Air merupakan elemen utama di bumi. Seperti kita ketahui, sebagaian besar unsur bumi adalah air. Tidak hanya bumi saja. Bahkan, sumber kehidupan juga berasal dari air. Seperti tubuh manusia sebagian besar juga terdiri dari cairan.
22 Maret ditetapkan sebagai hari air sedunia. Semacam perayaan yang ditujukan untuk menarik perhatian publik. Akan pentingnya air bersih dan pengelolaan sumber air bersih.
Nabs, peringatan ini ditetapkan pada sidang umum PBB ke 47 pada 1992 di Rio de Janeiro, Brazil. Sebuah momentum yang secara tidak langsung, mengakui betapa pentingnya peran air bagi kehidupan.
Apa jadinya ya, kehidupan tanpa air? yang ada hanya gersang, kering dan pecah-pecah kayak bibir kamu, Nabs. Masih banyak makhluk bumi yang belum merasakan kehadiran air bersih. Ini juga jadi fokus tujuan peringatan Hari Air Sedunia lho.
Nabs, air bersih masih sulit di dapat pada daerah pelosok. Selain akses, pengelolaan sumber air bersih juga belum terkordinasi. Ini berakibat masih adanya makhluk bumi yang belum menjamah air bersih.
Seperti kita ketahui bersama, terdapat banjir beberapa hari lalu. Apa kita menyalahkan air dan meminta air untuk bertanggung jawab? Tentu tidak, Nabs.
Air sedang berinisiatif untuk mengkordinasi dirinya, agar bisa dinikmati banyak orang.
Sebab, air tahu bahwa selama ini, belum banyak yang mengelola dirinya secara baik. Bahkan, ada pula yang belum merasakan kehadiran air bersih. Sebagaimana manusia, air pun datang untuk melimpahkan dirinya.
Namun, sebagai makhluk hidup — kita, manusia — dalam hati sempat berkata: “Ya jangan keroyokan juga datangnya, Njir.”
Bojonegoro yang identik dengan banjir, bisa jadi kerap membikin air pusing dan mara-mara. Mungkin karena tidak pandai menjaga lingkungan. Atau kerap melukai perasaan air. Jadi, kalau air datang dengan banyak pasukan, tentu wajar adanya.
Ehtapi, bukannya banjir itu kiriman dari kota lain? Hayo! Itu tandanya, yang harus menjaga lingkungan nggak cuma Bojonegoro kan ya. Tapi juga kota-kota tetangga yang dilintasi Bengawan Solo.
Air yang budiman, kalau ingin melimpahkan diri, mari saling kerja sama. Kita saling jaga. Air jaga manusia. Manusia juga jaga air. Selama ini, mungkin air kesal pada manusia. Seenaknya saja, mengelola tanpa perjanjian kerja sama.
Akibatnya, air muak lalu datang secara tiba-tiba dan keroyokan. Tujuannya, agar manusia sadar dan mau menjaga fungsi air sebagai penjaga lingkungan.
Ibarat makhluk hidup, rumah si air selalu dikotori manusia. Hingga akhirnya, air kesal karena perbuatan para tetangga, eh, manusia. Banjir pun datang sebagai respon kemarahan positif. Sebab bertujuan memberi kesadaran.
Jangan hanya reaktif karena adanya Hari Air Sedunia. Setidaknya, tiap detik berlalu, kita harus saling jaga dan melestarikan sumber daya alam. Agar air lebih memberikan berkah daripada musibah kepada makhluk hidup di dunia.
Selamat Hari Air Sedunia. Apabila kita bersahabat dengan air, maka ia bakal berlaku baik pada kita. Jaga kebersihan lingkungan ya, Nabs. Agar air bisa mengalir hingga ujung pelosok dunia.