Tanggal 15 Desember ditetapkan sebagai Hari Teh Internasional. Peringatan ini dirayakan sejak 2005 oleh negara-negara penghasil teh, termasuk Indonesia.
Nabsky, di Hari Teh Internasional ini, mari siapkan teh kesukaanmu. Jangan lupa cangkir kesayangan. Air panas, atau es juga boleh. Kalau suka cemal-cemil, boleh didekatkan. Sebab, kali ini kita bakal obral-obrol soal teh-tehan.
Teh salah satu minuman yang melegenda. Dari sejarah Kaisar Tiongkok hingga Imperium Inggris. Bukan hal yang mengagetkan sih, Nabs. Sebab minum teh tidak hanya memuaskan rasa dahaga, namun juga menyehatkan.
Daun muda tumbuhan ini mengandung polifenol, kafein, serta asam amino. Nah, kandungan ini ternyata baik untuk kesehatan loh, Nabs. Resep teh juga tidak berhenti berkembang. Bahan yang digunakan juga semakin beragam. Dari dedaunan hingga bebungaan.
Nah, hobi minum teh juga merambah Bojonegoro lho, Nabs. Pasti kita-kita juga termasuk di dalamnya. Kalau dianalisis berdasarkan kecenderungannya.. Ehm, ada lima jenis pecinta teh di Bojonegoro. Hi hi hi
1. Pemimik Teh Fundamentalis
Pemimik teh yang mengagungkan kemurnian teh. Jenis ini bisa dikatakan terinspirasi oleh Kaisar Tiongkok yang menjadikan teh sebagai ritual. Lengkap dengan teko, gelas, dan tata cara tertentu.
Meski begitu, mereka ini tidak menutup diri dari varian teh baru. Seperti varian teh ala-ala Inggris, yaitu earl grey, peppermint, dan chamomile (4). Bahkan, pemimik teh jenis ini tidak menolak teh khas Indonesia. Dari teh yang harus direbus agar jadi babonan, hingga teh celup. Varian tersebut akan diminum sesuai dengan mood kala itu.
Karakter khas pemimik teh ini adalah sikap mencintai rasa teh apa adanya. Tanpa banyak tambahan, seperti gula, susu, krimer, dll. Sebisa mungkin, apa yang dirasakan adalah kemurnian rasa, yang tidak dibuat-buat. Filosofis sekali kan, Nabs.
2. Pecinta Teh Manis
Asal manis, baik dingin maupun panas. Peminum teh ini sangat berkebalikan dengan jenis pertama. Tapi, jangan salah sangka dulu, Nabs. Peminum teh kedua ini juga filosofis dengan caranya sendiri.
Paduan wangi teh, pahit yang tipis, aftertaste sepet, dibalut dengan rasa manis. Ditambah es, cocok untuk mengobati gerah di siang hari. Diminum saat panas untuk menghangatkan sore hari yang mendung. Tentu tak kalah ciamik, Nabs.
Peminum teh manis tahu betul cara memperlakukan hidup yang kadang terasa pahit. Dengan merasakan manisnya teh, sebenarnya dia sedang berupaya menyentuh sisi pahit kehidupan dengan cara yang teramat elegan.
3. Pecinta Teh Eksperimentalis
Tidak hanya menyukai teh dengan tambahan gula. Tim ini juga suka mencampurkan susu, perisa buah, bahkan bubble. Nabsky tentu tidak asing dengan tren milk tea, thai tea, teh tarik, hingga bubble tea—- asal jangan tea-tea(s) airmata ya, Nabskuuh.
Kesemuanya memiliki cita rasa yang berbeda. Resepnya pun berasal dari tempat yang berbeda. Kekhasannya terdapat pada tekstur minuman yang pekat, creamy, dan manis.
Nah, peminum teh jenis ini menyukai rasa yang tidak konvensional. Apalagi teh jenis ini memang sedang hits, termasuk di Bojonegoro. Salah satu tempat yang menjual varian teh ini adalah Tekoku, di bilangan Basuki Rahmat.
Dari keterangan Luki Mardianto, pemilik kedai Tekoku, masyarakat Bojonegoro memang menggemari teh semacam ini. Bahkan, jika dibandingkan dengan kopi susu, varian minuman thai tea lebih banyak terjual di kedai Tekoku.
4. Pecinta Teh Anti-mainstream
Tim ini menggemari teh yang dibuat dari bahan-bahan herbal yang memiliki khasiat tertentu. Di Bojonegoro sendiri, terdapat varian teh yang masuk dalam kategori anti-mainstream ini.
Nabsky tentu sering mendengar manfaat daun kelor. Mulai dari manfaat untuk hal klenik hingga menjadi obat-obatan. Nah, masyarakat Desa Bogo, Kecamatan Kapas telah mengolah dan mengemas kelor menjadi berbagai produk. Salah satunya adalah teh kelor yang dibranding dengan nama Kelorita.
Nah, teh kelor tentu cocok bagi peminum teh anti-mainstream. Daun kelor memiliki aroma yang khas jika disajikan sebagai teh. Ditambah dengan manfaatnya bagi kesehatan, pasti ciamik.
5. Peminum Teh Pragmatis
Tim ini sangat menyukai teh yang memang praktis, enak pula. Nah, jenis teh yang banyak dikonsumsi tim ini adalah varian teh dalam kemasan, hingga teh instan dalam sachet. Terutama mereka yang pamitnya ngopi tapi yang dipesen teh hangat.
Tim ini bisa dibilang paling banyak dijumpai, Nabs. Coba saja iseng main ke minimarket, pasti kita akan berpapasan dengan pembeli teh dalam kotak maupun botol.
Atau coba saja tilik cafe atau warung kopi di dekatmu. Pasti mudah menemukan pengunjung minum es teh atau teh hangat. Tak peduli teh sachetan atau tidak. Di dunia yang serba cepat dan instan ini, menjadi pragmatis dalam meminum teh kadang juga penting ya, Nabs.
Nah, itu tadi 5 jenis dan karakter peminum teh di Bojonegoro, Nabs. Kalau kamu, jenis yang mana nih? Hihi.