Sabtu (6/4/2019) kemarin, Pusat Belajar Guru (PBG) Bojonegoro mengadakan acara di aula Dinas Pendidikan Kabupaten Bojonegoro, Jalan Pattimura. Acara tersebut bertajuk Gelar Puncak Karya dan peluncuran 39 judul buku dari guru Bojonegoro.
Gelar Puncak Karya dan peluncuran 39 judul buku. Buku-buku tersebut merupakan hasil dari kreativitas guru di Bojonegoro.
Program dari PBG ini sendiri merupakan bentuk dukungan Exxon Mobil Cepu Limited pada bidang pendidikan di Bojonegoro. Khususnya pada kapasitas guru sebagai tenaga pendidik.
Acara dihadiri oleh ratusan guru dari Bojonegoro, mulai dari TK/Paud hingga SMA/Sederajat. Tidak terkecuali para kepala sekolah turut hadir. Acara tersebut mengusung tema Peningkatan Kompetensi Guru dalam Penerapan Pendidikan Berkarakter.
Para guru sudah berupaya meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah seluruh wilayah Bojonegoro. Selama ini, guru yang tergabung dalam PBG mendapat pelatihan seputar metode pembelajaran. Tentu saja terkait dengan kurikulum pendidikan yang terfokus pada karakter peserta didik.
Setelah pelatihan selesai dilakukan PBG, para guru menelurkan hasil kreativitasnya dalam sebuah buku. Buku karya guru-guru tersebut kemudian apresiasi melalui acara Gelar Puncak Karya. Setelah peluncuran buku, diharap nanti akan muncul kembali karya berikutnya.

Kepala Dinas Pendidikan Bojonegoro, Hanafi, mengatakan bahwa acara tersebut merupakan puncak kegiatan PBG. Selama mengikuti kegiatan PBG, para guru diberi berbagai macam materi. Hal itu mampu memberikan pengalaman yang baik bagi guru. Termasuk pengalaman dalam menulis buku.
“Hari ini merupakan puncak acara PBG sekaligus launching 39 buku karya guru-guru PBG,” kata Hanafi.
Buku karya para guru perlu diapresiasi. Peningkatan kualitas literasi di kalangan guru nantinya berdampak bertambahnya referensi bagi dunia pendidikan. Khususnya di Kabupaten Bojonegoro. Hal ini akan sejalan dengan peningkatan kualitas literasi siswa sekolah.
Kepala Kantor Kementrian Agama Kabupaten Bojonegoro, Samsuri, mengatakan bahwa guru harus mendidik karakter murid. Hal ini sejalan dengan kurikulum pendidikan tahun 2016 yang terfokus pada penguatan karakter peserta didik.
Seorang guru tidak hanya mengajarkan mata pelajaran, namun juga membangun karakter siswa. Penting bagi guru untuk mendidik perilaku siswa, bukan hanya softskill saja.
“Mendidik itu jangan cuma diajarkan saja, tapi juga harus dicontohkan,” kata Samsuri.
Oleh karena itu, peserta didik berpotensi terinspirasi dari karya-karya para guru. Dengan demikian siswa akan mengikuti guru dalam berkarya. Terlebih berkarya dalam literasi. Seperti yang kita semua tahu bahwa literasi sangat erat kaitannya dengan dunia pendidikan.
Mengajar dan mendidik merupakan dua hal yang berbeda. Menurut KBBI, mengajar merupakan memberi pelajaran. Sedangkan mendidik adalah memelihara dan melatih mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran.
Jadi sebagai pendidik, guru harus memelihara dan melatih kecerdasan anak didiknya. Bukan hanya diberi berbagai mata pelajaran seperti yang ada di buku. Salah satu pola pendidikan adalah mengajari dengan memberikan contoh. Khususnya dalam hal perilaku.
Gelar Puncak Karya dan peluncuran 39 judul buku dari Pusat Belajar Guru Bojonegoro yang didukung oleh Exxon Mobil Cepu Limited ini adalah langkah nyata dalam meningkatkan budaya literasi di bumi Angling Dharma. Yuk Nabs, dukung terus karya dari guru-guru yang ada di Bojonegoro.