Histourisme adalah program history tour yang diadakan Tim Jurnaba. Kali ini, kami akan mengulas lokasi istimewa bernama Goa Sentono. Sebuah tempat wisata bersejarah yang jadi pembatas antara Jawa Timur dan Jawa Tengah.
Secara administratif, Goa Sentono terletak di dekat Menden, Blora (Jawa Tengah). Namun secara posisi, lokasi Goa Sentono ini berada tepat di seberang Jipangulu, Margomulyo, Bojonegoro (Jawa Timur). Goa Sentono sangat menarik karena ia jadi titik temu antara kutub Jawa Timur dan kutub Jawa Tengah.
Goa Sentono jadi lokasi wisata alternatif yang cukup menarik di wilayah Blora dan Bojonegoro. Beberapa tahun belakangan, tempat ini mulai dirawat secara serius. Ini terbukti dari adanya Taman Sentono, yang berada tepat di atas Goa Sentono.
Taman Sentono merupakan hamparan bukit berisi ornamen batu bata kuno. Taman ini berlokasi tepat di atas Goa Sentono. Menariknya, jarak antara taman dan goa, diberi koridor penghubung berupa tlundakan beton. Vibes-nya mirip banget sama The Great Wall of Cina lho, Nabs. Beneran.
Dalam paradigma tekstur geografis, Goa Sentono merupakan sedinding tebing bergoa, yang berada di atas Bengawan Solo. Tinggi Tebing Goa Sentono ini, diperkirakan sekitar 30 meter dari sungai. Artinya, tempat ini merupakan tebing bantaran Bengawan.
Nabs, tebing Goa Sentono merupakan tebing tertinggi yang ada di pinggir jalur Bengawan Solo. Yaps, dari seluruh bantaran Bengawan yang ada di Solo hingga Gresik, tebing Goa Sentono ini terbukti sebagai bantaran memiliki ukuran paling tinggi.
Ini menjadikan Goa Sentono menarik. Jadi, saat berada di atas Taman Sentono, kita bisa melihat view di sekitar lokasi tersebut. Termasuk melihat ujung dari wilayah Bojonegoro (Jawa Timur) dan Blora (Jawa Tengah). Ohya, Taman Sentono ini ada pagar pengamannya. Jadi lebih nyaman.
Selain keberadaan tebing bergoa, tekstur batuan di Goa Sentono juga amat bagus dan eksotis. Banyak Batu Padas Putih berpasir khas Batu Njipangan. Ini ciri khas batuan Bengawan Kendeng Utara. Batu Padas Putih berpasir ini, banyak juga ditemui di Jipangulu dan Tebon. Pusat-pusat peradaban Jipang selalu ditandai keberadaannya.
Nabs, Goa Sentono termasuk kawasan penting dan bersejarah lho. Dalam Ensiklopedi dongeng hantu-hantu sungai berjudul Cariyasipun Benawi Sala (1916), Goa Sentono disebut sebagai lokasi spesial. Sebuah kelokan sungai yang di atasnya terdapat goa. Sementara di atas goa tersebut, terdapat astana petilasan dakwah Sunan Bonang.
Artinya, sejak tahun 1916 M, Goa Sentono ini sudah terkenal sebagai lokasi dakwah Sunan Bonang. Tentunya, sejak awal abad 20 M pula, tempat ini sudah masyhur sebagai titik peradaban Islam yang menarik untuk dikunjungi dan diziarahi. Maka bukan kebetulan jika saat ini, Goa Sentono ini jadi lokasi wisata.
Titik lokasi Goa Sentono juga dicatat dalam peta tahun 1866 M, koleksi Digital Library of Leiden University. Dalam peta abad 19 M itu, tampak jelas begitu dekat Gowa Sentono (Blora) dengan Jipangulu (Bojonegoro). Dua lokasi itu, merupakan satu kesatuan dari peradaban Jipang. Khususnya Jipang wilayah Hulu (pangkal).
Peradaban Goa Sentono, khususnya dalam hal persebaran Islam, berhubungan kuat dengan Jipangulu. Jika Goa Sentono menjadi lokasi dakwah Sunan Bonang, maka Jipangulu adalah lokasi dakwah Patinggi Jipangulu (Mbah Wali Jipangulu).
Menurut keterangan Hikayat Banjar dan Babad Cirebon, Mbah Wali Jipangulu ini adalah ayah mertua dari Sunan Ampel, sekaligus kakek dari Sunan Bonang. Sebab, istri Sunan Ampel (ibu Sunan Bonang) adalah putri dari Mbah Wali Jipangulu.
Nah, sampai di sini, kita tahu kan, betapa dekatnya peradaban Jipangulu (Bojonegoro) dan Goa Sentono (Blora). Keduanya satu kesatuan peradaban yang pernah dihuni dan dipimpin oleh tokoh-tokoh dari Keluarga Wali.
Terbukti kan, banyak sekali artefak berbahan Batuan Putih Padas khas Bengawan Kendeng. Artefak Batuan Putih Padas, memang jadi semacam identitas masuknya peradaban Islam, pasca peradaban Hindu Budha (batu andesit).
Posisi geografis Goa Sentono jadi simbol pertautan kultur Njipangan. Untuk diketahui, secara historiografi, Goa Sentono dan Menden adalah kesatuan mandala dari Jipangulu. Titik-titik itu, menggambarkan besarnya peradaban Tlatah Jipang. Khususnya wilayah Jipang di bagian Hulu (atas).
Wajib diketahui, Tlatah Jipang merupakan kesatuan imperium yang membentang dari Jipang Hulu (Margomulyo) sampai ke Jipang Hilir (Baureno), sesuai arah aliran Bengawan Solo. Tlatah Jipang sendiri, secara umum, teritorialnya meliputi Blora, Bojonegoro, dan Tuban Selatan. Wilayah yang dipagari Pegunungan Kendeng Utara.