Selain bermaaf-maafan, yang khas dari lebaran adalah jajanan. Nah, di balik jajanan yang dimakan secara sadar atau tidak itu, ternyata terdapat filosofi dan misteri yang belum sepenuhnya terpecahkan.
Jamuan lebaran dari tahun ke tahun mengalami perubahan. Jamuan juga bisa digunakan untuk mengetahui dimana kita berada. Di wilayah rural jamuan lebaran biasanya ada olahan hasil bercocok tanam seperti kacang dan jagung godok, kemplang, madumongso, kucur, gapit, kue moho, apam, rengginang, pisang, dan sebagainya. Dikombinasikan dengan minuman seperti wedang kopi, jahe, teh, serai, setrup, dan lain-lain.
Di kawasan urban, Nabsky jarang menemui jamuan seperti itu. Beberapa jamuan yang biasanya ditemui seperti astor dan jenis-jenis biskuit. Ditemani hidangan pelepas dahaga seperti air minum dalam kemasan. Namun hal tersebut tidak sepenuhnya berlaku di beberapa daerah. Terbukti dengan kemajuan iptek, jajanan urban juga bisa ditemui di wilayah rural.
Setiap jamuan memiliki filosofi tersendiri. Apem misalnya, berasal dari bahasa Arab afuan/afuwwun yang berarti ampunan. Semoga olahan apem yang dimakan larut dalam proses pencernaan dan jiwa-jiwa yang mudah memaafkan bersemayam dalam badan.
Madumongso, jamuan yang manis seperti madu, dibuat pada mangsa atau waktu tertentu wabil khusus ketika lebaran. Beragam ibrah yang bisa dipetik dari madumongso seperti tafsir tentang waktu. Segala sesuatu ada waktunya, dan lebih bermakna apabila melakukan sesuatu pada waktu semestinya.
Selain itu, jamuan lebaran juga mengajarkan kesabaran dan mensyukuri nikmat yang diterima. Ketika melihat kaleng biskuit yang mengkilat plus berwarna merah merona, berfikir akan memperoleh jamuan sebagaimana mestinya.
Namun apa daya, sim salabim abra kadabra ketika tutup biskuit dibuka, isi tidak sesuai ekspektasi, wqwqwq. Tidak ada jalan lain selain mensyukuri dan menerima dengan ikhlas hati.
Kue astor biasanya identik dengan stick yang berwarna hitam dan putih. Mengibaratkan bahwa dalam kehidupan itu terdapat hal-hal yang baik dan kurang baik. Hal-hal baik bisa disimbolkan dengan warna putih, kemudian hal-hal kurang baik berwarna hitam. Paduan dua warna yang melekat pada jamuan itu memunculkan keindahan.
Maka, bagi yang senang melakukan hal-hal baik teruslah berbuat baik. Bagi yang telah melakukan hal-hal kurang baik, jangan berkecil hati sebab sesuatu yang dianggap baik, itu karena ada hal-hal kurang baik.
Namun tetaplah santun dan santuy, dan berpikiran positif kapanpun dan dimanapun berada, sebab bisa jadi yang dulunya suka melakukan hal-hal baik, bertranformasi gemar melakukan hal-hal kurang baik, begitupun sebaliknya.
Biasanya jajanan lebaran dari rumah ke rumah pasti berbeda. Tentu pernah ketika melihat jamuan yang dikemas dalam kantong plastik. Mengambil maupun menerima jamuan begitu saja, eh ndilalah ketika plastik dibuka terdapat benda yang mirip dengan surat.
Pastinya bukan surat cinta loh, Nabs. Namun isinya uang yang ada di amplop. Hal tersebut mengingatkan pada adagium bagai mendapat durian runtuh.
Ketika ada makanan gandengannya minuman. Begitupun dengan jamuan minuman. Melihat sebuah kardus air minum dalam kemasan, ketika dibuka isinya minuman sari buah.
Begitupun sebaliknya, kardusnya bergambar minuman sari buah, namun isinya air minum dalam kemasan. Nabsky bebas menafsirkan. Dari hal itu, memberikan ibrah pada kita agar tidak hanya melihat pada kemasan. Seyogianya lebih pada isi dan manfaat.
Jajanan lebaran di rumah sendiri pastinya ada dan beraneka warna. Namun hasrat untuk membeli jamuan di luar atau njajan bersama kawan tentu ada, bahkan nafsu njanjan berlipat ganda apalagi ketika lebaran menyapa.
Memang kehidupan ini penuh dengan misteri. Dari situ misteri tidak hanya berhubungan dengan cerita setan melainkan juga ada dalam jajanan lebaran. Itulah nabs, sedikit deskripsi di balik jajanan lebaran, terdapat filosofi dan misteri yang bersemayam.