tidak dapat dipisahkan, karena saat ini pasar lebih menyukai produk yang memiliki keunikan. Harapannya, ekonomi kreatif bisa menumbuhkan 2-3 persen ekonomi Jawa Timur,” ujar Emil.
Untuk itu, Festival Ekonomi Milenials didesain secara inklusif. Harapannya, acara ini bisa menjembatani pertemuan antara pelaku ekonomi kreatif dengan para talenta, mentor dan klien di Millennial Job Center.
Di festival ini, terdapat booth ekonomi kreatif, klien perusahaan yang telah bekerjasama dengan MJC, talkshow dengan mentor ahli di berbagai bidang kemampuan, serta kelas-kelas kecil.
Pengunjung bisa berinteraksi dengan para pelaku ekonomi kreatif. Salah satunya adalah kreator kostum film dan festival asal Malang, Fufu Armor.
Selain itu, panitia juga mendatangkan pembicara sekaligus mentor keren dari berbagai bidang keahlian. Termasuk Andry Boim dari Juni Group, label yang menaungi penyanyi Raisa dan Isyana.
Untuk melingkupi potensi Jawa Timur secara maksimal, Kepala Biro Administrasi Perekonomian Setdaprov Jatim, Dyah Wahyu Ermawati mengatakan, ada 16 sub sektor ekonomi kreatif yang digarap.
Antara lain kuliner, musik, seni rupa, kriya hingga bidang digital. Hal ini dituangkan dalam rangkaian Festival Ekonomi Milenials.
Dyah juga menambahkan bahwa road map pembangunan ekonomi kreatif telah disusun sedemikian rupa. Tentunya dengan sinergi antar sektor, termasuk Badan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Jawa Timur. Harapannya, pemerintah dapat menemukan cluster sub sektor potensial.
“Bappeda Provinsi Jawa Timur telah membuat road map pembangunan ekonomi kreatif. tahun depan, harapannya pemerintah sudah menemukan sub sektor yang potensial, dan membuat wajah ekonomi kreatif Jatim makin kuat.
Tahun 2019 menjadi tahun pertama atau pilot project dari Festival Ekonomi Milenials. Harapannya, acara ini bisa terus berlangsung setiap tahunnya. Tentunya dengan menghadirkan lebih banyak mentor dari berbagai wilayah di Indonesia. Supaya milenial Jawa Timur bisa terinspirasi dan mampu memaksimalkan potensinya.