Siapa yang belum mengenal atlet balap bernama Niki Lauda? Nabsky pecinta Formula 1 pastinya tahu mantan juara dunia balap ini. Niki Lauda dulunya merupakan seorang pembalap Formula 1 asal Austria.
Namun, Senin (20/5/2019) kemarin merupakan kabar duka bagi dunia balap. Niki Lauda berpulang pada usia 70 tahun akibat penyakit ginjal yang dia derita.
Nama Niki Lauda begitu melegenda karena prestasi-prestasi yang pernah dia torehkan. Bahkan, perjalanan karir balapnya dikisahkan melalui film berjudul Rush pada 2013.
Film tersebut mengisahkan rivalitas Niki Lauda dengan sesame atlet balap Formula 1 bernama James Hunt. Film dengan genre biography tersebut memiliki rate 89 persen di Rotten Tomatoes.
Rivalitas antara Niki Lauda dan James Hunt terjadi pada 1970-an di sebuah ajang Grand Prix Formula 1. Niki Lauda diperankan oleh Daniel Bruhl. Sedangkan James Hunt diperankan oleh Chris Hemsworth.
Film Rush menceritakan rivalitas mereka berdua, baik di atas sirkuit balap maupun kehidupan di luar sirkuit. Melansir IMDb, film produksi Universal Pictures tersebut memperoleh 6 penghargaan dan 63 kali masuk nominasi festival film.
Meskipun mereka berdua sebagai rival, tetapi mereka memiliki hubungan persahabatan yang cukup erat. Kisah mereka di film tersebut dikemasi dramatis, tetapi sangat inspiratif.
Melalui rivalitas dalam berkompetisi, mereka saling berebut posisi untuk menorehkan prestasi kelas dunia. Niki Lauda dan James Hunt tentunya menjadi sosok panutan bagi pembalap.
Niki Lauda menjadi juara dunia F1 pada 1975, 1977, dan 1984. Dia merupakan sosok yang sangat dikagumi di lingkungan balapan mobil kursi tunggal tersebut.
Mengutip The Guardian yang dilansir Beritagar, keluarganya mengisahkan secara singkat pencapaian Lauda. Dia tak kenal pernah lelah dalam beraksi. Baik sebagai atlet maupun pengusaha. Gaya Lauda yang blak-blakan akan selalu diingat.
“Dia adalah panutan, seorang suami, ayah, dan kakek yang baik. Kami kehilangan sosoknya,” demikian pernyataan keluarganya.
Pada 1976, Niki Lauda mengalami kecelakaan hebat di sirkuit Nurburgring saat GP Jerman. Kala itu, dia menduduki posisi sebagai kandidat juara dunia.
Kecelakaan tersebut membuat dia mengalami luka bakar dan harus menjalani operasi. Namun, setelah 6 bulan dia kembali ke sirkuit untuk mengikuti balapan.
Prestasi Niki Lauda sebagai juara di dunia balap berakhir pada 1984. Tepat setahun setelahnya dia pensiun dan kembali ke Austria. Dia mendirikan dua perusahaan penerbangan di negara asalnya. Dia juga menjadi pilot hingga usia 60-an.
Bersamaan dengan itu, dia masih berperan di dunia balap sebagai Direktur non-Eksekutif Mercedes AMG GP sejak 2012.
Sebagai seorang legenda, nama Niki Lauda tidak akan pernah hilang. Sosok Niki Lauda pun menjadi panutan. Namanya akan selalu berada di hati para penggemar.
Misalnya seorang pembalap dari Indonesia, Rio Haryanto. Meski sudah tidak lagi sebagai pembalap, Rio sempat mengharumkan nama Indonesia di ajang Formula 1 pada 2016 lalu. Ini termasuk prestasi besar bagi Indonesia di dunia balap mobil berkursi tunggal.